Dampak Negatif Strict Parents pada Perkembangan Anak

Strict parents adalah pola asuh orang tua yang cenderung menerapkan banyak peraturan

Strict parents adalah pola asuh orang tua yang cenderung menerapkan banyak peraturan, ketentuan, standar, dan tuntutan terhadap anaknya

DEPOKPOS – Sebagian anak menganggap bahwa strict parents itu seperti penjara, karena terikat aturan orang tua yang ketat, sehingga tidak bebas untuk melakukan suatu hal. Seperti tidak boleh pulang malam, kalau main atau pergi sama teman harus izin, tidak boleh main terlalu jauh, dan harus selalu memberi kabar kepada orang tua. Yups! Itulah anak strict parents. Anak strict parents cenderung jarang keluar rumah sehingga sulit untuk bergaul ataupun bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, selalu menuruti perkataan ataupun perintah orang tua, memiliki sifat pemalu, serta memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Strict parents adalah pola asuh orang tua yang cenderung menerapkan banyak peraturan, ketentuan, standar, dan tuntutan terhadap anaknya. Mereka menetapkan aturan yang ketat dan mengharapkan anaknya untuk mematuhi aturannya tanpa penjelasan yang objektif. Mereka juga sering tidak peka terhadap kebutuhan atau perasaan anaknya dan hanya mementingkan egonya sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa anaknya bukan anak kecil lagi melainkan sudah dewasa.

BACA JUGA:  Kesenjangan Hukum di Indonesia

Beberapa orang tua menerapkan pola asuh ini dengan menetapkan aturan yang ketat dan tegas, mengawasi setiap kegiatan anak, dan membatasi kebebasan anak dengan harapan agar anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, disiplin, dan sukses. Meskipun tujuan mereka baik, pola asuh ini jika dilakukan secara berlebihan dapat menimbulkan dampak yang kompleks pada anak.

Dampak Positif Strict Parents

Dampak positif anak dengan pola asuh strict parents yaitu cenderung memiliki disiplin yang tinggi. Mereka diajarkan untuk menghormati dan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh orang tuanya. Hal tersebut dapat membantu mereka menjadi individu yang bertanggung jawab dan teratur dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dampak Negatif Strict Parents

Anak dengan pola asuh strict parents mungkin merasa terkekang dan tidak memiliki kebebasan untuk mengeksplor minat dan bakat mereka. Mereka merasa berada dibawah tekanan karena harapan yang tinggi dari orang tua. Hal ini dapat mempengaruhi kreativitas dan kemampuan mereka dalam mencapai cita-cita yang mereka inginkan, sulit untuk membuat keputusan dan mengatur emosi.

BACA JUGA:  Kemiskinan Bukan Sekedar Masalah Sosial

Secara emosional, anak dengan pola asuh strict parents sulit untuk mengungkapkan perasaan dan pemikirannya kepada orang tua mereka, karena takut akan penilaian orang tua terhadap mereka. Selain itu, mereka juga merasakan tekanan yang berlebihan, merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri jika tidak memenuhi harapan orang tuanya. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan stres, rasa cemas, dan rendahnya harga diri.

Berdasarkan komentar-komentar yang pernah saya baca di media sosial seperti tik tok ataupun instagram, menurut beberapa orang khususnya anak perempuan mengatakan bahwa menjadi anak strict parents tidaklah terlalu buruk, mereka merasa bahwa mereka dijaga oleh orang tua mereka dan hal tersebut merupakan bentuk kasih sayang atau perhatian orang tua terhadap anaknya, sehingga mereka terhindar dari hal-hal buruk dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Tetapi sebagian dari mereka mengatakan bahwa mereka merasa tertekan oleh aturan orang tua, merasa bosan, terkekang, jenuh dan iri ketika melihat orang lain yang dengan bebas dapat bergaul dan bermain dengan teman-temannya tanpa waktu yang dibatasi dan aturan yang ditetapkan, mereka juga mempunyai impian yang ingin dicapai, serta dapat menentukan jalan hidupnya sendiri. Sedangkan kehidupan anak strict parents dikendalikan oleh orang tua mereka sejak kecil.

BACA JUGA:  Parenting Positif Disiplin: Membentuk Karakter Anak dengan Kasih Sayang dan Konsistensi

Menurut saya, menjadi anak strict parents bukanlah sebuah kekangan tetapi sebuah kasih sayang dari orang tua kepada anaknya dan demi kebaikan anaknya, tetapi orang tua juga harus mengimbangi dengan komunikasi yang terbuka, memahami kebutuhan dan kepribadian anak sehingga terjalin hubungan yang baik pula. Kita sebagai anak juga harus mengimbangi dengan memiliki prinsip dan batasan untuk menjaga diri sendiri.