
“….dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al-Isra:23)
Surah Al-Isra ayat ke-23 ini menjelaskan kepada kitamengenai sikap yang harus dilakukan oleh seorang anak dalam memuliakan kedua orang tuanya. Ayah dan ibu adalah kedua sosok pertama yang hadir ketika seorang anak lahir di muka bumi ini. Kasih sayang dan cintanya bak air mengalir di terik panasnya mentari.
Saat anak lahir, ibu menyapihnya selama dua tahun, merawat hingga besar, mendidik bak madrasah yang terbaik dengan menanamkan pesan kepada seorang puterinya yang beranjak dewasa, “Kamu adalah perempuan, jadilah sebaik-baiknya perempuan yang mampu terbang setinggi langit dengan cita-citamu namun tetap rendah dalam hatinya.”
Meskipun berbeda dengan Ayah yang mungkin lebih banyak diam, namun ia tetaplah pahlawan gagah yang mencari nafkah untuk anak-anaknya hingga tubuh tak kuat lagi menopangnya untuk berdiri. Ya, begitulah perjuangan yang dilakukan oleh ayah dan ibu untuk anaknya.
Maka sangatlah wajar bila bahkan Tuhan sangat memuliakan keduanya bahkan sangat melarang seorang anak mengucapkan kata “Ah” bagi keduanya. Pengorbanan mereka sungguh luar biasa dan bahkan takkan bisa dibayar dengan uang bertriliyun pun. Tak peduli walaupun pekerjaan mereka hanyalah seorang pemulung sekali pun mereka tetaplah sangat mulia.
Namun sangat disayangkan bila kini banyak ditemui kasus-kasus seorang anak tega menganiaya sang ibu atau seorang anak membunuh sang ayah hanya karena persoalan sepele. Seperti kasus seorang anak yang tega dengan sadisnya membunuh ayah kandungnya di Ciamis karena sang ayah terus menegur anaknya yang bersikap tak sopan saat sedang sarapan bersama. Hal tersebut sungguhlah sangat menyayat hati, seorang anak yang takkan bisa menggantikan semua yang telah orang tuanya berikan bahkan dengan menggendongnya berjalan kaki beribu-ribu kilometer jauhnya malah tega menghabisi nyawa ayahnya sendiri.
Sebagai seorang anak sudah seharusnya berbakti kepada ayah dan ibunya bukan malah menganiaya apalagi membunuh ayah dan ibu yang pada hakikatnya pasti mencintai anaknya, tak peduli bagaimana bentuk dan rupa sang anak.
Ayah dan ibu akan tetap menyayangi anaknya meskipun sang anak selalu membangkang perintahnya. Mereka akan tetap mendoakan yang terbaik bagi kebahagiaan anaknya meskipun anaknya mungkin malah mengabaikannya. Mereka bahkan melupakan kebahagiaan dirinya sendiri demi anak-anaknya. Begitulah sosok ayah dan ibu yang harus dimuliakan. (Miranda Nur Husna/PNJ)