Pada era digital sekarang, informasi tentang kesehatan dan penyakit mental mudah diakses melalui media sosial, yang mengarah pada perilaku diagnosa diri. Fenomena tersebut dikenal sebagai self-diagnosis. Self-diagnosis merupakan suatu kondisi seseorang mendiagnosa dirinya atau memiliki penyakit mental dan mengeceknya melalui sumber tidak resmi, teman, keluarga, internet atau pengalaman masa lalunya.
Platform sosial dalam kehidupan remaja Generasi Z menjadi aspek yang tak terpisahkan. Banyak remaja menghabiskan waktu lebih dari empat jam per hari di platform sosial. Hal ini disebabkan oleh banyaknya konten menarik yang muncul di sosial media dan penyebarannya yang sangat cepat, memungkinkan remaja untuk melihat berita atau informasi terkini. Mulai terbukanya wawasan masyarakat dan remaja terhadap isu kesehatan mental dapat menyebabkan perilaku self-diagnosis, sehingga menimbulkan dampak positif juga negatif bagi mereka.
Dampak positif yang bisa kita rasakan, seperti banyaknya orang yang peduli tentang hal-hal kesehatan mental, seseorang juga dapat menilai gejala-gejala yang dialaminya dalam mempelajari ilmu tentang self-diagnosis. Namun diagnosa diri juga tidak berarti diterima dengan adanya pengaruh positif ini, karena pengaruh negatif yang didapat dari diagnosa diri jauh lebih besar dan banyak sehingga dapat membahayakan diri sendiri.. Selain itu, ada pula kekhawatiran kaum muda tentang kesehatan mental mereka dan menjadikan Generasi Z beralih ke situs internet untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan mental. Informasi yang mereka dapatkan belum tentu benar tidaknya.
Dampak negatif lainnya adalah dapat menyebabkan kekhawatiran yang berelebih, adapun gangguan kecemasan umum dan beberapa masalah kesehatan mental. Pengaruh buruk yang bisa terjadi akibat self-diagnosis yaitu salah diagnosis, penanganan, bahkan memicu gangguan kesehatan mental yang tidak terdeteksi makin lebih serius nantinya. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya informasi berita di internet yang tidak ada landasan ilmiahnya, rasa ingin tahu yang harus cepat terpuaskan, takut ke psikolog karena stigma, informasi kesehatan mental yang trendi dan tepat waktu
Cara mengatasi self-diagnosis yaitu memilah informasi kesehatan dari internet dan informasi yang diterima juga harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke psikolog. Selain itu, pemerintah juga harus mengambil peran penting atas penyebaran informasi yang tidak benar. Pemerintah juga dapat memblokir situs tentang kesehatan mental yang tidak terbukti kebenarannya.