DEPOKPOS – Al-Qur’an dan hadits merupakan kunci bangkitnya kembali peradaban Islam. Hal tersebut diungkap Mubalighah Kota Depok, Ustadzah Ir. Hj. Nanik Wijayati, dalam Kajian Muslimah Bulanan, Pendidikan Kunci Emas Membangun Peradaban, Sabtu, (10/05/2025) di Depok
Ia menegaskan, agar peradaban Islam kembali bangkit, maka Al-Qur’an dan Hadits harus dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam kurun waktu 23 (dua puluh tiga) tahun Al-Qur’an turun, kaum Muslim belajar dan Al-Qur’an bisa menghancurkan peradaban besar pada masa itu yakni Romawi dan Persia,” ujarnya dengan semangat.
Tak hanya itu, lanjutnya, Al-Qur’an menjadi sumber ilmu pengetahuan. “Berasal dari hukum waris, laki-laki mendapatkan dua bagian dan perempuan satu bagian. Hal ini membutuhkan matematika penerapan, maka muncullah angka-angka oleh ilmuwan Muslim, dan terciptanya angka nol,” terangnya di hadapan sekitar 140 peserta.
Syariat atau hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an ketika diuji, dikembangkan, jelasnya akan menjadi ilmu pengetahuan. “Seperti syariat yang menyuruh kita untuk memakan makanan yang halal dan tayib. Maka terciptalah ilmu kesehatan, kimia, dan biologi. Dari ilmuwan-ilmuwan Muslim yang begitu banyak bermunculan,” ujarnya.
Tapi, sangat disayangkan, menurutnya, hari ini penelitian, pencipta ilmu pengetahuan dilakukan oleh orang-orang Non Islam. Orang-orang muslim belum punya semangat untuk belajar agama dan ilmu pengetahuan, padahal ketika awal peradaban Islam ketika peradaban lain di jalan-jalan belum ada lampu di dalam peradaban Islam sudah ada lampu, begitu juga perairan, rumah sakit sudah ada dan berkualitas meskipun gratis.
Ia pun menghimbau supaya tercipta kembali peradaban emas Islam harus didukung juga dengan karakter dan akhlak yang mulia. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadits Riwayat Tirmidzi yang artinya, “Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin salat dan puasa.”
Ia juga menegaskan kepada para peserta semuanya, harus belajar Al-Qur’an sepanjang hayat, harus mampu meramu berbagai ilmu dari Al-Qur’an dan Hadits untuk mendidik generasi. “Misalnya ketika menyuruh anak kita shalat, jangan hanya memberi tahu anak bahwa shalat itu wajib dilaksanakan dan berdosa ketika tidak dikerjakan. Tapi, beritahu juga ‘Nak, ketika shalat saat kita sujud itu tidak ada hijab antara kita sama Allah, jadi kita itu sangat dekat dengan Allah.’ Maka kita harus jadi Muslim pembelajar,” pungkasnya. [Ambarwati]