DEPOKPOS – Keluarga yang sakinah adalah keluarga yang dapat merasakan manfaat pernikahan tersebut secara optimal. Dalam keluarga yang sakinah, terjalin hubungan suami-istri yang serasi dan seimbang (Nasution, 2021). Ketika membicarakan tentang keluarga sakinah, banyak orang berasumsi bahwa hal utama yang dibutuhkan adalah kecukupan materi. Namun, benarkah hanya itu kuncinya? Mari kita kupas lebih dalam mengenai apa yang sebenarnya menjadi rahasia keluarga yang bahagia dan harmonis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ternyata ada banyak aspek lain yang turut berperan dalam membangun keluarga sakinah, jauh melampaui sekedar kecukupan finansial, antara lain:
1. Pasangan suami-isteri harus memiliki konsep yang benar tentang keluarga bahagia. Mereka harus saling mencintai, melengkapi dan membutuhkan layaknya pakaian dan yang memakainya (Samudera & Prayuda, 2021). Hubungan yang dilandasi saling pengertian dan pemenuhan kebutuhan bersama inilah yang akan menciptakan keharmonisan. Agama mengajarkan kita untuk tetap selektif. Pilihan pasangan hidup, meski bukan satu-satunya penentu, bisa menjadi awal dari perjalanan rumah tangga yang bahagia atau sebaliknya (Bhakti et al., 2020).
2. Pentingnya menjaga hal-hal yang secara sosial dianjurkan (ma’ruf) dan menghindari hal-hal yang dilarang. Pasangan suami-isteri harus menjaga makanan yang halal, menghindari maksiat, serta menjalankan akidah Islam dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga akan terbentuk dalam kerangka nilai-nilai agama yang kuat dan dibangun di atas fondasi musyawarah. Setiap keputusan, mulai dari perencanaan keluarga, pemilihan tempat tinggal, pendidikan anak, hingga pembagian tugas rumah tangga, perlu dibicarakan bersama antara suami dan istri (Asman, 2020).
3. Keturunan yang baik, keteguhan niat, pembinaan keluarga yang berkualitas, serta menjadikan rumah sebagai pusat ilmu dan kemuliaan. Jadi, jelaslah bahwa membangun keluarga sakinah bukan sekadar soal materi, melainkan membutuhkan komitmen, kerja keras, dan keteladanan dalam menjalankan nilai-nilai agama (Basir, 2019).
4. keadilan dalam keluarga sakinah bersifat proporsional dan fleksibel. Baik suami maupun istri yang berkarir tetap punya tanggung jawab memberi perhatian pada keluarga. Pembagian peran dilakukan secara adil berdasarkan kesepakatan bersama, bukan berdasarkan stereotip gender. Islam telah menetapkan hak dan kewajiban yang seimbang antara suami istri. Ketika keduanya menjalankan kewajibannya masing-masing dengan baik dan saling memaafkan kesalahan-kesalahan kecil, maka kehidupan rumah tangga akan harmonis dan langgeng (Muna & Munir, 2021).
5. Tidak adanya kekerasan dalam bentuk apapun. Keluarga sakinah adalah ruang yang aman dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun psikis. Bahkan dalam kondisi penuh tekanan, kekerasan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun, termasuk dalih agama (Asman, 2020).
6. Kedewasaan pasangan. Ini rahasia utama yang sering terlewatkan. Keluarga sakinah tidak cukup dibangun hanya dengan cinta atau ditopang materi berlimpah. Diperlukan kedewasaan menyeluruh, mulai dari aspek fisik-biologis, sosial ekonomi, emosional, hingga spiritual. Pasangan yang matang secara pikiran dan jiwa akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan rumah tangga (Ulya, 2022).
Melalui pemahaman ini, kita dapat melihat bahwa rahasia keluarga yang sakinah, bahagia dan harmonis ternyata bukan sekadar soal material saja, kan? Yang terpenting adalah bagaimana kita membangun fondasi yang kokoh, menjalin komunikasi yang baik, dan terus mengembangkan diri bersama pasangan dan keluarga. Jadi, jangan terlalu fokus pada aspek material saja. Mulailah memperhatikan aspek-aspek penting lainnya dalam membangun keluarga. Karena sejatinya, keluarga sakinah adalah keluarga yang tidak hanya sejahtera secara material, tapi juga kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial.
Halimatus Sa’diyah
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
