DEPOK POS – Ketidakpuasan seseorang terhadap tubuhnya dapat muncul dalam pikiran orang tersebut karena setiap orang telah memiliki konsep tubuh ideal, sehingga jika seseorang merasa tubuhnya belum sesuai dengan kriterianya maka dapat mendorong keinginannya untuk menjadi lebih ideal, salah satunya dengan melakukan diet. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Safitri (2014) dalam ‘Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Diet Mahasiswi’, yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara body image dengan perilaku diet.
Diet merupakan salah satu upaya seseorang untuk membatasi makan secara sengaja dan berlangsung dalam waktu yang lama dengan tujuan untuk menurunkan berat badan dan menjaga keseimbangan berat badan supaya tetap terkontrol serta ideal.
Demi mendapatkan penampilan yang menarik dan menjaga penampilan tubuh, para remaja khususnya kaum hawa akhirnya rela untuk melakukan berbagai metode diet guna mendapatkan postur tubuh yang mereka idamkan. Banyak metode diet yang dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga tubuhnya tetap ideal, diantaranya adalah diet keto, diet atkins, dan diet paleo.
Diet keto adalah diet yang menerapkan pola makan tinggi lemak serta protein, namun rendah kadar karbohidrat. Data atkins merupakan pola makan dengan mengendalikan asupan karbohidrat dan menggantinya dengan lebih banyak asupan lemak. Diet paleo atau diet dengan membentuk pola makan seperti zaman prasejarah, yaitu dengan cara makan dengan sumber makanan yang tersedia disekitar kita dan mengolahnya secara sederhana, seperti ditumis, dikukus, atau dibakar.
Namun, untuk menentukan metode diet yang cocok dengan tubuh perlu berkonsultasi dengan profesional supaya diet tersebut efektif dan aman bagi kesehatan tubuh, bukan untuk memicu masalah lain terhadap kesehatan.
Sayangnya, pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai diet membuat banyak orang melakukan cara diet yang salah. Mereka yang memiliki metabolisme tubuh yang baik memang akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila menerapkan cara-cara diet tersebut. Namun setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda sehingga mereka yang tidak berhasil tentu akan merasa putus asa dan berakhir pada mengubah perilaku makan mereka secara menyimpang yang dapat berefek kepada kebutuhan gizi mereka.
Perilaku makan yang menyimpang akan menimbulkan masalah kesehatan yang membahayakan penderitanya apabila tidak segera ditangani. Gangguan makan juga dapat berdampak pada ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan gizi yang mereka butuhkan atau biasa yang dikenal dengan istilah “malnutrisi”.
Malnutrisi mengacu pada kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi atau nutrisi seseorang. Salah satu kelompok dari malnutrisi adalah masalah gizi kurang. Perilaku makan yang salah menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan status gizi dan menyebabkan kebanyakan orang akan mengalami kekurangan asupan makanan karena melakukan diet yang salah.
Keadaan kurang gizi dapat terjadi akibat penderita umumnya akan membatasi jumlah konsumsi makanan tanpa memperhatikan kebutuhan gizi harian. Pembatasan asupan yang berlebihan akan menimbulkan kekurangan energi dan kelaparan. Rasa lapar tersebut bila dikombinasikan dengan perasaan cemas, stress dan frustasi akan lebih membahayakan penderitanya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menerapkan diet yang aman dan sehat dengan tetap memperhatikan asupan gizi yang seimbang. Diet bukan berarti tidak makan. Diet hanya menganjurkan kita untuk mengatur asupan nutrisi tertentu dengan tetap memperhatikan pola makan.
Pemenuhan gizi yang seimbang tentu sangat diperlukan selama menjalani diet seperti mengonsumsi berbagai buah dan sayur, makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dengan porsi yang sesuai. Diet yang paling efektif adalah diet yang dilakukan dengan memilih jenis yang tepat bagi tubuh dengan cara melihat dari segi kebutuhan nutrisi ke tubuh atau AKG dan harus sesuai dengan aktifitas sehari-hari.
Pemilihan nutrisi utama yang menyesuaikan dengan aktivitas sehari-hari tersebut sangat diperlukan mengingat tubuh seseorang tentu membutuhkan tenaga yang dihasilkan dari makanan yang dikonsumsi sehingga makanan yang dikonsumsi harus pas dengan aktifitas yang dilakukan setiap harinya. Sebelum melakukan program diet, masyarakat juga lebih dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi agar mereka dapat mengetahui Angka Kebutuhan Gizi (AKG) harian yang dibutuhkan.
AKG harian tersebut berfungsi untuk mengatur pola makan yang masuk ke dalam tubuh berarti mengingat pemilihan jenis makanan ketika diet harus disesuaikan dengan AKG harian. Ketika sudah mendapatkan jumlah AKG yang tepat maka masyarakat juga akan mengetahui apa jenis makanan yang jumlah porsinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Perlu diingat kembali bahwa diet yang optimal tidak ditempuh secara instan. Tubuh tentu memerlukan berbagai penyesuaian terhadap pola makan agar menghasilkan berat badan yang ideal. Diet yang baik haruslah disertai dengan pola makan yang baik pula sehingga diperlukan pemilihan makanan yang tepat. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi saat diet adalah sayuran, buah-buahan, daging, tempe tahu, produk hewani seperti susu, telut atau yoghurt, hingga kacang-kacangan.
Sedangkan makanan yang harus dihindari adalah makanan yang mengandung kadang gula yang tinggi, makanan yang terbuat dari tepung (bila ingin memakan roti, sebaiknya pilih roti gandum), hingga makanan yang digoreng. Tak hanya itu, diet yang sehat juga harus disertai dengan pola hidup sehat seperti olahraga yang teratur, tidur yang cukup, minum air putih dalam jumlah yang cukup, tidak melewatkan sarapan serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman cepat saji.
Dengan demikian, alangkah baiknya ketika melakukan diet harus disertai dengan pemilihan asupan nutrisi yang tepat bagi tubuh atau dengan AKG dan harus sesuai dengan aktifitas kita sehari-hari. Masyarakat juga dapat melakukan konsultasi kepada dokter gizi terlebih dahulu sebelum melakukan diet agar jenis dan asupan gizi harian yang dibutuhkan tubuh tepat dan tidak menyebabkan malnutrisi yang dapat membahayakan tubuh.
Oleh Alviananda Zahra, Fadia Shafa, dan Fia Azzhara (FKM UI)