Fungsi Media Sosial yang Kerap Diabaikan

Kita tau bahwa fungsi dasar sosial media sebagai sarana komunikasi antarpersonal. Media sosial seringkali digunakan untuk kepentingan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Saat ini sosial media sangat bereran aktif terhadap perkembangan berita hoax di Indonesia.

Selain itu media sosial kerap dijadikan sebagai sarana penyebaran isu isu pornografi. Sosial media yang tidak mengenal usia akan menyebarkan isu pornografi ini dan dapt diakses oleh semua pengguna sosial media. Bahkan dapat diartikan kalau pornografi menjadi konsumsi publik sehari hari.

Bacaan Lainnya

Pengguna sosial media sering mengangga bahwa semua informasi yang didapatkannya adalah benar. Mereka tidak emmperdulikan kebenaran dan keaslian dari informasi tersebut. Bahkan mereka langsung menyebarluaskan infomasi tersebut ke orang lain.

Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu faktor penyebab berkembangnya penyalahgunaan sosial media. Mereka mengangga bahwa eksistensi diri dianggap lebih penting dibandingkan kebenaran informasi yang dibuat. Hal ini terjadi hampir disemua jenis sosial media.

Seperti halnya Instagram yang mereka jadikan sebagai media untuk menunjukan keunggulan dirinya. Bahkan untuk menuliskan keterangan yang mereka akan posting mereka lebih dianggap susah dibandingkan menjawab soal ujian. Bagi mereka keterangan ini adalah kunci dari informasi yang mereka ingin sampaikan.

Batas batas penggunaan sosial media bukan lagi menjadi hal yang di perhatikan. Mereka menyangkutkan masalah pribadi ke dalam sosial media mereka. Semua itu dilakukan demi like yang banyak dan komentar dari publik. Karna itu banyaknya masalah yang terjadi berawal dari sosial media.

Di sisi lain sosial media ini dianggap sebagai lapangan pekerjaan yang menguntungkan. Banyak orang orang yang terkenal karena sosial media seperti Atta Halilintar dan Ria Ricis. Namun dengan syarat yaitu memiliki pengikut yang banyak. Hal inilah yang mendorong masyarakat untuk berlomba lomba mendapatkan pengikut, like & comment yang banyak.

Tinggal di negara yang menganut sistem demokratis merupakan keuntungan bagi masyarakartnya karena setiap orang dibebaskan untuk membuat informasi sendiri. Bahkan diberi kebebasan untuk mengkritik pemerintahan melalui sosial media selama tidak melanggar kaidah kaidah yang ada.

Kebijakan penggunaan sosial media yang dibuat pemerintah beberapa tahun lalu berdampak positif terhadap pelanggaran pelanggaran yang terjadi. Sehingga sekarang masyarakat takut untuk memposting informasi yang dibuatnya apalagi berkaitan dengan pemerintah. Dan mereka umumnya lebih suka mengkonsumsi informasi yang dibuat orang lain atau akun terpercaya.

Perusahaan yang membuat sosial media harus lebih bijak dalam memilah informasi yang dibuat oleh masyarakat. Seperti contohnya menghapus postingan yang berbau isu-isu negatif ataupun hoax. Bahkan juga harus memperhatikan hal yang berkaitan dengan pornografi.

Saat ini setiap orang perlu memperhatikan lebih mengani apa yang akan mereka publikasikan di sosial media. Karena itulah yang akan menjadi gambaran mengenai diri mereka. Sosial media harus dijalankan sebagaimana fungsinya. Jika dengan alasan untuk membangun eksistensi diperbolehkan selama tidak melanggar aturan yang ada.

Dituiis oleh Muhamad Ridwan, mahasiswa Stikom Lspr Jakarta

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait