Menulislah Meski Kau Bukan Ahlinya

Ilustrasi. (Istimewa)

Menulis merupakan aktivitas yang positif. Dimana setiap orang bisa mengeluarkan pendapat, idea atau gagasannya dalam sebuah tulisan. Setiap orang tentu nya memiliki potensi nya masing-masing. Namun, tahukah bahwa kegiatan tulis-menulis dapat di lakukan oleh semua orang. Mencurahkan sebuah kata dan kalimat di atas kertas nyata ataupun kertas elektronik. Mencatatkan agar kita tidak lupa apa yang terjadi di masa kini. Lalu menjadi sebuah kenangan ataupun sejarah ataupun tulisan yang bermanfaat bagi diri maupun orang lain. Begitu pentingnya menulis, menuntut siapa saja untuk mampu menulis atau berkomunikasi tertulis dengan baik dan benar. Kita sering menipu diri dengan menyebut bahwa ‘saya tidak mampu menulis’. Sungguh banyak sekali orang-orang yang menyebutkan kata seperti itu. Bila kita renungi kembali, sejak dini kita telah dilatih untuk menulis. Mengarang, membuat puisi, dan lain sebagainya yang sebelumnya telah kita pelajari di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis. Belum terbiasa dan rasa malas yang terkadang hadir pada diri, itulah yang sebenarnya harus kita perangi. Menulis tidak selalu berkutat dengan buku tebal. Diary, artikel, puisi, essay, cerpen, dan lain sebagainya adalah tulisan sederhana yang dapat dilakukan oleh semua orang.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Namun, kadang untuk memulai semua itu orang sulit untuk memulainya. Apa yang mau di tulis ? mulai dari mana ? ah takut tulisan kita di kritik orang ? dan lain sebagai nya. kalimat-kalimat itu tentu saya sebagai pemerhati pernah mengalami nya. banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dalam menulis. Tahukah para ilmuan, filsuf dan para ulama terdahulu dan lain sebagainya. Setelah mereka meninggal, mereka meninggalkan sebuah karya. Karya yang di cari oleh para pencari ilmu. Melalui apa mereka memberikan sebuah karya ? dengan sebuah tulisan lah. Sehingga karya-karya mereka sampai saat ini dapat di kenang oleh zaman, sekalipun mereka sudah tiada. Petuah Ali bin Abi Thalib menyatakan “ ikatlah ilmu dengan Menulis” dan Imam Syafii berfatwa bahwa “Ilmu itu di ibaratkan binatang buruan yang sudah di tangkap sehingga untuk mengikatnya harus di tulis” Buya Hamka berpendapat dengan “menulis membuat hidup yang kita jalani ini tidak sekedar hidup” dengan tulisan ilmu dapat di abadikan walaupun pemiliknya sudah tidak ada lagi, Dasyatnya tulisan ini membuat generasi kita selanjutnya dapat mengetahui Ilmu-ilmu yang diciptakan pengetahuan-pengetahuan umum dan agama, informasi masalah Agama pun dapat di ketahui.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Sengaja saya singgung motivasi-motivasi diatas: jika kamu ingin menjadi penulis, atau setidaknya piawai menggoreskan tinta, kata kuncinya adalah ‘nekad’. Tolong buang jauh-jauh rasa pesimistis dalam diri anda. Karena bedanya penulis sama yang bukan penulis adalah dia sudah memulai nya menulis sedangkan kamu belum. Syarat yang paling mendasar adalah rakus dalam membaca dan mulailah untuk menulis. Apapun itu, tulisankanlah. Baca apa saja. Berita, Majalah, Informasi-Informasi dari Internet, Buku-Buku Fiksi non Fiksi dan lain sebagai nya. setelah itu tuangkan lah dalam sebuah tulisan. Jangan bingung lagi mau nulis apa, semua akan terasa mudah jika kamu sudah memulainya.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Ingat, Kegiatan menulis bukan untuk seorang “Penulis” saja bukan untuk seorang “Ahli” dalam bidang nya. namun, menulis dapat dilakukan oleh kita semua, yang punya tekad dan kemauan untuk memberikan sebuah karya untuk masyarakat luas yang akan terus di kenang sampai kita tiada. Percayalah semuanya sama. Cuma beda nya ya itu tadi, seorang penulis mereka telah lebih dahulu mencoba menulis dari pada kita. Kemudian mereka telah memberikan ratusan tulisan atau pun artikel nya dari buah pikirannya yang mereka alirkan melalui tangan nya.

Sudah siapkah untuk menulis ? atau masih takut ? atau mau nunggu dua hari, tiga hari, setahun atau sepuluh tahun lagi atau tetap mau mengurung diri bahwa kau bukan seorang pemenang ? menulislah, kau adalah seorang pemenang.

Ditulis oleh : Reni Marlina (Media Tabloid Intan’s Writer)

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait