DEPOKPOS – Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dijuluki sebagai “silent killer” karena gejalanya kerap tak terdeteksi hingga menimbulkan komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Selama ini, hipertensi identik dengan usia lanjut, tetapi kenyataannya kondisi ini semakin banyak menyerang orang di usia muda.
Hipertensi pada usia muda mempengaruhi 1 dari 8 orang dewasa berusia antara 20 dan 40 tahun. Selain itu, sekitar 90% hipertensi yang terjadi merupakan hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan terdeteksi kala melakukan pemeriksaan rutin, tetapi faktor yang memiliki peranan penting adalah faktor genetik, diikuti dengan peningkatan asupan garam dan adanya pengaruh gangguan organ ginjal.
Namun, hipertensi yang umum terjadi pada usia muda adalah hipertensi sekunder yang disebabkan oleh hipertensi renovaskuler atau ternyata penyempitan pembuluh darah pada ginjal, dimana kejadian hipertensi ini berkisar antara 5-10% pada usia remaja dan dewasa. Seringkali pula dikaitkan dengan gaya hidup modern yang tidak sehat juga menjadi salah satu pemicu utama hipertensi dini.
Kabar baiknya, risiko ini bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat sejak sekarang.
Apa sih Hipertensi Itu?
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah di arteri Anda lebih tinggi dari batas normal. Tekanan darah normal biasanya berada di angka 120/80 mmHg. Jika tekanan darah mencapai atau melampaui 140/90 mmHg, Anda dianggap memiliki hipertensi.
Faktor genetik bisa menjadi salah satu penyebab, tetapi pola makan tidak sehat, kurang olahraga, dan stres juga memegang peranan besar. Nyatanya, pemicu lain seperti obesitas sering dihubungkan dengan salah satu jenis hipertensi yaitu hipertensi esensial, sebab dijumpai pada hampir 50% kasus. Walaupun, hipertensi kerap kali tidak menimbulkan gejala, terdapat beberapa tanda dan gejala umum terkait hipertensi meliputi:
- Sakit kepala disertai pusing,
- Penglihatan kabur
- Sesak napas
- Detak jantung yang tidak teratur
Selain itu, jika tidak dikendalikan akan berakibat fatal berujung komplikasi berupa berbagai macam penyakit lainnya meliputi stroke, serangan jantung, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan kerusakan pada mata.
Usia Muda Rawan Terkena Hipertensi?
Mitos lain terkait hipertensi sering dikaitkan dengan hanya menyerang orang tua, anggapan keliru sebab hipertensi juga menyerang usia muda. Sekitar satu dari empat pria dan hampir satu dari lima wanita berusia 35 dan 44 tahun memiliki tekanan darah tinggi, sering dikaitkan pula dengan pengaruhnya terhadap terjadinya stroke, dimana stroke terus meningkat pada usia muda.
Seiring perkembangan zaman pula, gaya hidup masyarakat mengalami banyak perubahan. Aktivitas fisik menurun karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan dengan duduk di depan layar. Selain itu, pola makan tinggi garam, makanan cepat saji, dan konsumsi minuman manis menjadi kebiasaan yang sulit dihindari. Stres pekerjaan atau pendidikan juga turut menjadi pemicu naiknya tekanan darah di kalangan muda.
Ternyata Tidak Semua Usia Muda Alami Hipertensi, Kenapa ya?
Hipertensi sendiri merupakan penyakit tidak menular, yang perkembangannya dengan jangka waktu yang lama. Untuk itu, butuh waktu yang lama untuk hipertensi berkembang menjadi penyakit di dalam tubuh seseorang, anggapan kuat bahwa usia muda adalah usia produktif dimana masa aktif beraktivitas secara rutin, walau terkadang abai terhadap pola makan sehat.
Namun, usia muda umumnya gencar dalam memanfaatkan berbagai media sosial, menunjukkan bahwa berbagai informasi yang ada di media sosial pasti akan terserap dan terpapar. Berbagai informasi yang ada di media sosial sering dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk informasi terkait gaya hidup sehat, didukung pula dengan informasi berbagai perkembangan penyakit yang mulai meresahkan masyarakat. Selain itu, kemudahan akses untuk berbagai kalangan usia inilah menjadi pemicu kuat terjadinya perubahan gaya hidup ke arah lebih sehat.
Tips Jitu Cegah Hipertensi di Usia Muda
Hipertensi sendiri sudah menjadi penyakit umum dan meresahkan bagi masyarakat, termasuk usia muda, berbagai gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi menjadikan pentingnya penerapan pencegahan dan pengendalian sebab hipertensi dapat berkembang menjadi berbagai penyakit mematikan dan komplikasi yang dapat berakibat fatal.
Untuk itu, berbagai strategi pencegahan dan pengendalian telah diterapkan oleh berbagai pihak, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun individu. Beberapa strategi yang dapat dilakukan terkait pengelolaan gaya hidup sehat meliputi:
Batasi Asupan Garam
Garam adalah salah satu musuh terbesar bagi tekanan darah Anda. Cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan olahan seperti keripik, makanan kaleng, dan mi instan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, batasi konsumsi asupan garam tidak melebihi 1 sendok teh per hari atau idealnya, asupan garam per hari tidak lebih dari 5 gram (sekitar 1 sendok teh).
Olahraga Teratur
Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan meningkatkan fungsi jantung. Menurut Kementerian Kesehatan RI, aktivitas fisik teratur dilakukan dengan jalan kaki 3 km/olahraga 30 menit per hari minimal 5 kali per minggu. Selain itu, lakukan olahraga aerobik seperti jalan cepat, lari, berenang, atau bersepeda setidaknya 30 menit per hari, lima kali seminggu.
Kurangi Stres
Stres kronis dapat memicu peningkatan tekanan darah. Temukan cara-cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, mendengarkan musik, atau menekuni hobi favorit Anda. Tidur yang cukup juga penting untuk mendukung keseimbangan emosi.
Hindari Rokok dan Alkohol
Kebiasaan merokok tidak hanya merusak paru-paru tetapi juga menyebabkan pengerasan pembuluh darah, meningkatkan risiko hipertensi. Alkohol juga memiliki efek serupa jika dikonsumsi berlebihan. Pilihlah pola hidup bebas dari rokok dan alkohol untuk kesehatan jangka panjang.
Kendalikan Berat Badan
Obesitas adalah salah satu penyebab utama hipertensi. Dengan menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga, Anda bisa menurunkan risiko terkena hipertensi.
Perhatikan Pola Makan
Konsumsilah lebih banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan trans, serta perbanyak makanan yang mengandung kalium seperti pisang, bayam, dan ubi, yang membantu menurunkan tekanan darah.
Minum Cukup Air
Dehidrasi dapat meningkatkan tekanan darah. Pastikan Anda minum air putih minimal 2 liter per hari untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Sudah seharusnya kita tidak mengabaikan pentingnya mengelola dan menerapkan gaya hidup sehat sejak usia muda, berbagai dampak positif kita dapatkan. Dengan membatasi konsumsi asupan garam sesuai anjuran, menjaga berat badan ideal, menghindari kebiasaan tidak sehat, dan melakukan olahraga sehat secara teratur, memberikan kesempatan bagi tubuh kita untuk sehat dan menjadi produktif bagi lingkungan, tentunya perlunya disertai kesadaran untuk kenali tanda dan gejala hipertensi dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Mari, bersama-sama mewujudkan hidup yang lebih sehat, produktif, dan bermanfaat karena dengan begitu akan menjadi investasi sehat jangka panjang bagi diri sendiri.
Aurelia Aisya Nathania Putri, Elsyifa Barezki, Priscilla Ray Soelistyo, Rendi Syarif Hidayatulloh
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia