DEPOKPOS – Era Society 5.0 merupakan sebuah perkembangan masyarakat yang memasuki fase baru bersamaan dengan kemajuan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Nisa (2022) dalam (Candra Sari, 2023) menjelaskan bahwa dalam menghadapi era society 5.0, perubahan dan perkembangan pesat tidak hanya terjadi pada teknologi, namun kehidupan dalam keluarga juga akan berubah dengan menyesuaikan era.
Terlebih era society 5.0 memberikan gambaran bahwa adanya kemungkinan teknologi yang kan menjadi bagian dari manusia itu sendiri. Dalam hal tersebut, keluarga sebagai kelompok sosial terkecil memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai generasi mendatang.
Kholik 2017 dalam (Candra Sari, 2023) mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dan tinggal bersama terikat karena darah, perkawinan, atau adopsi sebagaimana yang disampaikan oleh Jalaludin Rakhmat. (Hill dalam Lestari, 2012) dalam (Kumala & Tresnawaty, n.d.) menjelaskan bahwa menurut psikologi, keluarga dapat didefinisikan sebagai rumah tangga yang mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah dan di dalamnya terselenggara berbagai fungsi ekspresif keluarga serta fingsi dasar instrumental untuk setiap anggotanya.
Quraish Shihab 2000 dalam (Imam Mustofa, 2008) berpendapat bahwa dasar penggunaan kata sakinah pada pembahasan keluarga diambil dari Al-Quran surat al-Rum ayat 21 ”litaskunu ilaiha” yang artinya bahwa perjodohan diciptakan oleh Allah terhadap umat manusia agar masing-masing di antara mereka merasakan ketentraman. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti penuh kasih sayang, aman, terhormst, tenang, mantap, dan memperoleh pembelaan.
Maka dari itu, dapat dipaham bahwa keluarga sakinah merupakan sebuah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga. Jadi, keluarga sakinah yang dalam konteks Islam diartikan sebagai keluarga yang harmonis, sejahtera, dan penuh kasih sayang, diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat dalam menghadapi tantangan dan dinamika yang muncul di era Society 5.0.
Namun, dengan adanya perubahan yang cepat dalam teknologi dan nilai-nilai sosial, keluarga sakinah menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga cara mereka berinteraksi dengan dunia luar.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh keluarga sakinah di Era Society 5.0 diantaranya ialah:
1. Perubahan Nilai dan Norma Sosial
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional. Keluarga sakinah yang sebelumnya berpegang pada norma-norma tertentu kini harus menghadapi pergeseran nilai yang dapat mempengaruhi hubungan antar anggota keluarga.
2. Pengaruh Media Sosial
Media sosial memberikan dampak yang signifikan terhadap interaksi keluarga. Seringkali, anggota keluarga lebih terhubung dengan dunia maya daripada satu sama lain. Hal ini dapat mengurangi kualitas komunikasi dan kedekatan emosional dalam keluarga.
3. Tekanan Ekonomi dan Pekerjaan
Di era Society 5.0, tuntutan pekerjaan semakin tinggi, dan banyak orang tua yang harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tekanan ini dapat menyebabkan stres dan konflik dalam keluarga, yang berpotensi mengganggu keharmonisan.
4. Kesehatan Mental
Stres akibat tuntutan hidup yang semakin kompleks dapat mempengaruhi kesehatan mental anggota keluarga. Keluarga sakinah perlu memperhatikan kesehatan mental sebagai bagian dari kesejahteraan keseluruhan.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, penting bagi keluarga sakinah untuk menemukan cara-cara baru untuk beradaptasi dan berkembang, berikut dinamika yang terjadi dalam keluarga di Era Society 5.0 diantaranya ialah:
1. Komunikasi Digital
Meskipun teknologi dapat menjadi tantangan, ia juga menawarkan peluang untuk meningkatkan komunikasi. Keluarga dapat memanfaatkan aplikasi dan platform digital untuk tetap terhubung, meskipun terpisah oleh jarak.
2. Peran Gender yang Berubah
Di era ini, peran gender dalam keluarga semakin fleksibel. Banyak wanita yang berkarir, dan pria juga mulai mengambil peran dalam urusan rumah tangga. Dinamika ini dapat menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam keluarga.
3. Pendidikan dan Pembelajaran Berbasis Teknologi
Keluarga dapat memanfaatkan teknologi untuk pendidikan anak-anak. Pembelajaran online dan akses ke sumber daya pendidikan digital dapat meningkatkan kualitas pendidikan di rumah.
Dinamika keluarga di era Society 5.0 menawarkan peluang untuk menciptakan hubungan yang lebih baik melalui penggunaan teknologi, keterlibatan dalam komunitas, dan pendekatan yang lebih inklusif terhadap peran gender.
Dengan memahami tantangan dan dinamika yang ada, keluarga dapat mengembangkan model-model yang relevan untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan sejahtera.
Adapun model keluarga sakinah di Era Society 5.0 diantaranya ialah:
1. Model Keluarga Digital
Keluarga yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi. Misalnya, menggunakan video call untuk berkumpul secara virtual atau berbagi momen penting melalui media sosial.
2. Model Keluarga Berbasis Komunitas
Keluarga yang aktif dalam komunitas lokal, berkolaborasi dengan tetangga dan organisasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Ini dapat membantu mengurangi tekanan dan meningkatkan dukungan sosial.
3. Model Keluarga Sehat Mental
Keluarga yang secara aktif memperhatikan kesehatan mental anggotanya. Ini termasuk menyediakan waktu untuk berbicara tentang perasaan, melakukan aktivitas bersama, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Keluarga sakinah di Era Society 5.0 menghadapi tantangan yang kompleks, namun juga memiliki peluang untuk berkembang. Dengan memahami dinamika yang ada dan menerapkan model-model yang relevan, keluarga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan sejahtera.
Penting bagi setiap anggota keluarga untuk beradaptasi dengan perubahan dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang ada. Keluarga sakinah bukan hanya sekadar impian, tetapi dapat menjadi kenyataan di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang cepat.
Annisa Nurfauziah
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka