DEPOKPOS – Kemajuan teknologi telah mendorong munculnya berbagai platform media sosial sebagai sarana komunikasi dan pencarian informasi, salah satunya adalah (Instagram).
Saat ini, mayoritas individu, termasuk institusi pendidikan dan organisasi, memanfaatkan Instagram untuk berbagai keperluan.
Namun, kemudahan akses ini juga membuka peluang terjadinya penyalahgunaan, seperti tindakan body shaming—komentar negatif terhadap penampilan fisik seseorang—yang marak terjadi di platform tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola pikir pelaku body shaming di Instagram, dengan mempertimbangkan pengaruh lingkungan sosial dan digital.
Lingkungan sosial mencakup interaksi langsung dalam kehidupan sehari-hari, sementara lingkungan digital meliputi aktivitas di dunia maya. Kedua lingkungan ini berperan dalam membentuk perilaku individu.
Metode yang digunakan adalah etnografi digital, dengan pengumpulan data melalui observasi komentar di Instagram dan wawancara daring dengan pelaku serta korban body shaming.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku seringkali menggunakan akun anonim untuk melindungi identitas mereka dan menganggap tindakan body shaming sebagai bentuk hiburan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap korban.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas di dunia maya dapat memengaruhi persepsi dan perilaku individu terhadap norma sosial.
Amalina Aqilah
Mahasiswa S1 Akutansi Universitas Pamulang