Vaksin COVID-19 Digratiskan untuk Seluruh Warga Indonesia, Simak Rekomendasi WHO dalam Menghadapi Tantangan Pengalokasiannya !

Selama hampir satu tahun Indonesia melawan COVID-19, pemerintah dan masyarakat telah bekerja sama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian virus ini, dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun.

Selain itu, tameng besar yang digunakan Indonesia dalam melawan COVID-19 adalah vaksin COVID-19. Menurut CDC (Centers For Disease), vaksin dapat mengurangi risiko terkena penyakit dengan membentuk antibodi alami untuk melindungi tubuh kita tanpa merasakan penyakitnya.

Bacaan Lainnya

“Vaksin COVID-19 akan menjadi alat yang penting untuk membantu menghentikan pandemi”, demikian kata CDC, dalam laman resminya.

Indonesia telah menetapkan 6 jenis vaksin yang akan digunakan. Vaksin tersebut diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech Ltd. Sampai saat ini baru satu jenis vaksin yang tiba di Indonesia.

BACA JUGA:  THE RAIN Ajak Pendengar Kembali Ke Nuansa 80-an Lewat Lagu “Halaman Berbeda”

Vaksin virus corona yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal China Sinovac akhirnya tiba di tanah air tanggal 6 Desember 2020 sekitar pukul 21.30 WIB . Menurut Presiden Joko Widodo melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada gelombang pertama ini, dilaporkan ada 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 siap suntik.

“Akan ada 1,8 juta dosis vaksin COVID-19 siap suntik lain yang tiba pada Januari 2021,” ujar Presiden

Setelah itu beberapa hari kemudian, tepatnya Rabu tanggal 16 Desember 2020 Presiden mengumumkan bahwa pemerintah berkomitmen menyediakan vaksin COVID-19 secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Prof Wiku selaku juru bicara pemerintah dalam penanganan COVID-19 dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden (17/12/2020) menyampaikan bahwa penting diketahui, pengembangan vaksin COVID-19 dalam waktu yang sangat singkat merupakan tantangan besar. “Setelah vaksin berhasil dikembangkan ada tantangan lain yang akan kita hadapi. Tak lain memastikan persediaan dan seluruh masyarakat Indonesia mendapat akses vaksin tersebut,” Ujar Wiku menekankan.

BACA JUGA:  THE RAIN Ajak Pendengar Kembali Ke Nuansa 80-an Lewat Lagu “Halaman Berbeda”

Oleh karena itu, merujuk pada Petunjuk Klinis Pelayanan Vaksin COVID-19 Nasional, berikut ini merupakan roadmap alokasi vaksin yang disarankan WHO Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) dan yang dianggap efektif dalam menghadapi tantangan jumlah vaksin COVID-19 terbatas. Ada 3 skenario persediaan vaksin untuk dipertimbangkan :

⦁ Tahap I ketersediaan vaksin yang sangat terbatas (berkisar antara 1–10% dari total
populasi setiap negara) untuk distribusi awal
⦁ Tahap II saat pasokan vaksin meningkat tetapi ketersediaan tetap terbatas, (berkisar
antara 11-20% dari total populasi setiap negara);
⦁ Tahap III saat pasokan vaksin mencapai ketersediaan sedang (berkisar antara 21–50% dari total populasi setiap negara).

Prioritas yang akan diimunisasi menurut Roadmap WHO Strategic Advisory Group of
Experts on Immunization (SAGE) adalah;

BACA JUGA:  THE RAIN Ajak Pendengar Kembali Ke Nuansa 80-an Lewat Lagu “Halaman Berbeda”

⦁ Petugas kesehatan yang berisiko tinggi hingga sangat tinggi untuk terinfeksi dan dapat menularkan SARS-CoV-2 dalam Komunitas.
⦁ Kelompok dengan risiko kematian atau penyakit yang berat (komorbid).
⦁ Kelompok sosial / pekerjaan yang berisiko tinggi tertular dan menularkan infeksi karena mereka tidak dapat melakukan jaga jarak secara efektif (petugas publik).

Itulah rekomendasi strategi dari WHO, namun tetap tidak akan efektif jika dari masyarakat tidak mendukung strategi pemberian vaksin ini. Jadi, diharapkan juga upaya promosi kesehatan dari pemerintah Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang vaksin COVID-19 dan pengembangannya. Agar pemerintah dan masyarakat Indonesia berada sejalan dalam pencegahan dan penanggulangan pandemi COVID-19, dan pada akhirnya Indonesia bisa bebas dari virus COVID-19.

Penulis : Claudya Najoan
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait