Ekonomi Islam Berperan Pulihkan Perekonomian Nasional di Masa Covid – 19

DEPOKPOS – Dewasa ini, dunia sedang diguncang oleh pandemik hebat bernama Covid-19 (Corona Virus Disease). Peningkatan dari hari ke hari jumlah pasien terinfeksi virus Covid-19 sudah sulit dikendalikan diperlukannya suatu perencanaan yang jelas dan lugas dari pemerintah untuk menangulangi permasalahan ini. Corona virus sendiri merupakan sekumpulan virus yang berasal dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales (Yunus & Rezki, 2020).

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang terdampak wabah yang satu ini. Oleh karena itu, perlu tindakan pemerintah dan kesadaran penuh dari masyarakat agar angka penyebaran virus ini dapat ditekan. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh (Arum, 2020), Pemerintah Indonesia masih hanya melakukan penanganan berupa pembatasan sosial saja (social distancing). Padahal banyak kalangan yang menganggap bahwa lebih efektif menerapkan sistem karantina wilayah atau lockdown untuk mencegah penyebaran virus ini agar tidak menginfeksi lebih banyak orang (Nurhalimah, 2020).

Bacaan Lainnya

Lalu dengan kondisi saat ini, bagaimana perekonomian Indonesia bisa berjalan bahkan meningkat sedangkan penerapan social distancing di terapkan di berbagai wilayah. Indonesia Merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, merosotnya ekonomi Tiongkok tentu saja berdampak terhadap perekonomian global.

Dampak negatif pandemi ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, tidak hanya karena sifatnya virus yang menular, tetapi juga karena mobilitas penduduk dunia dan global value chains yang memang memiliki tingkat konektifitas yang sangat tinggi. Untuk Indonesia sendiri, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, memprediksi pertumbuhan ekonomi dalam skenario terburuk mencapai minus 0,4%.

Dengan kondisi di atas, timbul pertanyaan besar: bagaimana Indonesia mampu melaluinya? Apa yang dimiliki bangsa ini agar mampu bertahan di tengah gelombang wabah yang belum pasti kapan akan berakhir? Secercah harapan besar sejatinya ada dalam diri bangsa Indonesia. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, umat Islam dapat memberikan peran terbaiknya melalui berbagai bentuk atau model philanthropy dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah. Di antaranya berupa perintah untuk berinfaq, bershadaqah, berzakat, dan berwakaf, dan lain sebagainya.

Monzer Kahf, Tokoh pemikir ekonomi islam menjelaskan bahwa ekonomi adalah subset dari agama. Sehingga ekonomi Islam difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari paradigma Islam yang sumbernya merujuk pada al Quran dan Sunnah. Ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner.

Lalu bagaimana peran ekonomi islam pulihkan perekonomian nasional di masa pandemic ?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Islam berperan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) imbas pandemi corona. Ini dikarenakan dalam konsep ekonomi tersebut mengandung nilai solidaritas sosial, adil, kolaborasi, serta setara untuk semua.

Ketua Umum IAEI periode 2019-2023 itu menyebutkan instrumen ekonomi Islam seperti zakat, infaq, dan wakaf memiliki peran penting. Sebab, ketika pandemi mampu memperkuat solidaritas sosial dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Di antara solusi yang dapat ditawarkan dalam kerangka konsep dan sistem Ekonomi dan Keuangan Sosial Islam yaitu dengan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai, Pengembangan UMKM Yang Sangat Membutuhkan Pendanaan, Penguatan Wakaf Uang, Penyaluran Dana di Organisasi Pengumpul Zakat dll.

Dikutip dari Beritasatu.com, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso yakin industri keuangan syariah akan tetap bagus di tahun 2021 ini. Ia juga bahkan menyebut industri syariah bakal berpotensi tumbuh dengan skala yang lebih besar lagi.

Tapi untuk mencapainya ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Maka dari itu ekonomi islam berperan untuk pulihkan perekonomian.

Pemerintah Pacu Ekosistem Halal Value Chain 

Sektor industri makanan halal dan fashion muslim dapat menjadi sektor unggulan yang dapat berkontribusi dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Masa pandemi yang cenderung menghambat aktivitas global supply chain, menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menghidupkan pasar lokal dan aktivitas produksi nasional.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono menyampaikan bahwa Bank Indonesia dalam mengembangkan industri halal menggunakan pendekatan komprehensif, yakni melalui pengembangan ekosistem halal value chain.

Beberapa strateginya antara lain, pertama, pengembangan industri halal tidak dapat hanya bertumpu pada produk dan pelaku usaha, tetapi seluruh komponen secara end-to-end, mulai dari proses pengemasan, distribusi, sampai dengan pemasaran. Kedua, pengembangan ekosistem halal value chain juga mencakup sektor keuangan syariah yang mendorong pembiayaan syariah, baik melalui keuangan komersial syariah maupun keuangan sosial syariah, ZISWAF,” kata Doni di Jakarta, dalam pembukaan FESyar Regional KTI secara virtual, Selasa(27/7).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap, di masa pandemi saat ini bisa menjadi momentum ekonomi Islam mengambil peran. Hal ini salah satunya di industri farmasi untuk menerapkan aspek halal untuk vaksin. Dalam hal makanan halal, pemerintah turut memberikan kesempatan kepada industri mengembangkan produk dengan gaya hidup sehat. Sedangkan, di industri finansial, sistem perbankan syariah memiliki daya tahan selama krisis virus corona. Sistem ini mengadopsi dan melaksanakan nilai yang adil dan transparan yang diharapkan bisa secara konsisten diimplementasikan. [Via Nurafifah/STEI SEBI]

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait