DEPOKPOS – Memiliki keluarga Sakinah merupakan sebuah harapan atau cita-cita bagi setiap pasangan yang sudah atau akan memulai behtera rumah tangga, demi mencapai Ridha dari Sang Pencipta agar senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalani bahtera rumah tangga tersebut.
Tentu saja setiap manusia melakukan berbagai cara demi menjaga keutuhan rumah tangga yang mereka bangun, akan tetapi apakah semua upaya itu adalah upaya yang benar-benar di ridhai oleh allah. Salah satu caranya adalah dengan cara menjaga kesehatan mental pasangan kita, dengan kita saling menjaga kesehatan mental pasangan kita maka rumah tangga yang akan kita jalani pun akan berjalan dengan indah.
Pengertian keluarga sakinah sendiri dapat kita temukan di dalam QS. Al-Rum ayat 21 :
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa diciptakannya seorang istri bertujuan agar suami dapat membangun keluarga Sakinah, yaitu keluarga yang harmonis, bahagia lahir dan batin, hidupnya tenang dan tentram, damai dan penuh dengan kasih sayang. Istilah Sakinah ini digunakan untuk menggambarkan kenyamanan keluarga.
Menurut Sulistyaningsih dalam kajian tentang keluarga yang diselenggarakan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah-‘Aisyiyah pada Jumat (7/10/2022), tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mewujudkan ketentraman atau ketenangan dengan dasar saling mencintai dan penuh kasih sayang.
Menurut Wahbah al-Zuhaili, kata mawaddah sendiri mengandung arti cinta, sedangkan kata rahmah berarti kasih sayang. Cinta dan kasih sayang merupakan salah satu unsur pokok yang mendorong suami istri untuk mau saling membantu, menuntun keluarga pada pondasi dan tatanan yang kuat dan melahirkan ketenangan yang sempurna.
Menurut Prof. Dr. Abdul Azis El-Quussy (1977), kesehatan mental merupakan keserasian yang sempurna atau integrasi antara fungsi jiwa yang bermacam-macam, disertai dengan kemampuan dalam menghindari guncangan-guncangan jiwa yang ringan, yang biasa terjadi pada manusia di samping secara positif, dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan. Sedangkan menurut Harlord W. Bernard (1970), kesehatan mental didefinisikan sebagai penyesuaian individu terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan seefektif mungkin, senang hati, kegembiraan, dan tingkah laku sosial yang baik, serta kemampuan untuk menghadapi dan menerima kenyataan hidup.
Lalu apa yang harus kita lakukan agar dapat mewujudkan keluarga sakinah adalah dengan cara menjaga kesehatan mental pasangan kita, karena ketika kita membangun keluarga dengan mental yang sehat, maka bukan hanya keluarga sakinah yang akan kita hasilkan, keluarga yang Bahagia pun akan dengan mudah terbentuk.
Ada beberapa cara agar dapat mewujudkan keluarga sakinah yang memiliki mental yang sehat dan bahagia. Pertama dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, dengan kita mendekatkan diri dengan Sang Pencipta maka akan memperkuat mental kita. karena kita percaya segala ujian yang terjadi dalam rumah tangga akan mampu dihadapi dengan kita percaya bahwa Allah tidak akan pernah menguji hambanya di luar batas kemampuan kita.
Kedua, menjadikan rumah sebagai pusat ilmu. Pupuk iman adalah ilmu. Memiliki harta tetapi kurang ilmu akan menjadikan manusia diperbudaknya, karena ketika harta dinafkahkan maka akan habis harta tersebut. Berbeda dengan ilmu, ketika ilmu dinafkahkan maka ilmu akan semakin berlimpah (Chadijah, 2018).
Ketiga, menjalin komunikasi yang baik dengan semua anggota keluarga, menjalin komunikasi yang baik dapat membuat hubungan antara seluruh anggota keluarga menjadi erat, dengan adanya komunikasi yang baik maka akan meminimalisir terjadinya kesalahpahaman yang akan terjadi antara anggota keluarga, contohnya seperti rutin mengadakan kumpul antar anggota keluarga dan berbincang santai, pembahasan yang dibahas pun bisa apa saja mulai dari kegiatan-kegiatan apa saja yang sedang dilakukan maupun pembicaraan berupa wejangan-wejangan yang sering diberikan orangtua untuk anaknya.
Dengan menerapkan ketiga cara diatas kita dapat menjaga kesehatan mental diri kita maupun pasangan kita. In syaa Allah dengan ketiga cara diatas dapat membantu mewujudkan keluarga yang sakinah. Karena untuk mewujudkan keluarga yang sakinah bukan tugas salah satu pasangan tetapi tugas kedua belah pihak. Menjaga kesehatan mental dalam hubungan pernikahan, merupakan salah satu faktor untuk menuju keluarga yang sakinah dan tentunya yang di ridhai oleh Allah SWT.
Untuk menggapai atau mewujudkan keluarga yang sakinah dengan mental yang sehat memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa diwujudkannya. Hubungan pernikahan memiliki jangka waktu yang sangat panjang yakni seumur hidup. Maka, dalam menjalaninya pun pasti banyak lika-liku yang harus dilalui kedua belah pihak untuk menjaga pernikahannya langgeng hingga maut memisahkan. Dan untuk menjaga hubungan tersebut serta menggapai keluarga yang sakinah, dibutuhkan upaya dari keduanya untuk saling belajar dan menjaga perasaan atau kesehatan mental pasangannya.
Penulis : Witri Zakiyah Nufus & Althaf Shakahuzazi
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka