
Ketika rindu dihiasi dengan pertemuan.
Ketika cinta bersatu dalam Mahabbah-Nya.
Ketika tawa canda diwarnai dengan senyuman.
Ketika kedua tangan saling merangkul untuk menguatkan
Sebuah lingkaran cinta yang kusebut dengan lingkaran ajaib. Bukan membicarakan soal cinta kepada makhluk-Nya melainkan cinta kepada pencipta-Nya. Lingkaran yang memberikan makna akan manisnya persaudaraan hingga menuju jannah-Nya.
Bertemu dengan saudara-saudara kita yang mempunyai tekad dan tujuan yang sama, pasti akan menimbulkan sebuah perasaan yang sama. Bukan soal perasaan hati pada manusia melainkan merebut hati sang Ilahi.
Dahulu aku bukanlah orang yang paham mengenai lingkaran cinta tersebut dan tidaklah penah terpikirkan olehku untuk turut ikut bergabung dalam lingkaran itu. Tetapi ketika hati merasakan sakit oleh manusia, sepi hati menghiasi kesendirian menjadikan sebuah kegelisahan hati dan sepi selalu menghiasi.
Mataku selalu melihat lingkaran cinta itu di rumah-Nya. Hati selalu ingin tergerak keluar dalam kesepian dan berkata, “Pergilah, berkumpulah dan lakukanlah bersama mereka di lingkaran itu.”
Menjadi sosok yang asing di awal pertemuan bersama mereka merupakan salah satu proses yang aku hadapi. Mungkin beberapa dari mereka aku mengenalnya, namun tidak menjadi masalah bagiku untuk berinteraksi dengan mereka sehingga dengan mudah kami saling memahami satu sama lain. Bertanya kabar dan menceritakan pengalaman masing-masing menjadi sebuah awal kedekatan kami.
Aku tergabung dalam lingkaran cinta yang diberi nama halaqoh cinta yang beranggotakan tujuh orang dengan didampingi seorang murabbi. Murabbi adalah seseorang yang melakukan proses tarbiyah dengan membina mutarabbi dalam sebuah halaqoh. Aku dan ke enam anggota lainnya disebut mutarabbi seorang yang menuntut ilmu dari murabbinya. Salah satu tujuanku mengikuti halaqoh cinta ini yaitu menjadikan pribadi seorang muslimah yang semakin taat akan perintah-Nya.
Pertemuan satu kali dalam seminggu menjadi rutinitas yang kami lakukan. Pembacaan lantunan ayat suci Al-Quran menjadi doa pembuka sebelum pemberian materi oleh murabbi. Terasa nikmat dan sejuk saat seorang murabbi menjelaskan segala sesuatu yang belum kita ketahui dengan cara penyampaiannya yang lembut sehingga mudah di mengerti. Pengetahuan tentang agama semakin bertambah dan kita dapat lebih kuat lagi dalam menjaga benteng keimanan dan ketaqwaan agar tetap istiqomah.
“Rasa nyaman akan didapatkan ketika kita menemukan jati diri yang sebenarnya.”
Kalimat tersebut kubuat untuk menyimpulkan sebuah perasaan nyamanku berada didekapan halaqoh cinta. Banyak sekali perubahan yang aku rasakan dan makna yang kudapatkan. Aku tidak tahu ini sebuah kebetulan atau tidak, tetapi semenjak tergabung dalam halaqoh cinta, kemudahan selalu menyertai jalanku. Dan aku percaya ketika urusan akhirat kutekunni maka urusan dunia mengikuti.
Aku akan selalu mengingat sebuah pesan yang selalu disampaikan oleh murabbiku.
“Carilah aku dan carilah kita ketika kamu berada di surga-Nya, bila kau tidak melihatku maka panggilah aku untuk bersamamu.”
Sebaik-baiknya sahabat ialah yang dijalani dengan tulus karena Allah maka mereka akan menjadi saudara yang saling mengasihi, saling membantu dan persaudaraan itu tetap akan berlanjut hingga ke akhirat kelak.
Bagiku, halaqoh cinta adalah lingkaran cinta yang menunjukkan cinta yang suci. Cinta yang membuat para penduduk langit cemburu. Membawa kedamaian dan ketenangan jiwa karena cinta di antara kita terpadu dalam cinta-Nya. Kuatkanlah cinta bersama halaqoh, jadikan cinta sebagai perjuanganmu yang manis dan tantangan sebagai peningkatan kualitas diri. (Reska Irawati/PNJ