Mewujudkan Keluarga Islami

Ilustrasi.

Di awal berkembangnya manusia, dari sejak keluarga Nabi Adam dan Hawwa, fondasi suatu keluarga menjadi sesuatu yang ditegaskan oleh Allah swt sebagai sebuah sarana untuk menegakkan kehidupan. Dan itulah salah satu tanda kekuasaan allah sejak zaman nabi Adam as sampai Allah mewariskan bumi ini beserta isinya. Dari itulah keluarga merupakan sistem Allah dalam islam, petunjuk Nabi, sekaligus prilaku atau akhlak bagi umat manusia. Karenanya, kehidupan sebuah keluarga muslim menjadi nilai ibadah yang komprehensif, dan tradisi yang harus dihidupkan, dan dibina secara terus menerus.

Keluarga adalah sistem ilahi yang diberikan oleh Allah swt untuk semua mahluk hidup yang telah di ciptak-Nya. Keluarga juga sebagai komponen terpenting dalam masyarakat, adalah cikal bakal yang membentuk karakter suatu bangsa. Jika keluarga terbentuk dengan baik dan benar, berati keluarga,masyarakat dan bangsa pun akan menjadi baik dan benar. Kehidupan keluarga, ibarat sebuah kapal yang membelah lautan. Tujuan yang ingin dijangkaunya sangat jauh, medan gelombang yang akan ditempuh bukanlah hal yang mudah untuk dilewati. Nah, disanalah sebuah keluarga akan diuji dalam mengendalikan arah kapal agar bisa menembus berbagai arah agar sampai ke tujuan. Terutama seorang ayah,yang akan membimbing semua keluarga,terutama istri dan anak-anaknya. Dan kemampuan kendali keluarga yang dipegang oleh seorang ayah, jika tanpa dukungan ketaan pada Allah SWT ,maka akan menjadi sebuah kapal yang mudah di ombang-ambingkan gelombang. Gampang dihanyutkan oleh terpaan angin. Penumpang kapal pun akan selalu berada dalam keadaan takut, khawatir,dan nyaris tidak akan ada kedamaian, ketenangan dan sebuah kenangan yang akan dikenang.

BACA JUGA:  Menyelami Jurang Perbedaan Antar Generasi

Tetapi kondisi ini tidak akan terjadi pada sebuah keluarga yang selalu kerjasama, taat perintah Allah SWT, beramal shalih dan bertakwa,dan menjadikan keluarga sebagai patner agar lebih dekat denga Allah SWT baik itu antara anak denga orang tua. Dan itulah syarat akan hadirnya sebuah keluarga yang dinaungi ketenangan,kedamaiaan dan menegakkan perintah allah dan menjauhi larangannya. Mengabaikan hak-hak dan peraturan Allah swt, hanya akan memunculkan kondisi yang akan menjauhkan dari kenyamanan. Dan akan mendatangka situasi keluarga yang penuh denga kekerasan, dan ketertekana dari berbagai sisi.

Dan dari sisi inilah kita akan menemukan sebuag garis yang akan mengkaitkan antara ketaatan pada allah swt dan kebahagian sebuah keluarga. Dan dari sini pula kita akan melihat keadaan kondisi umat islam yang saat ini ternyata umat islam sangatlah jauh dari apa yang diinginkan islam. Dimana umat islam berada di masa penuh dengan ketidakadilan, tantangan, godaan, fitnah, kezaliman, dan kemaksiatan bahkan banyak yang terlena dengan dunia.

BACA JUGA:  Bahaya Bullying: Dampak Psikologis dan Sosial yang Merusak

Hingga, jelas jika kemudian dalam membentuk sebuah keluarga, maka hal itu pun akan menjadi bagian dari menjalankan agama. Memelihara keluarga adalah salah satu wujud keimanan, mencegah wabah yang mengancam keluarga adalah jihad, dan menjaga buah dari hasil kerja keras dalam menjaga keluarga untuk keturunan adalah bagian dari menegakkan syiar-syiar Allah swt.

Artinnya: “hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apai neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,” (Qs. At-Tahrim:6). Sebuah keluarga muslim apabila benar dalam membentuk dan penyiapannya, benar dalam pengamalan dan benar dalam sistem islam dalam kehidupan, maka menjadi batu bata pembentukan masyarakat Muslim yang komitmen dengan aturan Allah dalam kehidupan ini.

Jadi, saat ini keluarga muslim sangat membutuhkan seorang murobbi(pendidik) yang berwawasan luas,yang bisa mengikat atau menyatukan antara pemikiran dan praktik amalnya, berdasarkan prinsip ajaran islam yang jelas. Hal yang sangat penting saat ini adalah sosok pemimpin dalam keluarga yang memahami seluk-beluk tarbiyah (pendidikan dan pembinaan) yang mulia. Sosok pemimpin dalam keluarga itu harus menjadi panutan yang mampu mengatasi berbagai fenomena krisis sebuah keluarga.

BACA JUGA:  Anime, Sarana Mahasiswa Mengenal Budaya Jepang

Kita sebagai umat muslim harus menyadari perkembangan sosial dan agama yang terus mengancam generasi muda yang membuat mereka lupa tugas utama mereka. Terutama dalam perkembngan sebuah keluarga yang kehilangan rujukan syar’iyyah dan tidak mengetahui perkembngan, tuntutan, perubahan dan dinamika zaman, tidak mungkin bisa mereka memimpin sebuah keluarga.

Harus disadari juga bahwa berbicara tentang keluarga islam,maka akan berkaitan tentang keagungan nilai-nilai islam dalam membangun keluarga, penjelasan peran dan misi tidak ada manfaat jika sebatas bicara belaka tanpa disertai penyusunan,langkah-langkah,konsep, dan program dalam realita keluarga. dah hal ini karena praktik tarbiyah terdapat keluarga adalah proses yang bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan dimana setiap fase usia orang-orang di dalam sebuah keluarga tersebut memiliki sarana dan perangkatnya sendiri sangat vital dan tidal bisa disepelekan. Artinnya, proses pembinaan terhadap keluarga merupakan cara paling ideal bagi terwujudnya perbaikkan. (Lisa Andrina/STEI SEBI)