Buang air kecil merupakan suatu proses alami dalam tubuh yang menandakan normalnya pencernaan dan kemudian dikeluarkannya kotoran dalam tubuh. Dalam aktivitas sehari-hari, tak jarang kita mendapati rasa ingin buang air kecil atau “kebelet”. Rasa kebelet buang air kecil ini datang tiba-tiba sesuai dengan pola minum kita dan juga berhubungan dengan suhu di sekitar kita. Misalnya di ruang ac, kita lebih sering kebelet buang air kecil dibanding di luar ruangan.
Tak jarang kita menahan rasa kebelet kencing ini dengan berbagai alasan, seperti dalam perjalanan, toilet jorok, bahkan hingga malas ke toilet. Walaupun demikian menahan buang air kecil tidak dapat disepelekan.
Saat menahan buang air kecil, kerap terasa pusing dan sakitnya bagian vital yang membuat rasa tersiksa. Selain rasa tersiksa tersebut ternyata menahan buang air kecil juga berbahaya bagi kesehatan. Kandung kemih kita yang rata-rata menampung 0,4 liter akan merenggang bila terlalu lama menahan buang air kecil menyebabkan sakitnya saat buang air kecil.
Selain itu, Dr Harrina Erlianti Rahardjoo, SpU, PhD, staf Departemen Urologi FKUI/RSCM mengatakan bahwa menahan air kencing bisa menyebabkan infeksi saluran kemih jika sering dilakukan.
Pada kaum hawa, terlalu sering menahan kencing bisa menyebabkan anyang-anyangan, sakit, dan air kencing berubah menjadi berwarna merah karena terjadinya infeksi.
Menahan buang air kecil juga dapat menyebabkan infeksi pada ginjal, karena penuhnya kandung kemih oleh urin yang mengandung bakteri, kandung kemih tak dapat menampung urin menyebabkan urin pun naik hingga ke ginjal. Urin yang mencapai ginjal dapat menyebabkan penyakit-penyakit berbahaya seperti batu ginjal dan gagal ginjal.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, jadi jangan menahan buang air kecil terlalu sering. Apalagi jika hanya lantaran malas ke toilet. Tak murahnya biaya pengobatan dan sakit yang di derita mungkin bisa menyadarkan kita tentang pentingnya buang air dalam kehidupan manusia. Selain itu tetap jagalah pola minum untuk menjaga kerja ginjal agar tetap optimal
Roza Andalika