Konsep dasar rancangan arsitektur tradisional sunda adalah menyatu dengan alam.
DEPOKPOS – Pernah berkunjung ke daerah yang masih menggunakan bentuk arsitektur seperti gambar diatas? Gambar tersebut merupakan bentuk salah satu rumah tradisional yang bisa kamu temui di Sumedang, Jawa Barat.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 37 Provinsi. Menurut Kusumohamidjodjo Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kebudayaan, ras, suku bangsa dan agama (2000: 45). Setiap provinsi memiliki ciri khas yang berbeda yang tercermin pada budaya dan lingkungan masing-masing.
Indonesia memiliki keragaman budaya dan kekayaan alam maupun keindahan alam yang sangat banyak, salah satunya ada di daerah Jawa Barat. Jawa Barat merupakan daerah yang dikenal dengan budaya sunda, arsitektur tradisional merupakan arsitektur yang merupakan hasil karya nenek moyang terdahulu yang telah disepakati dan turun-temurun.
Arsitektur tradisional pada dasarnya mengutamakan unsur lokal sebagai aspek-aspeknya dan memiliki cara tersendiri untuk merefleksikan dirinya pada lingkungan sekitarnya. Menurut Suharjanto (2014).
Konsep dasar rancangan arsitektur tradisional sunda adalah menyatu dengan alam. Alam sebagai potensi yang sudah seharusnya untuk dihormati dan dimanfaatkan secara tepat dalam kehidupan sehari-hari dalam berkehidupan di masyarakat daerah.
Maraknya model inovasi dalam arsitektur yang terinspirasi budaya internasional, generasi muda memiliki peran aktif dalam memperkenalkan serta merawat seni dan budaya leluhur dalam konteks arsitektur demi menjaga kelestarian keragaman yang sesuai dengan identitas bangsa.
Menariknya, budaya leluhur seperti rumah adat memiliki tipologi dan menggunakan sumber daya alam yang ada disekitar untuk memenuhi kebutuhan papan masyarakat Indonesia.
Rumah adat merupakan rumah tradisional yang memiliki ciri khas yang berbeda setiap daerahnya. Rumah adat juga merupakan salah satu dari cagar budaya yang perlu dilindungi dan dilestarikan.
Karena itulah mempelajari rumah adat sangat penting. Rumah adat Sunda memiliki tipologi yang aneka ragam dilihat dari tipe bangunan, segi bentuk atap dan perletakkan pintu masuk (entrance).
Ada pula pola penataan ruang dapat dilihat berdasarkan elemen yang menyusun tempat tinggal rumah adat Sunda dan pola penataan ruang berdasarkan pembagiannya berupa tiga daerah yang terpisah yaitu daerah wanita, daerah lakl-Iaki. dan daerah natural (daerah yang dapat digunakan bagi wanita dan lakl-Iaki).
Menurut Muanas, dkk (1998: 35-42) bangunan rumah adat Sunda dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu berdasarkan bentuk atapnya dan bentuk pintu masuknya. Dari bentuk atapnya dibedakan menjadi lima bentuk atap, diantaranya yaitu Suhunan Jolopong, Tagog Anjing, Badak Heuay, Parahu Kumureb dan Julang Ngapak.
Dari banyaknya bentuk arsitektur tradisional yang ada di Jawa Barat seperti bentuk ornamental, wujud pembagian tiga hingga bentuk atap yang unik menyesuaikan dengan fungsi dan budaya di daerah. Salah satu yang akan dibahas adalah bentuk atap Parahu kumureb atau perahu tengkurap.
Secara bahasa, atap parahu kumureb artinya perahu telungkup atau perahu terbalik. Perahu Tengkurab (Parahu Kumureb) Bentuk atap Inl memiliki empat buah bidang atap menyerupai bentuk atap limasan. Sepasang bidang atap sama luasnya, berbentuk trapesium sama kaki.
Letak kedua bidang atap ini sebelah membelah dan dibatasi oleh garis suhunan yang merupakan sisi bersama. Jenis atap perahu tengkurab (parahu kumureb) ini banyak digunakan sebagai atap pada rumah adat Sunda. Bentuk atap parahu kumureb disebut bentuk atap jubleg nangkub (Iesung yang menelungkup).
Bentuk suhunan imah parahu kumereb adalah seperti perahu terbalik atau telungkup. dan belakang Atap rumah khas Sunda ini sedikit mirip suhunan jolopong, tetapi bagian depan dan belakangnya tertutup. Ujung atap atas depan dan belakang tidak full karena ada kemiringan atap depan.
Rumah penduduk Sunda pada zaman dulu biasanya rumah panggung yang hampir seluruh bahannya dari bahan alam. Kaki-kakinya dari batu balok, tiangnya dari balok kayu, papannya dari papan atau palupuh bambu, dindingnya dr bilik bambu, atapnya dr hateup (ijuk, eurih, atau kiray).
Kesederhanaan dan penggunaan bahan melalui sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas menghasilkan karya seni dengan filosofi yang memiliki arti mendalam bagi generasi selanjutnya.
Meskipun saat ini seni arsitektur sudah merambah inspirasi budaya internasional, arsitektur seni yang ada dalam rumah tradisional Jawa Barat tetap memiliki nilai tersendiri bagi yang meneliti dan mengobservasi sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur Indonesia.
Meski sudah terkikis perkembangan zaman, eksistensi budaya perlu direnovasi sehingga dapat terus terjaga. Rumah adat bukan sekedar tempat tinggal, melainkan sebuah simbol eksistensi serta kehormatan bagi masyarakat yang beradat.
Di era gempuran inovasi yang perlahan memudarkan eksistensi budaya tradisional yang ada di Indonesia, Inilah saat nya peran generasi muda dalam mewariskan budaya dan memperkenalkan kepada generasi selanjutnya.
Tidak peduli apa arti rumah bagi setiap penghuninya, rumah adalah perwujudan fisik dari orang-orang yang mendiaminya. Melestarikan budaya dan arsitektur tradisional di tengah arus globalisasi dan inovasi ditekankan, dengan peran yang signifikan dari generasi muda dalam menjaga warisan budaya ini.
Melalui kesederhanaan dan kreativitas dalam penggunaan sumber daya alam, arsitektur tradisional Sunda tetap memiliki nilai tersendiri. Oleh karena itu, pelestarian budaya leluhur Indonesia melalui rumah adat merupakan bagian penting dalam mempertahankan identitas dan warisan budaya masyarakat di era perkembangan zaman yang cepat.
Pentingnya menjaga budaya lokal dalam era gempuran teknologi yang didorong oleh inovasi terinspirasi oleh budaya luar tidak dapat diabaikan. Meskipun teknologi membawa dampak positif dalam pengembangan masyarakat, kita tidak boleh melupakan akar-akar budaya dan identitas lokal kita.
Memahami, merawat, dan mewariskan warisan budaya tradisional adalah cara untuk menjaga keberagaman budaya yang menjadi ciri khas bangsa kita. Budaya lokal memberikan pondasi yang kuat untuk nilai-nilai, kepercayaan, dan identitas kita sebagai masyarakat, dan melalui pelestariannya, kita dapat memastikan bahwa kekayaan budaya ini tetap relevan dan hidup di tengah tantangan dari inovasi teknologi global yang terus berkembang.
Hal ini juga berperan dalam mempertahankan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita.
Dalam mengakhiri pembahasan ini, penulis mengingatkan bahwa menjaga dan merayakan budaya lokal adalah suatu perjalanan yang penuh kesenangan dan kekayaan. Kekhasan arsitektur, tradisi, dan warisan budaya lokal adalah harta berharga yang menambah warna dalam peradaban kita.
Sembari kita merayakan kemajuan teknologi, kita juga harus tetap menghargai akar-akar budaya yang telah menjadi bagian penting dalam diri kita. Kami mengajak semua orang, terutama generasi muda, untuk menjadi pelopor dalam menjaga dan memperkenalkan budaya lokal kepada dunia.
Dengan berpartisipasi aktif dalam pelestarian budaya, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya kita tetap hidup dan berkembang, memperkaya kehidupan kita dan memberikan inspirasi bagi generasi yang akan datang.
Mari bersama-sama menjaga, merawat, dan mempersembahkan budaya lokal kita, sehingga kita bisa melanjutkan perjalanan yang indah ini dengan kekayaan budaya sebagai pemandunya.
Sri Mulyanah, Universitas Telkom