DEPOKPOS – Azanila Firsaty Ladya, yang akrab disapa Aza atau Nila, adalah seorang Asisten Dosen di Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Sekolah Vokasi, IPB University. Berasal dari sebuah daerah kecil di Ngawi, Jawa Timur, ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan memiliki seorang adik laki-laki yang kini duduk di bangku kelas 3 SMP.
Perjalanan akademiknya di bidang perikanan bukanlah pilihan pertama. Awalnya, ia bercita-cita masuk jurusan teknik sipil, namun setelah mencoba dan gagal, ia melihat prospek besar dalam industri perikanan. Rasa ketertarikannya semakin tumbuh ketika melihat banyak wirausahawan sukses di sektor ini, hingga akhirnya ia diterima di Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan.
Kesempatan menjadi asisten dosen datang secara tidak terduga. Berawal dari keinginan mencoba hal baru dan masih menjalankan penelitian saat itu, ia akhirnya mendaftar dan berhasil lolos seleksi. Baginya, peran ini merupakan langkah awal sebelum memasuki dunia kerja, sekaligus kesempatan untuk melatih tanggung jawab dalam lingkungan akademik.
Sebagai seorang introvert, pengalaman pertama mengajar menjadi tantangan besar. Rasa gugup dan cemas sempat membuatnya merasa tidak nyaman, bahkan hingga sakit perut di hari pertama. Namun, seiring waktu, ia mulai beradaptasi dan menemukan ritme dalam menjalankan perannya. Dalam perjalanan sebagai asisten dosen, ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari menjaga kondusivitas kelas, mengatasi perbedaan pendapat saat diskusi, hingga menjembatani komunikasi antara mahasiswa dan dosen.
Meskipun baru beberapa pertemuan mengajar, banyak pengalaman menarik yang ia dapatkan. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika seekor ular masuk ke dalam kelas saat sesi praktikum, membuat seluruh mahasiswa panik dan memanggilnya. Selain itu, kesempatan mendampingi dosen tamu yang luar biasa dalam memberikan materi juga menjadi pengalaman yang sangat berharga baginya.
Dalam perannya sebagai asisten dosen, Azanila bertanggung jawab memberikan bimbingan tambahan di luar jam kuliah, membantu mahasiswa memahami materi, serta menjadi penghubung dalam menyampaikan keluh kesah mahasiswa kepada dosen. Baginya, disiplin adalah kunci utama dalam menjalankan tugas ini, karena dengan disiplin, segala hal dapat berjalan dengan lebih terstruktur dan lancar.
Azanila juga melihat bahwa perikanan memiliki prospek yang menjanjikan, dengan banyak aspek yang bisa dipelajari, mulai dari manajemen, pembenihan, hingga pengelolaan. Terlebih, dengan program pemerintah yang semakin mendorong konsumsi ikan, peluang di bidang ini semakin luas. Peran teknologi dalam perikanan juga menjadi perhatian baginya, karena inovasi digital dapat mempermudah berbagai proses produksi dan pengelolaan sumber daya perikanan.
Meskipun ia menikmati perannya saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketika harus terjun langsung ke lapangan, terutama di lokasi yang panas dan membutuhkan tenaga ekstra. Namun, pengalaman ini justru membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan siap menghadapi dunia kerja.
Dalam mengatur tugas-tugasnya, Azanila mengandalkan sistem to-do list untuk memilah pekerjaan berdasarkan prioritas. Ia juga percaya bahwa mencoba hal baru adalah langkah penting dalam pengembangan diri. Motivasi utamanya menjadi asisten dosen adalah untuk terus belajar, meningkatkan pengetahuan, serta mengasah kemampuan public speaking yang sebelumnya menjadi tantangan baginya sebagai seorang introvert.
Ke depan, Azanila memiliki target untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 jika ada rezeki, serta mencari peluang kerja di kantor setelah banyak menghabiskan waktu bekerja di lapangan. Ia juga berharap usaha yang ia jalankan bersama timnya dapat terus berkembang.
Baginya, mencoba adalah langkah awal menuju keberhasilan. “Gak ada salahnya kita mencoba selagi ada niat dan usaha. Kalau sudah ada niat dan usaha, setiap masalah pasti bisa dijalani dan dilalui,” ujarnya.
Karin Latifah
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University