
Teh, tentu semua orang kenal dengan minuman paling fenomenal ini. teh adalah minuman yang terbuat dari seduhan daun pucuk yang dikeringkan dari tanaman teh. Minuman yang sejatinya mengandung antioksidan ini, digadang-gadang menjadi minuman paling banyak dikonsumsi kedua setelah air. Rasanya yang khas dan aroma yang menenangkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pecintanya.
Selain untuk diminum, teh rupanya banyak dipakai untuk pengobatan dan penghilang stress. Tapi tahukah anda bahwa minum teh di setiap negara mempunyai cara unik? Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya faktor kebudayaan dan status sosial. Ritual minum teh di setiap negara ampuh sebagai alternatif membangun kehangatan keluarga meski berbeda tradisinya.
Di Jepang, upacara minum teh dilakukan selama 4 jam berturut-turut. Saat hendak berkunjung kerumah kerabat dekat, tuan rumah akan menyediakan teh dan membunyikan gong tanda upacara akan dimulai.
Sementara di Tibet, teh harus diminum sebanyak tiga cangkir. Jika tidak, tuan rumah akan merasa terhina dan tamu dianggap sombong. Penyajiannya sangat unik, daun teh yang dituang ke cangkir akan ditambahkan garam dan butter kemudian dimasak berjam-jam hingga mengental.
Lain halnya dengan Tiongkok, penyajian teh tidak disertai kue-kue karena masyarakat Tiongkok sangat mengutamakan rasa dan aroma teh. Bukan hanya cangkir, tapi mangkuk pun dijadikan wadah minum teh. Sebelum meminum teh, aroma teh didalam cangkir harus dihirup dalam-dalam. Kemudian, mangkuk digunakan untuk meminumnya. Cara ini digunakan sebagai tanda penghormatan pada tuan rumah.
Di Indonesia sendiri, tradisi minum teh telah turun-temurun dilestarikan. Biasanya, teh disajikan untuk perjamuan resmi dan penghangat di tengah keluarga. Lebih banyak dikonsumsi saat musim hujan ditemani camilan khas Indonesia. Penyeduh teh di Indonesia sangat diutamakan ketelitiannya. Seperti di Solo, misalnya, profesi khusus penyeduh teh disebut Jayeng.
Rupanya, selain membangun keakraban keluarga, teh juga mencerminkan tujuan hidup dan kepribadian orang yang menyajikannya. (Fika Nurul Ulya/PNJ)