Gen Z dan Tantangan Memiliki Rumah

Gen Z dan Tantangan Memiliki Rumah

Bagaimana solusi untuk membantu generasi Z mempunyai rumah?

DEPOKPOS – Ketika mendengar ancaman sulit mempunyai rumah bagi generasi Z pasti alasan yang terfikirkan oleh kita adalah karena harga properti yang terus meningkat. Tetapi pada kenyataanya jika dibandingkan dengan peluang-peluang bisnis di masa generasi Z meningkatnya harga rumah bukanlah faktor utama masalah ini. Lalu apa yang menjadi masalahnya?

Gen Z atau Generasi Z adalah mereka yang lahir antara pertengahan 1997 sampai 2012. Pada tahun 2023 mereka berada di rentang usia produktif yaitu 12-26 tahun. memasuki usia produktif, generasi ini memperlihatkan gaya hidup yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Bukan hanya dalam budaya berpakaian dan berbahasa tetapi juga dalam memilih pekerjaan. dibalik itu generasi ini juga dihadapkan dengan sejumlah tantangan serius yang mennatang, dimana biaya hidup yang terus meningkat, beban utang pendidikan menjadi lebih berat, dan pasar kerja berubah secara dinamis.

Bacaan Lainnya

Generasi Z dikenal sebagai “digital natives” karena mereka merupakan generasi pertama yang tumbuh dengan akses meluas ke internet dan teknologi digital sejak usia dini. Tidak heran Kemajuan teknologi yang sangat menarik, mudah dan cepat ini memunculkan peluang-peluang baru yang tidak terjarah oleh generasi-generasi sebelumnya. Karena hal itulah mereka lebih menyukai pekerjaan kreatif yang berkaitan dengan teknologi dan media sosial atau bekerja di start up yang memiliki peluang mempercepat karir dengan gaji yang cukup menggiurkan.

BACA JUGA:  Menjaga Masa Depan: Peran Penting Teknik Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu juga menjadi gebrakan baru bagi generasi ini karena perusahaan-perusahaan jadi mengenal media-media yang dapat mempekerjakan seseorang tanpa harus merekrutnya sebagai karyawan tetap. Peluang yang memberi keuntungan bagi kedua belah pihak ini menjadi concern bagi generasi Z dalam memilih pekerjaan. mereka menjadi lebih memperhatikan work life balance dimana mereka mempertimbangkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan yang dimana pada generasi sebelumnya hal ini bukanlah suatu pertimbangan.

Tak heran jika mereka lebih menyukai pekerjaan yang bebas sebagai freelencer yang pekerjaannya dapat di lakukan di mana saja dan kapan saja. Karena kenyataannya, menjadi seorang freelancer memungkinkan mereka untuk mencapai klien dari berbagai lokasi, dengan potensi penghasilan keseluruhan yang seringkali melebihi Upah Minimum Regional (UMR). Terutama, hal ini menjadi lebih signifikan bagi mereka yang tinggal di luar wilayah Jabodetabek.

Apa kaitannya dengan membeli rumah?

Melihat kondisi di atas sepertinya kita akan berfikir seharusnya generasi Z lebih mudah menghasilkan uang dan membeli rumah. Namun kita lupa, setiap yang berdampak positif pasti terdapat sisi negatif nya. Tidak semua dari mereka dapat memanfaatkannya dan berhasil. Mungkin saja bagi mereka yang berhasil memanfaatkan segala peluang, kemajuan dan kemudahan di masa ini mereka dapat membeli rumah bahkan dengan cash sekalipun. Tetapi, bagaimana dengan mereka yang belum berhasil dan memiliki penghasilan rendah?

Satu-satunya hal yang dapat dilakukan bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah-menengah adalah dengan mengajukan pembiayaan kredit ke bank atau yang biasa dikenal dengan KPR. Namun, kembali lagi melihat kondisi di atas dapat disimpulkan generasi Z cenderung memiliki kecenderungan untuk bekerja secara fleksibel, dengan kemudahan berpindah pekerjaan bahkan ke kota yang berbeda.

BACA JUGA:  Pendidikan: Kunci Membuka Pintu Masa Depan yang Lebih Baik

Banyak dari mereka yang hanya menetap dalam satu posisi pekerjaan selama 1-2 tahun sebelum memutuskan untuk berpindah ke peluang pekerjaan lainnya. Meskipun terlihat sebagai pilihan pribadi, hal ini sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka harus beradaptasi dengan sistem kerja yang sering kali tidak menguntungkan bagi mereka.

Sedangkan, syarat seseorang mengajukan KPR diantaranya adalah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Pekerjaan yang tidak tetap, gaji yang tidak pasti dan lokasi pekerjaan yang berpindah-pindah inilah yang menjadikan generasi Z menjadi takut untuk mengambil komitmen jangka panjang.

Menteri keuangan Sri Mulyani juga pernah mengatakan generasi Z akan semakin sulit punya rumah meskipun mereka membutuhkannya karena daya beli generasi ini yang tidak sebanding dengan harga rumah yang lebih tinggi .

Bagaimana solusi untuk membantu generasi Z mempunyai rumah?

Edukasi dan Sosialisasi

Edukasi terkait keuangan dan sosialisasi atas apa yang bisa terjadi di masa depan adalah salah satu cara agar generasi Z lebih aware dan melek terhadap ancaman di masa depan. Hal ini juga dapat membentuk sikap para generasi muda untuk lebih termotivasi dan mulai menata keuangan serta perencanaan masa depan mereka sedari dini mungkin.

BACA JUGA:  Menjaga dan Melindungi Lingkungan

Program- program pemerintah

Dalam hal ini peranan pemerintah sangat diperlukan, karena generasi muda adalah aset negara yang sangat berharga. Jangan sampai, akibat melonjaknya harga rumah dan pendapatan yang tidak sepadan. generasi-generasi muda ini memilih untuk tinggal dan berkarya di luar negri. Dengan adanya program-program yang membantu generasi muda ini untuk memiliki rumah keyakinan generasi muda akan tujuan kepemilikan rumah bukanlah suatu yang mustahil akan meningkat.

Terdapat beberapa program pemerintah dengan tujuan membantu generasi muda untuk memiliki rumah sudah ada, di antaranya :

  • Program satu juta rumah
  • Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
  • Program Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM)
  • Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT)
  • Program Kredit Kepemilikan Rumah Subsidi Selisih Bunga (KPR SSB)

Pengembangan karir dan peluang kerja

Melalui program pengembangan karir dan peluang pekerjaan, seperti pelatihan keterampilan dan magang, Generasi Z dapat membangun niat untuk merencanakan karir dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan penghasilan yang stabil.

Melalui kombinasi edukasi, sosialisasi, dan solusi finansial yang dapat memotivasi dan membentuk niat positif, Generasi Z dapat melangkah menuju kepemilikan rumah dengan keyakinan dan kesiapan yang lebih baik. Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas, masa depan kepemilikan rumah bagi Generasi Z dapat menjadi lebih terjangkau dan berkelanjutan.

Mevita Thalita Isna
STEI SEBI

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Ikuti berita depokpos.com WhatsApp melalui WhatsApp Channel di https://www.whatsapp.com/channel/0029VaxRIG47tkjBsApvt00T

Pos terkait