“Stunting Gate” Depok, DPRD Sebut Ada Bantuan Rp6,6 M

“Stunting Gate” Depok, DPRD Sebut Ada Bantuan Rp6,6 M

Besok itu akan kita cek pakai uang APBD atau uang dari pemerintah pusat

DEPOK – Media sosial (Medsos) dihebohkan dengan penampakan menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk pencegahan stunting di Kota Depok.

Pasalnya, makanan yang diperuntukkan untuk menambah gizi balita tersebut hanya berisi dua potong tahu kukus berkuah serta sedikit sawi dan nugget saja.

Bacaan Lainnya

Usai viral, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Depok, Mary Liziawati akhirnya memberikan klarifikasi bahwa makanan pencegah stunting yang sempat viral merupakan program PMT Lokal dalam bentuk menu kudapan atau makanan pelengkap.

“PMT lokal di Kota Depok diberikan selama 28 hari. Mulai tanggal 10 November sampai 8 Desember 2023,” tuturnya.

BACA JUGA:  Hadir di Sawangan, Wisata Petik Melon Langsung dari Pohon

Dia mengatakan anggaran program PMT lokal bukan dari APBD Kota Depok, tapi dari dana insentif fiskal untuk penanganan stunting dari pemerintah pusat.

“Anggaran berasal dari insentif fiskal untuk penanganan stunting. Diberikan itu karena Pemerintah Kota Depok dapat penghargaan karena angka stunting kecil,” katanya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelontorkan anggaran hingga Rp4,9 miliar untuk program PMT Lokal. “Tetapi yang dipakai untuk PMT lokal yang sekarang lagi ramai 4,9 miliar,” kata Mary di Kantor Pemkot Depok, Kamis (16/11/2023).

Tiap menu PMT baik kudapan atau makanan lengkap dibanderol dengan harga Rp18 ribu. “Karena ketentuannya dari Kemenkes tidak dibedakan antara kudapan dengan menu lengkap,” pungkasnya.

Ada pun sasaran program PMT Lokal sebanyak 9.882 balita setiap harinya dalam kurun waktu 28 hari.

BACA JUGA:  Pemutihan Pajak Kendaraan di Depok 1 Oktober hingga 30 November 2024

Di tempat berbeda, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok Ikravany Hilman menilai menu makanan pencegah stunting yang diberikan kepada ibu hamil dan balita itu sangat tidak layak.

Menurutnya, menu tersebut belum mencukupi nutrisi yang diperlukan. “Karena persoalannya bukan makanan, tapi nutrisi. Terpenuhi enggak nutrisinya buat ibu hamil dan balita. Menurut saya sampai hari ini belum terpenuhi,” kata Ikra, Kamis (16/11).

Ikra mengatakan Dinas Kesehatan Kota Depok mestinya mampu menganalisis menu makanan yang dibutuhkan warga untuk mencegah stunting. Menurutnya, menu nasi tidak tepat, karena warga Depok tak kekurangan beras.

“Tapi protein kayak misal telur, susu, buah itu jadi soal. Kalau itu makanan tambahan, ya itu harus memenuhi. Kalau tahu, saya kira rumah tangga di Depok masih sering makan tahu,” ujar Ikra.

BACA JUGA:  Janji Kampanye: Imam-Ririn Janjikan Kartu Yatim Sejahtera

“Ibu hamil perlu susu tambahan. Kan ada susu formula untuk ibu hamil. Kenapa enggak itu yang diberikan,” imbuhnya.

Ikra pun mengaku sedih karena banyak laporan soal menu makanan PMT itu. Menurutnya, anggaran yang dialokasikan untuk program PMT mencapai Rp4,4 miliar. Satu paket makanan dihargai Rp18.000 dikurangi pajak dan ongkos pengantaran.

“Informasi dari staf kami di Badan Anggaran itu sekitar Rp4,4 miliar. Tapi disebutkan juga malah ada bantuan dari pemerintah kota sebesar 6,6 miliar. Besok itu akan kita cek pakai uang APBD atau uang dari pemerintah pusat,” ucapnya.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait