Saat ini sudah mulai memasuki akhir tahun. Yang biasanya masyarakat menengah kebawah sedang gencar nya mencari uang untuk bisa melakukan pergi liburan bersama keluarga, teman, dan kerabat lainnya. Alasan tersebut dijadikan akal untuk melakukan tindak kriminal, yaitu, kekerasan, pemerasan, pembegalan, dan lain sebagainya. Hal ini sering terjadi pada remaja dibawah umur, dengan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang.
Tindak kejahatan begal semakin marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya di kota besar, aksi kriminal ini telah menyebar hingga ke pedesaan dan meresahkan masyarakat luas. Begal bukan lagi sekadar tindakan kriminal biasa; ia telah menjelma menjadi momok yang menghantui setiap warga negara, terutama mereka yang beraktivitas di malam hari.
Permasalahan ini membutuhkan perhatian serius, bukan hanya dari aparat penegak hukum, tetapi juga dari kita sebagai masyarakat.
Mengapa Begal Marak Terjadi?
Ada beberapa faktor utama yang mendorong maraknya tindak kejahatan begal. Pertama, kesenjangan ekonomi yang semakin melebar menjadi pemicu utama. Ketika peluang ekonomi sulit didapat dan pengangguran terus meningkat, sebagian orang nekat melakukan tindak kriminal demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini diperparah dengan minimnya akses pendidikan dan keterampilan yang membuat generasi muda tidak memiliki harapan masa depan yang jelas.
Kedua, lemahnya pengawasan dan keamanan di berbagai daerah. Banyak kawasan gelap dan sepi yang menjadi titik rawan kejahatan begal. Infrastruktur penerangan jalan yang buruk serta minimnya patroli keamanan membuat para pelaku leluasa menjalankan aksinya. Kondisi ini semakin diperburuk dengan lemahnya sanksi hukum yang diberikan kepada para pelaku, sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Ketiga, pengaruh lingkungan dan pergaulan negatif turut berperan besar. Remaja yang bergaul dengan kelompok yang salah atau bahkan bergabung dengan geng kriminal cenderung mudah terjerumus untuk melakukan tindakan begal sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang.
Begal dan Trauma Masyarakat
Tindak kejahatan begal tidak hanya merampas harta benda korban, tetapi juga menanamkan trauma yang mendalam. Banyak korban mengalami luka fisik bahkan kehilangan nyawa akibat kekerasan yang dilakukan oleh pelaku. Selain itu, rasa takut untuk bepergian di malam hari semakin tinggi, sehingga membatasi ruang gerak masyarakat dalam beraktivitas. Jika situasi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin produktivitas dan rasa aman dalam masyarakat akan semakin menurun.
Peran Aparat Penegak Hukum dan Pemerintah
Aparat penegak hukum memegang peran krusial dalam mengatasi tindak kejahatan begal. Patroli rutin, penerapan teknologi seperti CCTV di titik rawan, serta respons cepat terhadap laporan masyarakat harus menjadi prioritas. Selain itu, pemerintah daerah juga harus berperan aktif dengan memperbaiki infrastruktur penerangan jalan dan menciptakan kawasan yang aman.
Namun, penyelesaian jangka panjang tidak hanya bergantung pada tindakan represif. Pemerintah perlu menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, akses pendidikan yang lebih baik, dan pelatihan keterampilan bagi generasi muda agar mereka memiliki pilihan hidup yang lebih baik. Mencegah lebih baik daripada menghukum.
Peran Masyarakat
Di sisi lain, masyarakat juga tidak boleh berdiam diri. Rasa peduli dan kewaspadaan antarwarga harus dibangun kembali. Masyarakat bisa berpartisipasi dalam membentuk sistem keamanan berbasis komunitas seperti siskamling, serta melaporkan segala aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.
Selain itu, pendidikan moral dan karakter harus dimulai dari keluarga. Orang tua memegang peran penting dalam membimbing anak-anak agar tidak mudah terjerumus dalam pergaulan negatif.
Penutup: Mencari Solusi Bersama
Mengatasi kejahatan begal bukanlah pekerjaan mudah, namun bukan berarti mustahil. Kolaborasi antara pemerintah, aparat hukum, dan masyarakat merupakan kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Lebih dari itu, solusi jangka panjang melalui pendidikan dan pemberdayaan ekonomi harus terus diupayakan agar tidak ada lagi yang memilih jalan begal sebagai pelarian hidup.
Kita semua memiliki peran untuk menjadikan negara ini lebih aman. Mari mulai dari diri kita sendiri dan lingkungan sekitar. Sebab keamanan adalah hak kita semua, dan mewujudkannya adalah tanggung jawab bersama.
Muhammad Raihan Syahputra – Prodi Sarjana Akuntansi – Universitas Pamulang