Penerapan Islam Terhadap Penanganan Depresi Pada Kalangan Mahasiswa

Penerapan Islam Terhadap Penanganan Depresi Pada Kalangan Mahasiswa

DEPOKPOS – Menurut World Health Organization atau WHO (2017) pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 4.4% masyarakat secara global mengalami depresi. Total Individu yang diperkirakan mengalami depresi mencapai hingga 322 juta jiwa. Kasus depresi mengalami peningkatan sebesar 18.4% sejak tahun 2005 hingga tahun 2015.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus depresi secara global. Salah satunya kasus depresi pada kalangan mahasiswa yang terjadi semakin menigkat. Penelitian yang dilakukan oleh Northwestern Medicine (dalam Paul, 2011) satu dari empat hingga lima mahasiswa mendatangi klinik universitas masalah kesehatan yang mengalami depresi. Dua sampai tiga persen diantaranya memiliki pemikiran untuk meakhiri hidup nya. Karna tidak mampu dalam menyelesaikan masalah.

Bacaan Lainnya

Pada pandangan islam ujian dan cobaan pada dasarnya dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat dan kualitas diri manusia. Dengan adanya ujian ini adalah sebagai upaya manuasia dalam melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Sesuai dengan surat At-tin ayat 4 dan 5 yang mendekripsikan kehidupan, yang artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).”

Ayat tersebut menggambarkan seseorang itu sebenarnya diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan potensi yang luar biasa berupa akal. Dengan akal tersebut manusia sanggup untuk mengatasi segala tantangan, ujian dan cobaan, sehingga ia lulus ujian.

Manusia bisa meningkatkan derajatnya meraih kesenangan, kebahagiaan atas capainya tanpa mengorbankan sisi kesehatan mentalnya. Bila pergolakan jiwa ini berlangsung terus maka seseorang akan menjadi stress (tertekan batinnya) dan menuju pada tingkat depresi.

Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa depresi dapat menimpa kepada siapa saja dan tanpa pandang bulu dan tergantung pada kemampuan diri masing-masing dalam menemukan dan mengembangkan kekuatan diri yang telah diberikan oleh Allah dimaksud sebagai senjata dalam menghadapi ujian, cobaan dan melawan depresi.

Istilah depresi dikenalkan pertama kali oleh Meyer (1905) untuk menggambarkan suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, dan disertai gejala-gejala psikologis, gangguan somatik (fisik) maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan ke dalam gangguan afektif.

Depresi adalah kondisi emosional yang ditandai dengan kesedihan yang sangat amat mendalam, perasaan tidak berarti, bersalah, menarik diri dari orang lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan.

Depresi adalah gangguan mental yang sering terjadi, berawal dari stress yang tidak bias diatasi, lalu orang itu akan beralih ke fase depresi.

Islam mempunyai penerapan penanganan depresi yang dilakukan dengan terapi atau biasa dikenal dengan psikoterapi dalam islam. Psikoterapi yang dilakukan dalam penanganan depresi dalam islam yaitu:

Wudhu

Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh seseorang dosen spesialis kekebalan tubuh di universitas Ain Syams Kairo, Mesir, Dr. Majidah Amir yang juga bekerja sebagai konsultan terapi pengobatan alternatif, telah menyatakan bahwa berwudhu merupakan sarana yang sangat efektif untuk mengatasi keletihan dan kepenatan.

Di samping itu wudhu juga dapat memberikan suntikan semangat baru bagi seseorang. Ia juga menyatakan bahwa seorang muslim yang berwudhu untuk melakukan shalat dapat mengembalikan keseimbangan energy yang mengalir di dalam tubuhnya.

Berwudhu juga dapat memperbaiki jaringan tubuh seseorang karena dirinya telah dibersihkan dari kesalahan dan dosa-dosa yang memiliki pengaruh dan dampak besar terhadap kondisi psikologis dan fisiknya.

Adapun dari sudut lahiriah dan maknawinya, berwudhu merupakan obat positif terhadap semua anggota tubuh. Hal ini disebabkan, wudhu dapat mengobati kerapuhan yang terdapat pada tubuh.

Sholat

Ibnul Qayyim menjelaska hikmah dan faidah dalam sholat. Dia berkata, shalat mencegah perbuatan dosa, menangkal penyakit hati, mengusir penyakit tubuh, cahaya penerang hati, membuat wajah berseri-seri, menyehatkan badan dan jiwa, mendatangkan rezeki, mencegah kezaliman, serta menolong orang yang terzalimi.

Sholat juga dapat menerangi hati, melapangkan dada, serta menggairahkan jiwa dan raga. Berbagai kalangan ahli medis menyampaikan bahwa shalat dapat dapat merehatkan hati dan membuatnya tenang, serta menghilangkan kegundahan dan kegalauannya merupakan factor paling utama untuk memulihkan kesehatan tubuh.

Dari beberapa penjelasan tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa shalat juga dapat mengatasi stress dan depresi.

Puasa

Seorang guru besar Fakultas Kedokteran Qasr Al-Ainiy Kairo. Dr. Tsana Muhammad Ali menegaskan manfaat puasa untuk mengobati berbagai penyakit jiwa, khususnya kegonjangan jiwa dan depresi mental.

Pada kasus depresi, Tsana menyebutkan spritualitas Ramadhan beserta semua kandungannya, baik itu puasa maupun shalat malamnya (tarawih dan witir) mampu mengurangi gejala-gejala depresi. Terkadang kasus gejala depresi meghilang pada bulan Ramadhan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Chainman dari Universitas Brownstown Amerika bahwa dengan tidak diminimalisirnya pilihan atau keinginan, ditambah tidak adanya control pada diri, keinginan, serta hawa nafsu, makahal ini dapat meningkatkan depresi, frustasi, rasa duka dan nestapa. bukti yang menguatkan pentingnya puasa dalam rangka melatih manusia mengontrol hawa nafsu dan berbagai keinginan pada akhirnya dapat mengikis habis rasa frustasi dan depresi.

Dari penjelasan diatas bahwa puasa dapat obat depresi

Al-Quran dan Ruqyah

Melalui Al-Qur’an, zikir dan doa yang dapat menguatkan sisi mental dan jiwa seseorang. Kekuatan itu dengan sendirinya akan mampu melindungi jiwa dan raganya dari berbagai penyakit kejiwaan dan jasmani.

Buktinya seorang yang beriman dan bertakwa sebagian besar hidupnya terbebas dari penyakit-penyakit psikis. Hidup dengan hati yang damai, ridha, bahagia, penuh harap dan optimis.

Al Qur’an merupakan obat yang sempurna dan penawar bagi seluruh penyakit hati dan jasad, serta penyakit-penyakit dunia dan akhirat. Namun tidak semua orang mampu dan mempunyai kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan Al Qur’an.

Jika pengobatan penyembuhan dilakukan secara baik terhadap penyakit, didasari dengan kepercayaan dan keimanan, penerimaan yang penuh, keyakinan yang pasti, serta terpenuhi syarat-syaratnya, maka tidak ada satu penyakit pun yang mampu melawannya selama-lamanya.

Depresi adalah penyakit yang dapat menimpa pada siapa saja terutama pada kalangan mahasiswa. Penyakit psikologis seperti ini dapat menimpa kepada manusia yang memiliki kerapuhan mental (lemah iman).

Orang yang memiliki iman yang kuat dan yakin kepada allah akan di jauhkan dari penyakit psikologis ini. Dan karna itu islam mempunyai cara penanganan dalam hal terapi atau psikoterapi yang dapat mengatasi depresi pada diri seseorang.

Dengan beribadah kepada allah SWT, dan yakin dengan ujian yang diberikan bahwasanya setiap masalah pasti ada jalan untuk menyelesaikannya. Dan ujian ini diberikan unutuk meningkatkan derajat dan kualitas manusia.

Labiba Hasna Rasyadah
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait