Pengaruh Budaya Asing Pada Remaja

Ilustrasi
Ilustrasi

Sifat ideologi negara kita yang memang mengedepankan sifat terbuka memang sangat berpengaruh dengan budaya asing yang masuk ke negara kita. Sifat terbuka itulah yang memang masih menjadi kontrovesi. Apakah dengan sifat ideologi yang terbuka dapat merusak budaya di dalam negeri ?

Dari zaman ke zaman perubahan budaya di Indonesia memang terlihat sangat jelas. Dari masuknya budaya asing sampai dengan transformasinya budaya indonesia sangat mudah ditemukan, apalagi di kalangan remaja. Pada umumnya, Indonesia memang memiliki banyak sekali budaya. Budaya dari 34 provinsi yang memang berbeda-beda adalah kekayaan yang dimiliki bangsa kita sendiri.

Bacaan Lainnya

Namun, ada apa dengan generasi muda di negara kita, yang lebih menyukai budaya asing dibanding budaya asli negara kita ?

BACA JUGA:  Tata Kelola: Komparasi Audit Konvensional dan Syariah

Apakah budaya kita kuno ?
Apakah budaya Indonesia sudah tidak pantas untuk dilakukan di zaman serba digital ini ?

Kita sering melihat anak-anak zaman sekarang menyukai budaya luar, seperti contoh sering meniru budaya Jepang, budaya Korea. Bahkan lebih menyedihkan lagi, jika mereka dipersilahkan untuk memilih, mereka lebih memilih budaya luar atau asing ketimbang budaya negaranya sendiri.

Ketertarikan akan budaya asing juga dipengaruhi oleh media sosial dan akses internet yang mudah di zaman serba digital ini sehingga anak-anak kita bisa saja langsung mencari informasi tentang budaya asing tersebut. Sering melihat di televisi, di gadget, dan media akses lainnya membuat anak lebih mudah meniru dan menjadikan kebudayaan itu sebagai jati diri mereka.

“Anak memang memiliki sifat yang mudah meniru apa yang ia lihat. Jadi, tidak heran jika anak yang sering dijamu dengan kebudayaan-kebudayaan asing akan lebih memilih budaya luar dibandingkan budaya negaranya sendiri,” ucap Drs. Agus Haryono, M.Psi,. Saya pun demikian, karena saya sering melihat dan menonton film yang berisikan budaya luar sedikit demi sedikit saya hampir kehilangan identitas budaya asli saya dan hampir lagi tercampur dengan budaya asing.

BACA JUGA:  Tata Kelola: Komparasi Audit Konvensional dan Syariah

Hal yang sangat terlihat adalah cara berpakaian. Pada zaman dahulu, mungkin anak-anak yang masih berusia dibawah 17 tahun masih menggunakan pakaian yang tidak macam-macam. Akan tetapi, saat ini mungkin pakaian yang harus tidak dipakai oleh anak-anak justru mereka malah menggunakannya dan terbukti mereka sangat menyukainya. Hal selain cara berpakaianadalah makanan, makanan juga sangat mudah terpengaruh dengan negara luar.

Makanan, makanan-makanan asli Indonesia sangatlah beranekaragam tetapi zaman sekarang generasi muda kita lebih memilih makanan-makanan fastfood western. Padahal makanan asli Indonesia tidak kalah nikmat dibanding makanan fastfood western itu.

BACA JUGA:  Tata Kelola: Komparasi Audit Konvensional dan Syariah

Jika kita cermati, negara-negara luar yang budayanya terkenal di Indonesia justru mereka masih sangat mempertahankan budaya yang ada di negara mereka. Tidak terpengaruh dengan budaya di luar budaya yang mereka miliki adalah kunci yang paling kuat.

Memang sifat ideologi kita yang terbuka menjadi dasar masuknya budaya asing ke dalam negeri. Tetapi maksud dari ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan zaman bukan malah yang menghancurkan budaya yang sudah leluhur berikan kepada negara kita. Negara kita menjadi salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang sangat banyak.

Jadi, kita harus mempertahankan budaya yang sudah kita miliki. Ingatlah mempertahankan lebih sulit dibandingkan memilikinya, jangan sampai budaya yang kita miliki diambil oleh para pencuri budaya di luar sana.

Elsi Cahyani

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait