DEPOKPOS – Isu lingkungan hidup menjadi perhatian global di era modern ini. Pemanasan global, polusi, kerusakan hutan, dan krisis air adalah sebagian dari tantangan besar yang dihadapi umat manusia. Dalam konteks ini, Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memiliki pandangan yang sangat mendalam dan progresif tentang hubungan manusia dengan alam. Menjaga lingkungan bukan hanya soal tanggung jawab sosial, tetapi juga bagian dari ibadah dan perintah agama.
Pandangan Islam tentang Alam
Islam mengajarkan bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah SWT dengan tujuan dan keseimbangan yang sempurna. Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang menunjukkan bahwa alam adalah tanda-tanda kebesaran Allah (ayat-ayat kauniyah). Misalnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 164, disebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, hujan, dan tumbuhan adalah bukti kekuasaan-Nya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang… terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Alam adalah amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah (pemimpin) di bumi. Dalam QS. Al-A’raf ayat 56, Allah memperingatkan agar manusia tidak membuat kerusakan di bumi setelah adanya perbaikan.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf: 56)
Tanggung Jawab Muslim terhadap Lingkungan
Sebagai khalifah di muka bumi, setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan mencegah kerusakan. Prinsip-prinsip Islam mendorong hidup yang seimbang, tidak berlebihan (israf), dan berkelanjutan. Beberapa nilai penting dalam menjaga lingkungan menurut Islam antara lain:
Tawazun (Keseimbangan): Islam menekankan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Eksploitasi sumber daya secara berlebihan bertentangan dengan prinsip ini.
Amanah: Alam adalah titipan dari Allah, dan manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana mereka memperlakukannya.
Keadilan: Kerusakan lingkungan sering berdampak pada kelompok masyarakat yang lemah. Menjaga lingkungan juga berarti menegakkan keadilan sosial.
Tidak Berlebih-lebihan (Israf): Allah melarang perbuatan boros, termasuk dalam penggunaan air, energi, dan sumber daya alam lainnya. Bahkan dalam wudhu, Nabi Muhammad SAW menganjurkan hemat air meskipun berwudhu di sungai.
Contoh Praktik Islami dalam Menjaga Lingkungan
Menanam pohon: Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika seseorang menanam pohon, lalu burung, manusia atau hewan makan dari buahnya, maka itu adalah sedekah.” (HR. Bukhari)
Mengelola sampah: Islam mendorong kebersihan. “Kebersihan adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim)
Menghemat air dan energi: Prinsip hemat dan efisien sangat ditekankan dalam Islam.
Tidak mencemari air dan tanah: Nabi melarang buang hajat di air yang mengalir atau di tempat umum, yang menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Peran Dakwah dan Pendidikan
Peran para dai, guru, dan institusi keagamaan sangat penting dalam mengedukasi umat Islam tentang tanggung jawab ekologis mereka. Dakwah lingkungan bisa dilakukan melalui khutbah Jumat, pelatihan, dan program-program berbasis masjid yang mendorong gaya hidup ramah lingkungan.
Menjaga lingkungan adalah bagian integral dari keimanan seorang Muslim. Islam telah lama menempatkan alam sebagai makhluk Allah yang memiliki hak untuk dijaga dan dihormati. Dalam menghadapi krisis ekologi saat ini, umat Islam memiliki landasan teologis yang kuat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian bumi. Melalui tindakan-tindakan kecil yang berkelanjutan, setiap Muslim bisa menjadi bagian dari solusi global demi masa depan bumi yang lebih baik.
Muhammad Kamal Sholahuddin
Perbankan Syariah STEI SEBI