Menemukan Kedamaian: Kisah Seorang Pemuda yang Masuk Islam

Menemukan Kedamaian: Kisah Seorang Pemuda yang Masuk Islam

DEPOKPOS – Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang mencari makna hidup yang lebih dalam. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Yovan, yang akhirnya menemukan jawabannya dalam Islam—agama yang selama ini mungkin tak terlalu ia pahami, namun kemudian membuka hatinya lewat kedamaian yang dia rasakan.

Yovan tumbuh dalam lingkungan sekuler di mana agama bukanlah sesuatu yang menjadi fokus utama. Namun, seiring bertambahnya usia, muncul pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya tentang kehidupan, tujuan, dan ketenangan batin. Ia mulai mencari-cari jawaban melalui buku, diskusi, bahkan meditasi—namun selalu merasa ada yang kurang.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan seorang teman Muslim di kampus yang memperkenalkannya pada nilai-nilai dasar dalam Islam. “Islam itu damai,” ujar temannya. Kalimat sederhana itu tertanam dalam benak Yovan.

BACA JUGA:  Fiqih Tanpa Fanatisme: Pentingnya Kajian Lintas Madzhab di Era Sekarang

Rasa penasaran membuat Yovan mulai membaca Al-Qur’an dan hadits. Ia terkesan dengan ajaran tentang kasih sayang, keadilan, toleransi, dan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Ia juga belajar bahwa Islam sangat menekankan pada perdamaian—baik dalam hubungan antar manusia maupun dalam hubungan manusia dengan Tuhan.

Yovan mengikuti kajian-kajian, berdialog dengan ustaz dan umat Muslim lainnya. Ia menemukan bahwa Islam bukan sekadar ritual ibadah, tapi cara hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan dengan nilai-nilai luhur dan cinta kasih.

BACA JUGA:  Fiqih Tanpa Fanatisme: Pentingnya Kajian Lintas Madzhab di Era Sekarang

Setelah melalui proses pencarian dan perenungan, Yovan pun mantap untuk memeluk Islam. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dengan hati penuh haru:

“Ashhadu alla ilaha illallah, wa ashhadu anna Muhammadur rasulullah.”
(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

Ia merasa seolah beban di hatinya terangkat. Kedamaian yang selama ini ia cari, kini ia rasakan dengan kuat.

Setelah menjadi Muslim, Yovan mulai menjalani hidup dengan cara baru. Ia lebih disiplin, lebih peka terhadap sesama, dan selalu berusaha menjaga hatinya agar tetap damai. Ia menyadari bahwa Islam bukan hanya agama, tapi petunjuk hidup yang membawa ketenangan.

BACA JUGA:  Fiqih Tanpa Fanatisme: Pentingnya Kajian Lintas Madzhab di Era Sekarang

Hari-harinya kini diisi dengan ibadah, belajar ilmu agama, dan berbagi kisah kepada mereka yang mungkin sedang mencari jawaban seperti dirinya dulu.

Kisah Yovan menunjukkan bahwa Islam, dengan segala kedalaman ajarannya, mampu menyentuh hati siapa saja yang tulus mencari kebenaran. Kedamaian yang dia temukan bukan sekadar teori, melainkan kenyataan yang ia rasakan setiap hari sebagai seorang Muslim.

Rajwa Ahmad Yasin Effendi

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait