Apakah saat ini masih saat yang tepat untuk membeli emas, atau justru waktunya menjual dan merealisasikan keuntungan?
DEPOKPOS – Melonjaknya harga emas global membuat banyak investor ritel, bertanya-tanya apakah saat ini masih saat yang tepat untuk membeli emas, atau justru waktunya menjual dan merealisasikan keuntungan?
Harga emas dunia mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada penutupan perdagangan Senin (21/4/2025) waktu AS atau Selasa (22/4/2025) pagi WIB.
Emas menguat seiring pelemahan dollar AS dan meningkatnya kekhawatiran pasar akibat ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot melonjak 2,7 persen ke 3.417,62 dollar AS per ons, atau sekitar Rp 56 juta (kurs Rp16.400 per dollar AS).
Kenaikan harga emas ini mencerminkan fungsinya sebagai aset safe haven, yakni instrumen investasi yang dianggap aman saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik.
Namun, bagi investor ritel, situasi ini bisa jadi dilema.
Sebaiknya, investor ritel memahami bahwa kenaikan harga emas bukan hanya momentum untuk euforia, tapi juga waktu untuk mengevaluasi strategi investasi.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan investor saat harga emas naik terus.
1. Evaluasi portofolio dan tujuan investasi
Bagi investor yang sudah memiliki emas dalam portofolionya, ini adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi.
Apakah tujuan awal investasi adalah untuk jangka panjang atau sebagai dana darurat?
Jika investasi emas Anda sudah memberikan imbal hasil signifikan dan tujuan jangka pendek sudah tercapai, menjual sebagian bisa menjadi pilihan strategis.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, “kenaikan harga emas bisa dimanfaatkan untuk realisasi profit, terutama jika investor membelinya saat harga masih di bawah Rp 1 juta per gram.”
2. Tidak perlu panik
Bagi investor pemula yang baru ingin masuk ke emas, kenaikan harga bukan berarti kehilangan peluang. Namun, penting untuk menghindari keputusan emosional karena takut “ketinggalan kereta”.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengingatkan, “emas sebaiknya dibeli secara bertahap atau menggunakan metode dollar cost averaging (DCA) agar tidak terjebak membeli di harga puncak.”
3. Pertimbangkan diversifikasi
Kendati emas sedang naik, menaruh semua dana di instrumen ini bukanlah strategi yang bijak. Diversifikasi tetap penting.
Investor disarankan membagi dana ke berbagai instrumen seperti obligasi negara, reksa dana pasar uang, atau saham blue chip untuk menyeimbangkan risiko.
4. Pantau faktor global
Harga emas sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga The Fed, nilai tukar dolar AS, dan situasi geopolitik.
Menurut laporan Bloomberg, ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga emas.
Investor perlu mengikuti perkembangan ini secara berkala untuk bisa mengambil keputusan berdasarkan data, bukan spekulasi.
Harga emas yang terus naik memang menggiurkan, tapi investor ritel harus tetap rasional. Bagi yang sudah memegang emas, saatnya mengevaluasi dan mempertimbangkan untuk merealisasikan sebagian keuntungan.
Sementara bagi investor pemula, masuk secara bertahap dan tetap mengedepankan prinsip diversifikasi adalah kunci agar tidak terjebak pada volatilitas jangka pendek.