
Dalam menghadapi kehidupan, manusia khususnya seorang muslim memiliki kebutuhan – kebutuhan yang harus dipenuhi dalam berbagai aspek urusan kehidupan. Satu – satunya tempat kita meminta adalah hanya kepada Allah SWT.
Setiap manusia memiliki parameter kebahagiaannya masing – masing. Sebagai ummat muslim yang taat, haruslah kita menjadi hamba Allah yang visioner dan memiliki tameng diri dalam menghadapi setiap ujian yang ada. Salah satu yang harus dimiliki seorang muslim ialah rasa pasrah kepada Allah sebagai bentuk dari kei-Islamannya. Dalam proses usahanya, seorang muslim haruslah mendasari segala aktivitasnya atas dasar keinginan mendapatkan ridha Allah SWT. karena segala perbuatan yang dilakukan tanpa niat ikhlas karena Allah akan menghasilkan kesia – siaan. Sebuah usaha yang maksimal tidak akan sempurna apabila tidak disertai dengan do’a kepada Allah sang pemilik segala urusan.
Dalam berdo’a kita seringkali mengharapkan hasil – hasil sesuai yang kita inginkan, namun terkadang hasil dari do’a tersebut tidak sesuai dengan yang kita harapkan bahkan pernah kita merasa bahwa do’a kita tidak dikabulkan oleh Allah SWT padahal kita telah berusaha sebaik mungkin, dan juga berdo’a. Lalu, mengapa do’a tak segera terkabul?. Dr. Najih Ibrahim dalam bukunya yang berjudul “Tausiyah untuk Aktivis Islam” menuliskan catatan yang harus diperhatikan oleh kita muslim yang senantiasa menginginkan kebaikan Islam tersebar ke seluruh alam ini, yaitu sebab – sebab mengapa do’a tak segera dikabulkan oleh Allah SWT, yang penulis simpulkan diantaranya :
Berdo’a pada kondisi diri yang belum memenuhi syarat dikabulkannya do’a. Terkadang kita tidak menghadirkan hati saat berdo’a, atau waktu berdo’a kita bukanlah waktu – waktu diijabahnya do’a, tidak khusyuk dan tidak merendahkan diri, atau mungkin mengabaikan syarat – syarat do’a penting lainnya.
Terkadang sebab tidak dikabulkannya do’a kita dikarenakan sebab tertentu, atau karena kita belum bertaubat atas suatu kesalahan yang pernah kita lakukan, mungkin makanan yang masuk ke dalam tubuh kita mengandung syubhat, atau ada hak orang lain yang belum kita tunaikan. Maka dari itu kita harus bertaubat dengan sebenar – benarnya. Dijelaskan dalam salah satu hadist Rasulullah SAW :
“Hai Sa’ad (bin Abu Waqqas), makanlah makanan yang baik – baik, niscaya engkau menjadi orang yang do’anya dikabulkan.”
Lalu, disebutkan juga di hadist yang shahih,
“Lalu, Rasulullah SAW mengisahkan seseorang yang rambutnya acak – acakan, berdebu, dan menengadahkan tangannya ke langit untuk berdo’a, ‘Ya Allah, Ya Allah.’ Padahal, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dari sumber haram. Bagaimana do’anya dikabulkan?” (Diriwayatkan Muslim, At – Tirmidzi, dan Ahmad)
Maka, pesan yang disampaikan oleh Dr. Najih Ibrahim dari hadist – hadist tersebut, kita harus membersihkan jalan – jalan terkabulnya do’a dari segala kotoran dosa.
Bisa jadi Allah ta’ala menyimpan do’a – do’a kita sebagai pahala yang akan diberikan ketika di akhirat kelak atau Allah menghindarkan keburukan dari kita.
“Jika di atas bumi ada orang yang berdo’a kepada Allah dengan satu do’a, maka Dia mengabulkan do’a itu atau menghilangkan keburukan darinya, selagi ia tidak mengerjakan do’a atau memutus hubungan kekerabatan. “Seseorang berkata, “Bagaimana kalau kita memperbanyak do’a?” Rasulullah bersabda, “Allah lebih banyak lagi mengabulkan do’anya atau menghilangkan keburukan darinya.” (Diriwayatkan At – Tirmidzi, Ahmad, dan Al – Hakim)
Penundaan terkabulnya do’a merupakan ujian keimanan dari Allah SWT. Pada saat do’a kita tidak dikabulkan oleh Allah, iman kita akan diuji dengan bisikan – bisikan syaitan yang akan melemahkan iman kita jika kita ikuti was – was syaitan tersebut. Seperti syaitan menimbulkan keragu – raguan hati kita terhadap kebesaran Allah. Sebagai seorang mukmin yang bertaqwa kita harus bisa melawan was – was yang diberikan syaitan dalam kondisi tersebut. Selayaknya kita tetap berhusnudzan kepada Allah atas apa yang telah Ia berikan.
Terkadang tidak terkabulnya do’ kita, akan membuat kita senantiasa merendahkan diri dihapan Allah SWT bahkan dihadapan manusia. Sebaliknya jika do’a kita dikabulkan oleh Allah SWT akan membuat kita sibuk dan terkadang lupa akan hak Allah yang telah memberi nikmat bahkan dapat menjadikan kita sombong.
Maka dari lima sebab tidak terkabulnya do’a kita dapat mengambil hikmah dan senantiasa melatih husnudzan kita terhadap Allah SWT. salah satu contoh teladan dalam bermunajat pada Allah SWT adalah kisah Nabi Zakaria yang meminta keturunan dalam kondisi sudah berumur dan istrinya mandul. Dalam Surat Maryam ayat 4, Allah abadikan perkataan Nabi Zakaria a.s “… dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, Ya Tuhanku.” Seorang Nabi pun mendapat ujian yang begitu berat, tetapi dengan keimanan dan ketaqwaan Nabi Zakaria terus meminta kepada Allah tanpa rasa kecewa. Atas kesabaran Nabi Zakaria maka Allah karuniakan seorang anak yaitu Yahya, yang kemudian juga menjadi seorang nabi.
Menjadi seorang hamba yang selalu berprasangka baik kepada Allah dan menerima segala ketentuannya, akan menjadikan kita sebagai hamba yang sabar dan memiliki rasa bahagia yang berbeda dengan biasanya, karna kita selalu yakin Allah adalah sebaik baik perencana dan adil serta Maha pengasih dan penyayang. Semoga kita termasuk orang – orang yang selalu melatih kesabaran serta berprasangka baik kepada Allah. Amiiin.
Ditulis oleh: Annisa Rizkiyah, Mahasiswi STEI SEBI.