Keberadan pasar tradisonal seakan menjadi keunikan tersendiri ditengah maraknya pasar modern akhir-akhir ini di Ibu Kota Jakarta yang semakin membuat sesak setiap sudut kota, jika ke pasar tradisional pasti teringat sejuta sejarah tempo dulu, kenangan, dan peristiwa apa saja yang terdapat disana.
Pasar Kebayoran Lama, salah satu pasar tradisonal yang masih bertahan hingga sekarang letaknya yang strategis di Jakarta Selatan dekat stasiun Kebayoran Lama dan rumah-rumah warga, pasar ini sama saja dengan pasar kebanyakan lainnya.
Di Pasar Kebayoran Lama apapun dapat kita temui, pasar ini selalu ramai dikunjungi setiap hari dan menitnya bahkan pasar tradisonal ini tak pernah sepi dari pengunjung bahkan jika diperhatikan pasar ini beroperasi 24 jam non-stop setiap hari, dari pagi matahari menyambut hingga panas terik di siang hari, lalu lalang di malam hari hingga larut malam hingga ke pagi lagi. Pasar tradisional Kebayoran Lama tidak pernah sepi dari pengunjungnya.
“Alhamdulillah pasar tidak pernah sepi dari pembeli , dari pagi ke pagi lagi, walaupun hujan tetap ada pembeli, karena ada saja pembeli dengan tujuan untuk dijual lagi, seperti tukang sayur” ujar Agus (45) salah satu pedagang cabai.
Jika melintas di setapak jalan pasar ini mungkin bermacam-macam bau aneh tercium, mungkin bau sampah, bau keringat sang kuli panggul, bau got meluap, dan beraneka bau akan melintas di hidung para pengunjungnya.
Tidak hanya bau yang beraneka macam, jika kita menghampiri para pedagang di dalam kios-kios jualan harus berhati-hati karena jalan tersebut terkadang suka licin apalagi jika petugas kebersihan sedang mengepel lantai dalam keadaan basah.
“Untuk saya, ke pasar tradisonal seperti ini setiap hari sudah mejadi keseharian ibu rumah tangga seperti saya, walaupun panas, bau, kotor, sesak yang penting saya bisa mendapatkan apa yang saya butuhkan” ungkap Ade (38) pengunjung pasar Kebayoran Lama.
Tidak hanya itu, di dalam gedung pasar terdapat sekelompok penjual pakaian, tas, sepatu, sembako, toko obat, penjual mainan, perlengkapan rumah tangga, dan peralatan sekolah. Jika di bagian belakang pasar terdapat penjual ikan, cabai, ayam, sayuran, buah, warteg, dan warung kopi.
Di jalanan pasar atau tepatnya saat di luar pasar kini lebih luas dan banyak yang berjualan. Berbeda sekali dengan yang di dalam gedung pasar, di luar keadaan pasar lebih ramai ketimbang di dalam. Karena penjual dengan nyamannya berjualan tanpa harus memikirkan uang sewa kios yang terlalu mahal.
Di luar pasar banyak kita jumpai kegiatan jual beli bahkan segala macam penjual seperti penjual masakan, ikan, ayam, sayuran, kaset. Bahkan ada saja tukang parkir yang kebanjiran rezeki karena kendaraan yang parkir sangat banyak khusunya roda dua, dan tak banyak bajai yang parkir di sepanjang jalan.
Di pasar Kebayoran Lama kita dapat jumpai lalu lalang kendaraan yang terkadang membuat macet, pejalan kaki yang tak mau kalah, bapak tua penjual plastik, tukang ojek dan tukang parkir yang membuat suara sakit ditelinga, pemulung, dan tak sedikit preman hingga pengemis yang bermunculan di tengah-tengah keramaian pengunjung pasar.
Wenti Ayu Apsari