
Setiap orang pasti memiliki orang terdekat dalam hidupnya. Entah itu keluarga, sahabat ataupun pacar. Lalu, bagaimana rasanya jatuh cinta dengan sahabat sendiri? Mungkin banyak yang menganggap semua itu hanya perasaan yang sekedar lewat di dalam hati saja tetapi siapa sangka kalau perasaan itu ternyata bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
Persahabatan itu abstrak, sulit dijelaskan bagaimana rasanya. Kadang terasa menyenangkan, membosankan, bahkan menyedihkan. Senang rasanya saat kebahagiaan datang bersama sahabat, tertawa hingga lupa akan waktu. Sahabat adalah orang yang sudah mengetahui segala hal tentang kita. Bahkan, dia sudah lama tinggal dalam hidup kita. Berbagi apa saja dari hal penting hingga hal yang konyol. Bercerita mengenai apapun yang terjadi. Bertukar pikiran dari pagi hingga petang dan menyatukan langkah dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Namun, seringkali persahabatan berubah menjadi cinta. Cinta yang datang tanpa permisi dan membuat hati melayang hanya dengan mendengar kata-kata sederhananya. Tanpa disadari, cinta yang hadir dalam persahabatan lebih banyak menitik-beratkan akan kehilangan. Mungkin saja yang terjadi adalah bertepuk sebelah tangan. Di satu sisi, ada yang berakhir bahagia karena saling memiliki perasaan yang sama. Mencintai seseorang tentunya penuh resiko. Itu pula yang terjadi ketika mencintai sahabat sendiri. Bagaimana jika cinta itu hanya dirasakan sendiri? Bagaimana jika dia mengetahui dan memilih menjauhi? Semua itu adalah resikonya.
Pada dasarnya, persahabatan tidak bisa dihubungkan dengan cinta. Mungkin benar persahabatan selalu didasarkan oleh rasa sayang namun hanya rasa sayang sebagai seorang sahabat. Terkadang, banyak orang yang salah mengartikan persahabatan dan cinta. Banyak yang mengira bahwa mencintai sahabat sendiri adalah hal yang lebih baik dari jatuh cinta dengan orang baru. Namun ternyata jatuh cinta dengan sahabat sendiri adalah hal yang bisa berubah menjadi sangat menyakitkan. Rasa sedih dan kecewa akan datang menghampiri ketika mengetahui sahabat yang dicintai ternyata mencintai orang lain sedangkan kita tidak bisa berbuat apapun. Tak adil rasanya jika kita melarang seorang sahabat untuk menemukan kebahagiaannya.
Mengetahui kenyataan yang sesungguhnya tentulah menyakitkan. Bertahun-tahun memendam perasaan yang tidak diungkapkan. Hingga pada akhirnya, hanya bisa tersenyum melihat sahabat yang dimiliki bahagia. Kita tidak bisa begitu saja menjauh darinya dan mengganti dirinya dengan hal baru. Kita tetap harus menjaganya dari jauh, dari jarak yang tak terlihat. Tetapi, di satu sisi terbesit keinginan untuk menjauh karena rasa sakit. Seperti yang orang katakan tidak ada seseorang yang baik-baik saja melihat orang yang dia sayangi bahagia bersama orang lain, seperti itulah hal yang harus dihadapi.
Menguatkan diri selalu menjadi hal yang utama untuk mempertahankan sebuah persahabatan atas rasa cinta. Tetapi, bagaimanapun juga persahabatan tidak pernah salah. Persahabatan telah berjalan sebagaimana mestinya, mengalir seperti air. Rasa cinta yang hadir kepada seorang sahabat juga bukan kesalahan, mungkin ini adalah sebuah cobaan atau akan menjadi sebuah takdir Tuhan nantinya. Bagaimanapun juga sahabat adalah orang yang selalu ada selamanya dalam suka dan duka. Perasaan adalah sesuatu yang wajar namun terkadang kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Persahabatan harus tetap terjalin walaupun hanya dengan rasa sakit sekalipun karena mencintai seorang sahabat bukanlah sesuatu yang mudah. (Yuli Nurhanisah/PNJ)