DEPOKPOS – Manajemen Risiko bukanlah sebuah tongkat ajaib, yang bisa memberikan segala solusi atas segala masalah dari risiko yang terjadi. Akan tetapi, Manajemen Risiko dimaksudkan agar organisasi pada sebuah perusahaan lebih siap dalam menghadapi berbagai kejutan dan melakukan mitigasi jika kejadian yang tidak dinginkan terjadi.
Berikut beberapa nilai dan manfaat dari manajemen risiko:
1. Mendorong agar sadar dan secara sistematis mengelola risiko.
2. Mengurangi kejutan karena adanya proses identifikasi.
3. Dampaknya terkalkulasi sehingga tergambar strategi dan langkah yang harus diambil.
4. Memberi pedoman kepada manajemen bagaimana mengelola dan mengatasi risiko.
Besarnya nilai dan manfaat Manajemen Risiko bergantung pada tingkat pengalaman operasional organisasi, tingkat kestabilan kondisi lingkungan bisnis, seberapa banyak pengalaman yang direkam dan dicatat sebagai dasar dalam melakukan analisis risiko, serta sejauh mana manajemen puncak mendukung dan bertanggung jawab dalam mengatasi risiko.
Dan mengacu pada tahapannya, hal-hal yang dapat dilakukan Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Risiko: usaha sadar, peran manajemen, tata kelola, metodologi, dll.
2. Identifikasi Risiko: inventarisasi, diskusi grup, alat analisis, dll.
3. Mengukur Dampak Risiko secara Kualitatif dan Kuantitatif: Pemetaan risiko dari segi kemungkinan dan dampak, dll.
4. Merancang Strategi Penanganan Risiko: transfer risiko, penerimaan, mitigasi, menghindari risiko, dll.
5. Pengawasan dan Pengendalian Risiko: Evaluasi (karena realitas berbeda dengan harapan dan perencanaan), dll.
Manajemen Risiko tidak dapat memberikan informasi secara spesifik untuk melakukan prediksi. Karenanya, manfaatnya tergantung pada kualitas dan kuantitas informasi yang tersedia serta sumber daya yang dialokasikan dan seberapa besar dampak yang dihadapi oleh sebuah perusahaan.
Dalam kondisi informasi yang terbatas, efektifitas Manajemen Risiko cenderung kurang, tetapi bukan berarti Manajemen Risiko secara sistematis tidak bisa dilakukan. Sedangkan ketika informasi tersedia secara melimpah, berbagai analisis kuantitatif dapat dilakukan oleh Manajemen Risiko, sehingga menambah tingkat kredibilitas Manajemen Risiko yang dilakukan.
Pada Manajemen Risiko, analisis kuantitatif akan lebih baik dari pada analisis kualitatif. Mengapa? Berikut beberapa alasan analisis kuantitatif dalam Manajemen Risiko akan lebih baik dari pada analisis kualitatif:
1. analisis kuantitatif sangat berkaitan dengan ketersediaan data, dan
2. akal cenderung mudah membandingkan apabila kuantitatif (karena lebih presisi).
Sedangkan syarat analisis kuantitatif adalah:
1. Data yang dimaksud tersedia.
Contoh: data dokumentasi, data pelaporan, dll.
2. Kemampuan analisis data.
Contoh: kemampuan matematika dasar, kemampuan statistik, dll.
Oleh: Nabila Azkiya, Mahasiswi STEI SEBI