Setiap jenazah yang ditemukan terkena sekitar 20 peluru. Beberapa korban dibunuh dengan cara dieksekusi
PALESTINA – Amerika Serikat lagi-lagi membela Israel atas pembunuhan 15 petugas paramedis Palestina dan staf PBB. Alih-alih menghukum Zionis, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce langsung menyalahkan Hamas.
“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Hamas telah menyalahgunakan infrastruktur sipil terlalu lama, dengan sinis menggunakannya untuk melindungi dirinya sendiri. Tindakan Hamas telah menempatkan pekerja kemanusiaan di garis tembak,” katanya.
Ketika dicecar kembali jurnalis, apakah Amerika Serikat akan menilai situasi tersebut mengingat kemungkinan pasukan Israel menggunakan senjata Amerika, Bruce berkata, “Semua yang terjadi di Gaza adalah karena Hamas. Setiap dinamika.”
Bruce juga enggan mengomentari terkait kemungkinan senjata AS digunakan dalam eksekusi tersebut.
Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, setiap jenazah yang ditemukan terkena sekitar 20 peluru. Beberapa korban dibunuh dengan cara dieksekusi.
“Pasukan pendudukan Israel mengeksekusi tim pertahanan sipil dengan cara yang brutal,” kata juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina Mahmoud Basal.
Lima belas paramedis dan petugas penyelamat Palestina, termasuk sedikitnya satu karyawan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dibunuh oleh pasukan Israel ‘satu per satu’ dan dikuburkan di kuburan massal delapan hari lalu di Gaza selatan.
Menurut kantor urusan kemanusiaan PBB (Ocha), Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dan pekerja pertahanan sipil sedang dalam misi untuk menyelamatkan rekan-rekan yang telah ditembak sebelumnya pada hari itu, ketika kendaraan mereka yang ditandai dengan jelas diserang oleh Israel di distrik Tel al-Sultan, kota Rafah.
Seorang pejabat Bulan Sabit Merah di Gaza mengatakan bahwa ada bukti sedikitnya satu orang ditahan dan dibunuh, karena jasad salah satu korban ditemukan dengan tangan terikat.
Penembakan itu terjadi pada 23 Maret, satu hari setelah serangan Israel di daerah dekat perbatasan Mesir. Pekerja Bulan Sabit Merah lainnya dalam misi itu dilaporkan hilang.
“Tujuh hari yang lalu, ambulans pertahanan sipil dan PRCS tiba di tempat kejadian,” kata kepala Ocha di Palestina, Jonathan Whittall, dalam sebuah pernyataan video. “Satu per satu, [paramedis dan pekerja pertahanan sipil] tertembak, mereka tertembak. Jenazah mereka dikumpulkan dan dikubur di kuburan massal ini.
“Kami menggali mereka dengan seragam mereka, dengan sarung tangan. Mereka ada di sini untuk menyelamatkan nyawa. Sebaliknya, mereka berakhir di kuburan massal,” kata Whittall.