Seorang ibu tua yang selalu menggunakan baju dan juga kerudung panjang, wajahnya terllihat lelah. Ia keluar rumah untuk menyiram tanaman di pagi maupun sore hari. Ketelitian memelihara tanaman adalah hobinya. Setiap kali ku bertemu dengannya, ia selalu bercerita mengeluarkan keluh kesah yang ia alami, karena ibu yang memiliki kosan ini tinggal sendiri. Walaupun sudah memunyai anak, tetapi anaknya sudah mempunyai keluarga, mau tidak mau anak-anak yang tinggal dikosnya lah yang menjadi teman dikala ia sendiri dan merasa sepi. Bukan hanya menjadi teman untuk berbincang, namun jika sedang kesal ia juga menuangkan amarahnya.
Saat itu kosan sangat bebas untuk di masuki orang, karena ibu kos menjual es batu dan jika ibu kos tidak ada, langganannya disuruh untuk menggambilnya sendiri. Sudah percaya sekali dengan langganannya. Anak kos tidak diperbolehkan untuk membawa kunci kemana-mana, jadi harus duletakkan di atas pintu atau menitipkannya kepada ibu kos.
Suatu hari ibu kos sedang menjenguk ibunya yang sedang sakit, dan anak-anak kos sedang liburan kuliah. Ada seorang perempuan yang menggunakan kerudung merah dan membawa tas ransel besar sambil menelpon ibu kos. Disaat itu ibu kos bilang bahwa ia tidak lagi di rumah, jadi jika ingin melihat kamar besok saja. Saat itu ia memberanikan diri dan mencoba untuk masuk ke dalam kosan, ternyata gerbang kosan tersebut tidak terkunci dan sangat sepi .
Muncullah hal negatif, tetapi saat itu ada anak kosan yang mampir ke kosan untuk mengambil buku. Orang tersebut mengikuti anak kos yang menuju ke kamarnya, dan melihat bahwa menaru kuncinya diatas pintu. Saat itu anak kosan tersebut pergi ke kampus, orang tersebut berpura-pura untuk keluar juga, tetapi saat kondiri kosan sepi ia meraba-raba kunci semua kamar kosan, dan disitu ia mendapatkannya semua yang ia mau. Dengan santainya ia barang berharga anak kosan dan milik ibu kosan.
Saat ibu kos pulang ke rumah, ia kaget melihat rumahnya yang sangat berantakan dan ada pecahan kaca di bawah lemari, tetapi ibu kos berpikir positif, bahwa anaknya yang melakukan itu semua, saat sadar bahwa bukan anaknya yang melakukan ia bersujud dan memohon ampunan kepada Allah, karena sangat mudah percaya dengan orang sekitar, akhirnya terkena musibah seperti ini. Saat itu juga kosan menjadi lebih sensitif jika ada orang asing yang datang, dan sangat ketat dalam penjagaannya.
Jangan sekali-kali meninggalkan kunci di rumah saat pergi, karena jika ada yang mengetahuinya sangatlah mudah untuk menimbulkan kejahatan. (Anti Syaima Bahfein/PNJ)