Kajian: Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Semakin Gawat

Kajian: Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Semakin Gawat

DEPOK – Pergaulan bebas di kalangan remaja kian hari semakin gawat. Hal tersebut diungkap Mubalighah Kota Depok, Ustadzah Hj. Nanik Wijayati, dalam Kajian Muslimah Bulanan, Rasulullah Teladan Atasi Pergaulan Bebas Generasi Muda, Sabtu, (14/09/2024) di Masjid Hidayatul Husaini, Curug, Cimanggis.

Ustadzah Nanik menampilkan kutipan beberapa berita terkait pergaulan bebas di kalangan remaja, salah satunya dari Kota Depok. “Mari kita baca potongan berita dari media online tahun 2020, sekitar 4 tahun yang lalu. Kita tinggal di mana, Bu? Kota Depok. Ini beritanya nih Bu, gawat! 70% siswi SMP dan siswi SMA sudah tidak perawan lagi. Kita menyebut alhamdulillah atau innalillah membaca berita ini? Innalillah terjadi seperti ini, alhamdulillah anak saya tidak termasuk, begitu ya Bu.. ?” tanya kepada sekitar puluhan peserta yang hadir

Ia pun bertanya kembali, “Sedih apa sedih baca berita begini, Bu?”

“Walaupun anak kita tidak melakukannya, kita seharusnya ikut malu sebagai warga Depok. Harusnya kita merasa prihatin, sedih, dan tidak bisa diam. Kalau kita diamkan, yang 70% akan menjadi 100%. Na’udzubillahi min dzalik,” ujarnya sambil menyampaikan kekhawatirannya.

Lebih lanjut lagi, ia juga menjelaskan, sebenarnya pergaulan bebas itu adalah perilaku seseorang, atau satu individu, atau satu kelompok, yang dia itu berlaku menyimpang. Sikap menyimpangnya ini melewati batas dari aturan, kewajiban, tuntutan, syarak, dan perasaan malu.

Padahal menurutnya, hidupnya manusia di mana pun dia berada pasti mempunyai aturan. “Hidup manusia di mana pun, baik di tengah hutan, di daerah-daerah yang sepi, pinggir pantai, semua tempat pasti punya aturan. Setiap orang yang hidup di tengah masyarakat yang bila dia menyimpang, maka dikatakan pergaulannya itu bebas, bebas dari aturan,” terangnya.

Lanjutnya, bentuk melanggar aturan dalam pergaulan bebas itu ada banyak. “Misalnya, dahulu kesopanan dijaga, laki dan perempuan tidak boleh jalan bareng, tidak boleh sampai malam, apalagi sampai menginap, eh dia lakukan. Berarti menyimpang. Yang tadinya minuman keras, narkoba, obat-obatan yang membahayakan itu aturannya tidak boleh. Eh ada yang biasa minum itu. Berarti dia menyimpang,” tambahnya.

Ia juga menegaskan kepada para peserta semuanya, harus bergerak, agar dapat menyelesaikan masalan tersebut. “Walaupun ibu-ibu sibuk majelis ta’lim, ibu sibuk di rumah tangga, semua tidak boleh diam. Karena kita punya mulut, punya tangan, dan punya kaki. Mulut bisa bicara, tangan bisa merangkul, kaki bisa berjalan. Jadi kita harus bergerak,” pungkasnya. [] Fatmah R. Ginting

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait