Ingin Terhindar dari Obesitas? Berikut Beberapa Rekomendasi Untukmu!

Ingin Terhindar dari Obesitas? Berikut Beberapa Rekomendasi Untukmu!

Obesitas merupakan kejadian yang ditandai dengan adanya penumpukan lemak secara berlebihan dan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan

DEPOKPOS – Dewasa ini, isu obesitas mulai menjadi perhatian di mata banyak orang. Banyak diantaranya mulai menjaga bentuk tubuh untuk mempertahankan keadaan sehat ataupun demi terlihat seperti idol Korea.

Faktanya, kondisi obesitas dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit atau bahkan hingga berujung kematian. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan obesitas. Salah satunya adalah dengan menjaga pola makan.

Bacaan Lainnya

Terdapat satu jenis produk yang dapat membantu kita untuk terhindar dari obesitas. Kira-kira produk apa ya yang dimaksud? Simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu obesitas? Obesitas merupakan kejadian yang ditandai dengan adanya penumpukan lemak secara berlebihan dan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan.

Pengelompokkan obesitas dapat dihitung dengan rumus IMT (Indeks Massa Tubuh), yaitu Hasil perhitungan IMT ≥27 kg/m2 (untuk orang Indonesia: berdasarkan Kemenkes RI) atau ≥30 kg/m2 (standar global: berdasarkan WHO) mengindikasikan bahwa individu menderita obesitas (WHO, n.d.; Kemenkes RI, 2020).

Obesitas dapat terjadi dari kelompok bayi hingga lansia dan menjadi salah satu faktor risiko penyakit tidak menular lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, hipertensi, dan dislipidemia (Kemenkes RI, 2020).

BACA JUGA:  Kebersihan Air Minum Sebagai Kunci Kesehatan Masyarakat

Penyebab Obesitas

Sebelum membahas mengenai cara menghindarinya, kita perlu mengenal terlebih dahulu penyebab di balik obesitas. Obesitas terjadi akibat penumpukkan lemak secara berlebihan yang disebabkan oleh tingginya asupan energi (energi masuk/energy intake) yang tidak setara dengan energi yang digunakan (energi keluar/energy expenditure) dalam jangka waktu panjang.

Obesitas memiliki sejumlah akar penyebab dan faktor penentu, mencakup genetika, biologi, akses terhadap pelayanan kesehatan, kesehatan mental, pola makan, faktor sosial budaya, ekonomi, lingkungan, dan kepentingan komersial. Pola makan menjadi salah satu faktor langsung dari kejadian obesitas, yaitu pola makan yang tinggi asam lemak jenuh dan gula, rendah serat, serta rendah antioksidan.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, penurunan aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap kejadian obesitas karena aktivitas fisik memengaruhi pengeluaran energi (energy expenditure). Pada masa kini, jenis pekerjaan telah menjadi lebih bervariasi dan masyarakat memiliki lebih banyak akses transportasi.

Pekerjaan di kota yang bersifat kantoran atau pekerjaan dengan intensitas duduk yang lebih banyak akan meningkatkan risiko obesitas akibat kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, akses transportasi seperti motor, mobil, dan kereta juga dapat menurunkan intensitas aktivitas fisik sehingga dapat berakibat pada obesitas jika disertai dengan asupan energi yang tinggi.

Gangguan Kesehatan akibat Obesitas

Kira-kira, seberapa berbahayakah obesitas itu? Obesitas termasuk dalam faktor utama terjadinya penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi dan stroke, beberapa jenis kanker, diabetes, dan masih banyak lagi.

BACA JUGA:  Kebersihan Air Minum Sebagai Kunci Kesehatan Masyarakat

Risiko penyakit tidak menular ini meningkat bahkan ketika seseorang hanya mengalami sedikit kelebihan berat badan dan menjadi lebih serius seiring dengan meningkatnya indeks massa tubuh (IMT). Individu yang menderita obesitas juga sering mengalami kondisi kesehatan mental akibat bias sosial, prasangka, atau diskriminasi.

Upaya Pencegahan Obesitas

Lalu, apa yang harus dilakukan agar terhindar dari obesitas? Penurunan risiko kelebihan berat badan dan obesitas dapat diupayakan dengan cara pemenuhan asupan gizi secara cukup dan tidak berlebihan, serta memenuhi waktu minimal untuk beraktivitas fisik.

Selain itu, pola makan yang baik juga harus diterapkan, yaitu dengan menurunkan asupan kalori dari lemak (asam lemak jenuh) & gula; serta meningkatkan porsi harian untuk buah, sayur, polong-polongan (legumes), biji-bijian utuh (whole grains), dan kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan serat tubuh.

Aktivitas fisik harus dilakukan secara teratur minimal 60 menit per hari untuk anak-anak dan 150 menit per minggu untuk orang dewasa.

Upaya Penanganan Obesitas

Cara pencegahannya sudah dibahas, namun, apa yang harus dilakukan jika telah berada dalam kondisi obesitas? Terdapat beberapa tindakan yang disarankan untuk penderita obesitas, termasuk diantaranya ialah terapi penurunan berat badan (seperti pembatasan diet, olahraga, dan operasi bariatrik), terapi bertarget mikrobioma, dan terapi lainnya.

Mungkin kita sudah tidak asing dengan terapi penurunan badan untuk mengatasi obesitas, misalnya dengan pembatasan asupan makanan, melakukan aktivitas fisik, dan lainnya. Namun apakah pembaca pernah mendengar terapi bertarget mikrobioma? Yuk, kita bedah bersama!

Terapi bertarget mikrobioma merupakan sebutan untuk perlakuan yang menargetkan perbaikan ataupun perubahan pada kondisi mikrobioma usus (mikroorganisme/mikroba [disebut juga mikrobiota] hingga lingkungan tempat tinggal mikrobiota dalam usus) seseorang.

BACA JUGA:  Kebersihan Air Minum Sebagai Kunci Kesehatan Masyarakat

Adapun terapi ini mencakup konsumsi produk yang mengandung probiotik. Probiotik merupakan mikroorganisme yang sering disebut sebagai ‘bakteri baik’, sedangkan prebiotik merupakan asupan makanan yang mendukung pertumbuhan dari probiotik.

Probiotik memiliki efek signifikan terhadap perbaikan modulasi mikrobiota usus yang nantinya akan dapat mencegah penambahan berat badan.

Salah satu produknya, yaitu yogurt. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa yogurt dapat menekan penambahan berat badan, terutama pada target yang mengonsumsi banyak buah. Hal ini dapat terjadi karena adanya mekanisme yang dimediasi oleh probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Selain itu, bakteri dalam sistem pencernaan dapat memetabolisme makanan seperti daging sapi, yogurt, dan minyak sayur untuk memproduksi Conjugated Linoleic Acid (CLA) seperti CLA trans-10 dan cis-12, yang secara signifikan mencegah kenaikan berat badan melalui mekanisme yang meningkatkan pergantian adiposit dan menyebabkan munculnya adiposit beige yang aktif secara metabolik.

Oleh karena itu, mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung probiotik atau bakteri baik dapat membantu kita untuk terhindar dari obesitas. Berbagai probiotik dapat kita temukan pada makanan atau minuman yang difermentasi, seperti yogurt, susu kefir, tempe, keju, kecap, tempoyak, kimchi, dan lain-lain.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk kita jaga berat badan kita dengan mengatur pola makan, beraktivitas fisik, dan jangan lupa mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung probiotik!

Selvia Amelya, Vioreyna Towi
Public Health Nutrition Department Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Ikuti berita depokpos.com WhatsApp melalui WhatsApp Channel di https://www.whatsapp.com/channel/0029VaxRIG47tkjBsApvt00T

Pos terkait