Oleh: Siti Aisyah, S.Sos., Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Saat ini sebagian besar remaja Indonesia lebih mengidolakan yang berbau Korea seperti K-Pop, (BTS, Blackpink, Stray Kids, NewJeans, dan lainnya). Mereka juga sering mengikuti tren fashion mereka, seperti pakaian bergaya streetwear, vintage, atau ala K-Pop idol.
Bahkan, ketika idola mereka dihujat, remaja Indonesia cenderung bereaksi dengan emosi yang kuat. Mereka sering merasa perlu membela idola mereka secara aktif, baik di media sosial maupun dalam kehidupan nyata. Contohnya, Blackpink di Indonesia (2022): Saat Blackpink dituduh tidak menghormati budaya Indonesia karena cara mereka berpakaian saat konser, banyak penggemarnya yang membela dengan mengatakan bahwa pakaian mereka adalah bagian dari budaya pop global dan bukan penghinaan terhadap tradisi lokal.
Secara keseluruhan, remaja cenderung menunjukkan loyalitas tinggi terhadap idola mereka dan merasa bahwa membela idola adalah bentuk pengabdian dalam fandom/fans club.
Namun, sangat disayangkan, ketika dihadapkan dengan kondisi kaum Muslimin di Gaza, sebagian besar remaja cenderung apatis, cuek atau tidak terlalu peduli dengan isu Gaza, karena mungkin merasa terlalu jauh dari kehidupan mereka atau tidak memahami kompleksitasnya. Yang remaja pahami masalah Gaza itu merupakan masalah kemanusiaan saja, hanya sekadar prihatin dan berduka, tanpa ada pembelaannya sama sekali.
Padahal, sampai 13 Januari 2025, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 109.731 warga Palestina terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 dan jumlah korban tewas di Gaza capai 46.584 jiwa di tengah genosida Israel. Roket terus menerus membombardir warga Gaza, korban pun terus berjatuhan (www.aa.com.tr, 13/01/2025). Akankah para remaja berdiam diri dan tidak membela Gaza?
Lalu, mengapa remaja hanya berdiam diri dan tidak membela Gaza? Bisa jadi, Pertama, kurang diblowup informasi terkait kondisi kaum Muslim Gaza di media baik cetak maupun elektronik dan juga di media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan Twitter sehingga remaja cenderung acuh tak acuh, tidak seperti halnya dengan K-Pop yang booming.
Kedua, kurangnya pemahanan Islam terkait ukhuwah di antara sesama Muslim. Kalaupun mereka membela hanya sebatas mengikuti tren solidaritas tanpa memahami akar masalah yang terjadi di Gaza.
Ketiga, kurangnya edukasi atau pemahaman terkait Palestina, salah satunya di sekolah-sekolah, sehingga mereka cenderung apatis.
Dan, itu semua terjadi penyebabnya adalah paham nasionalisme (paham kebangsaan yang menekankan pada kesetiaan dan loyalitas terhadap negara dan bangsa atau sikap mental dan tingkah laku yang menunjukkan pengabdian dan cinta terhadap tanah air) yang mengakar, sehingga remaja tidak peka dengan kondisi negara lain, yang penting negaranya sendiri tidak mengalami konflik.
Para remaja pun punya pilihan, mau bela yang mana? Apakah idola K-Pop yang unfaedah, di dalamnya banyak kemaksiatan atau peduli dengan saudara Muslim kita di Gaza yang memang harus dibela karena mereka saudara seiman?
Para remaja, jadilah pembela Gaza. Pasalnya, Muslim Gaza adalah saudara seiman, seperti yang disebutkan dalam hadits. Rasulullah SAW sudah mengingatkan, sesama Muslim itu bersaudara bagaikan satu tubuh. Meski beda wilayah, etnis, bahasa, budaya, rupa, status sosial, status pendidikan, maupun status pernikahan, tetapi satu server. Tuhannya Allah Taala, Rasulnya Muhammad ﷺ dan kitab sucinya Al-Qur’an, semua sama.
Oleh karena itu, jika saudara kita di Gaza mengalami genosida, maka akan terasa pedihnya oleh Muslim yang lain. Layaknya satu tubuh, jika satu anggota badan sakit, tentunya anggota badan lainnya ikut sakit pula. Seperti inilah gambaran hadits Rasulullah SAW tentang persaudaraan sesama Muslim.
“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR Bukhari dan Muslim).
Maka, tanamkan dalam diri remaja, setiap Muslim di belahan mana pun adalah saudara seiman yang harus dibela karena itu semua perintah Allah Taala, dan masalah Gaza bukan sekadar bencana kemanusiaan, tetapi masalah kemuliaan agama, penjajahan terhadap bangsa Islam, merebut rumah umat Islam, dan merendahkan kehormatan umat Islam.
Tentunya, untuk menanamkan pembelaan remaja terhadap Gaza, salah satunya dengan memberikan pemahaman terkait Islam kaffah dengan mengkaji bagaimana kaum Muslim harus bertindak jika saudara Muslim lainnya dianiaya, bisa dengan pembinaan intensif, mengadakan diskusi-diskusi antar remaja dan lainnya.
Khusus dalam konteks remaja, ada beberapa peran yang bisa dilakukan, yakni: Pertama, ikut mengopinikan pemahaman yang benar tentang Palestina. Tanah Palestina memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan, di antaranya tempat lahir dan hidupnya para nabi, terdapat pula tempat suci kaum Muslim, kiblat pertama bagi umat Islam, sekaligus tempat Rasulullah SAW memenuhi perintah Allah saat Isra’ Mi’raj.
Kedua, remaja juga harus menyampaikan fakta yang benar tentang Palestina. Intinya, Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim yang dirampas oleh Zionis Yahudi. Fakta-fakta ini sengaja ditutup-tutupi oleh musuh-musuh Islam agar kaum Muslim abai terhadap permasalahan yang menimpa mereka. Dengan menyampaikan fakta yang benar, mata remaja lainnya akan terbuka dan mereka bersemangat berdakwah untuk merebutnya kembali.
Ketiga, ikut mendakwahkan Islam kaffah. Kiprah remaja dalam mendakwahkan Islam kaffah sangat penting. Ini karena tidak sedikit remaja yang belum paham Islam. Mereka punya tanggung jawab yang sama melakukan perubahan di tengah-tengah umat dengan menegakkan Islam kaffah. Ketiga, ikut bergabung dalam kelompok dakwah yang berjuang menegakkan kembali Khilafah.
Namun, sudah seharusnya seluruh kaum Muslim —termasuk remaja—di seluruh dunia memberikan perhatian terhadap permasalahan yang menimpa Gaza yang penuh berkah ini. Umat Islam seluruh dunia mesti bersatu untuk merebut kembali Tanah Palestina dari penjajah Zionis Yahudi.
Oleh karena itu, solusi tuntas masalah Gaza dengan mewujudkan persatuan hakiki yang akan menghilangkan batas-batas wilayah negeri satu dengan negeri lain. Umat Islam harus bersatu di bawah satu kepemimpinan dalam bendera Laa ilaaha illalLaah Muhammadur RasululLaah, di bawah satu komando, yakni sang Khalifah dengan menegakkan Kekhilafahan Islam yang mengikuti manhaj kenabian.
Untuk menuntaskan masalah Gaza, sang Khalifah akan mengerahkan tentara kaum Muslimin untuk membantu saudara kita di Gaza agar penjajah kafir laknatullah segera binasa. Semua akan terwujud jika Khilafah Islam tegak di muka bumi (insyaAllah dengan seizin Allah akan tegak). []