
Padatnya lalu lintas di jalan raya Bogor, kini berbanding terbalik dengan kondisi Pasar Cisalak yang tidak begitu ramai seperti sedia kala. Pembangunan tersebut berstandar nasional Indonesia membuat pedagang di sana terbagi di dua tempat yang berbeda.
Beberapa bulan terakhir Pasar Cisalak direlokasikan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Radar Auri, tetapi sebagian pedagang yang tidak terkena relokasi tetap berjualan di Pasar Cisalak bagian depan jalan raya Bogor.
Lokasi yang menjadi dua itu membuat pengunjung pasar kebingungan, maka dari itu kondisinya mulai tidak ramai seperti biasanya. Dari segi pendapatan ikut menurun, tak hanya penjual sayur-sayuran tetapi jasa antar menggunakan sepeda motor (ojek) di depan jalan raya Bogor pun terkena imbasnya.
“Iya, sekarang pasar ada dua, di Radar Auri sama di sini. Semenjak ada pembongkaran pasar mah jadi sepi. Pendapatan menurun 30% lah, yang tadinya Rp.100.000 perhari jadi Rp.70.000-an,” ungkap Pak Uwo yang berusia 40 tahun sebagai tukang ojek di Pasar Cisalak.
Pasar yang berlokasi di jalan raya Bogor tepatnya di Cisalak Pasar, kecamatan Cimanggis, kota Depok kini sedang dalam rekonstruksi lanjutan. Pembangunan yang menghabiskan biaya Rp.122.067.614.000,00 dengan sumber dana dari APBD TA 2016. Pembangunan dilaksanakan oleh PT. Brantas Abipraya (Persero), menghabiskan waktu selama 280 hari sejak akhir Desember 2015 dan rencananya akan selesai akhir 2016 ini.
Pembangunan yang dikerjakan itu rencananya untuk tempat kios pakaian, kios sepatu, alat-alat rumah tangga, pedagang daging, sayuran, alat-alat sekolah, dan lain-lain. Pembangunan diharapkan segera selesai dan nyaman untuk jual beli. Sehingga lebih banyak lagi pengunjung yang datang ke Pasar Cisalak.
“Semoga Pasar Cisalak rame lagi, bangunannya bagus, dan pasarnya jadi lebih nyaman trus pembelinya banyak,” ujar Pak Makmur selaku warga Cisalak Pasar yang tiap hari bekerja dekat Pasar Cisalak.
Pasar Cisalak tak asing lagi bagi sebagian besar warga Depok, karena lokasi pasar yang berdekatan dengan rumah-rumah penduduknya . Pasar yang dahulu sangat becek saat hujan turun, pasar yang baunya khas dihidung para pembelinya, pasar yang kumuh tapi pasar yang mulia untuk bertransaksi halal antara si penjual dan pembeli.
Semoga dengan adanya pembangunan bersandar nasional Indonesia, Pasar Cisalak mampu menyejahterakan para penjualnya dan memberikan fasilitas yang memadai untuk para pengunjung yang datang.
Syintia Febriyanti
Mahasiswi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta