People pleaser adalah sebutan bagi orang yang selalu memperhatikan kepuasaan orang lain dan mengorbankan kepentingannya diri sendiri agar orang lain tidak kecewa kepadanya
DEPOKPOS – People pleaser merupakan sifat umum yang dimiliki oleh orang yang tidak memiliki sikap asertif. People pleaser adalah sebutan bagi orang yang selalu memperhatikan kepuasaan orang lain dan mengorbankan kepentingannya diri sendiri agar orang lain tidak kecewa kepadanya.
Menurut Susan Newaman seorang psikolog Amerika Serikat, kebiasaan people pleaser berasal dari ingin merasa dipaling pentingkan dan selalu ingin berkontribusi dengan orang lain. People pleaser memiliki kebutuhan yang tinggi agar diterima oleh orang lain. Maka dari itu ia selalu setuju dengan pendapat orang lain tanpa mempertimbangkan pemikirannya.
Sosok people pleaser ini biasanya memiliki tingkat percaya diri yang rendah dan takut akan omongan orang lain. Ia tidak berani mengekspresikan dirinya karena takut dianggap aneh atau tidak sesuai dengan keinginan orang lain.
Seorang people pleaser jika tidak mendapatkan pengakuan atau penerimaan dari orang lain, dia akan merasa tidak percaya diri, minder, gelisah, bahkan dia akan menganggap dirinya buruk dan tidak berguna. People pleaser biasanya sulit untuk mengenali dirinya sendiri. Ia sulit dalam mengenali perasaan yang dia rasakan atau inginkan karena selalu memikirkan perasaan orang lain dan selalu memenuhi keinginan orang lain.
People pleaser meyakini bahwa dirinya layak dicintai atau disayangi karena dapat memberikan segalanya untuk orang lain. Ia akan rela berkorban untuk orang yang ia sayangi demi mendapatkan cinta dan kasih dari orang lain, ini bisa menjadi bahaya jika ia berada dihubungan yang toxic karena selalu menoleransi orang lain yang selalu berlaku buruk kepada dirinya.
Ada macam-macam jenis people pleaser yang sering kita temukan dikehidupan diantaranya :
Pertama selalu berkata “iya” disetiap permintaan, seorang people pleaser selalu mengatakan “iya” disetiap permintaan orang lain, mulai dari ajakan untuk pergi, dan permintaan menyuruh. Mereka tetap berkata “iya” meskipun tidak sesuai dengan keinginannya. Memilih untuk diam, tidak mengutarakan pendapatnya.