Sering melihat orang gila di jalanan? Bagaimana tampilannya? Mereka biasanya berpenampilan lusuh, berpakaian compang-camping, atau bahkan tidak memakai busana sama sekali. Meskipun begitu, mereka bukan lah “orang gila”. Mereka kehilangan kendali atas jiwanya, inilah yang disebut dengan skizofrenia.
Skizofrenia dapat menyerang siapa saja. Gangguan kesehatan mental yang mengganggu pemikiran dan persepsi sering memengaruhi anak usia 16-30 tahun. Skizofrenia menyerang lebih dari 23 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi gangguan mental serius, seperti skizofrenia, adalah sekitar 400 juta. Penyebab skizofrenia tidak diketahui, tetapi diyakini bahwa pengaruh genetik dan faktor lingkungan sosial dapat menyebabkan gangguan mental ini. (Medicalnewstoday, 2017).
Katanya, orang dengan skizofrenia itu suka melakukan tindakan kekerasan dan kejahatan, cukup berbahaya, dan harus dijauhi, memiliki kepribadian ganda, tidak bisa disembuhkan, dan selalu gagal dalam mengerjakan sesuatu.
Namun, sebenarnya pasien dengan skizofrenia tidak berbahaya dan suka melakukan tindakan kekerasan. Justru mereka cenderung menarik diri dari orang-orang. Namun benar, mereka tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik. (WebMD, 2018) .
Gejala skizofrenia sangat bervariasi, secara umum penderita skizofrenia tidak dapat berbicara dengan jelas, kata-katanya tidak masuk akal sehingga mereka sangat berkesulitan untuk diajak berkomunikasi. Halusinasi dan delusi juga dapat terjadi pada penderita skizofrenia, sehingga ketika seseorang mengalami halusinasi dapat dicurigai sebagai penderita skizofrenia. Halusinasi ini pun juga dapat cenderung menghasilkan ketidaktahuan mengenali diri sendiri dan keluarganya. Perilakunya pun aneh tidak wajar, dan tidak memiliki rasa malu.
Penderita skizofrenia dapat disembuhkan dengan pemberian obat dan adanya support psikososial. Ini dapat mengganggu fungsi melalui hilangnya kemampuan yang diperoleh untuk mendapatkan mata pencaharian, atau gangguan studi. Skizofrenia biasanya dimulai pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Ada pengobatan yang efektif untuk skizofrenia dan orang-orang yang terkena dampaknya dapat menjalani kehidupan yang produktif dan terintegrasi dalam masyarakat. (WHO, 2018).
Jadi, penderita skizofrenia tidak sama dengan orang gila di jalanan ya? Tentu tidak, dan kita tidak bisa menjauhi penderita skizofrenia. Justru, yang harus dilakukan adalah mendukung penderita skizofrenia supaya mereka berkeinginan untuk berobat ke dokter. Agar penyakit ini dapat dikontrol dan dikendalikan, sehingga penderita dapat menjalani kehidupan seperti biasa.
Natasha Zwit Audrey
Environmental Health Studies
Faculty of Public Health, Universitas Indonesia