Wisata Situs Nasional Ciung Wanara, Legenda Pasundan

“Ciung Wanara”, sebuah legenda dari tatar pasundan yang membumi di tanah nusantara. Berkisah tentang seorang pangeran yang terbuang, menjadi korban keserakahan Raja yang haus akan kekuasaan. Serta lika-liku perjuangannya dalam memperjuangkan kebenaran, hingga akhirnya menjadi seorang raja yang bijak, adil, dan terhormat yang selalu melaksanakan kebajikan. Terkenal dengan nama “Ciung Wanara”

Sudah banyak orang yang tahu legenda “Ciung Wanara”, cerita yang merakyat di kalangan masyarakat Indonesia, sebuah legenda dari tanah sunda yang sudah beberapa kali di angkat ke layar kaca. Namun tak banyak orang yang tahu dimana legenda itu terjadi, bahkan beberapa beranggapan itu hanya mitos tanpa bukti.

Ternyata sebuah destinasi pariwisata di kabupaten Ciamis, bernama “Situs Karangkamulyan” diyakini masyarakat sunda sebagai bukti bahwa legenda “Ciung Wanara” benar-benar telah terjadi di masa lalu. Hal tersebut dikuatkan dengan sebuah penelitian yang dilakukan Tim dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung yang dipimpin Dr. Tony Jubiantoro pada tahun 1997. Menurut Tim Balar tersebut, “Karangkamulyan” adalah pusat suci suatu kerajaan pada abad IX.

Dewasa ini, “Situs Karang Kamulyan” bukan hanya menjadi milik Kabupaten Ciamis, tetapi juga milik nasional karena sudah termasuk Benda Cagar Budaya (BCB) yang dilindungi pemerintah. Disana terdapat banyak benda purbakala yang bisa dinikmati para pengunjung, termasuk tempat-tempat yang diyakini sebagai tempat berlangsungnya legenda “Ciung Wanara”. Salah satunya adalah penyabungan ayam. Masyarakat sekitar situs menganggap tempat ini merupakan tempat Sabung ayam Ciung Wanara dan ayam raja.

Selain itu, pengunjung juga disuguhi dengan suasana alam yang segar, karena areal seluas 25 hektar tersebut ditumbuhi pepohonan aneka jenis, baik yang berukuran kecil maupun besar. Suasana mistis juga kental disana karena matahari tidak terlihat meskipun siang (redup), tertutup lebatnya pepohonan.

Tak hanya tumbuh-tumbuhan, pengunjung juga bisa memuaskan diri bermain dengan monyet-monyet yang menghuni kawasan situs. Monyet-monyet tersebut seringkali ramai mendekati pengunjung yang datang, berharap bisa mendapat makanan dari mereka yang sudah menyiapkan kacang-kacangan. Meskipun monyet-monyet disini tidak membahayakan, dan sudah terbiasa dengan kehadiran manusia, pengunjung tetap perlu berhati-hati, terutama terhadap barang bawaan, karena mereka seringkali jahil dan langsung main ambil.

Kawasan situs cagar budaya “Karang Kamulyan” di Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis juga memiliki sebuah Koleksi penting berskala Internasional. Koleksi tersebut berupa gong perdamaian dunia (World Peace Gong) dengan diameter 333 cm, yang diberi gambar bendera dari 218 negara di dunia, serta sepuluh agama yang ada di dunia.

Situs “Karang Kamulyan” boleh dikata mudah dijangkau, bertempat sekitar 17 km ke arah timur dari Ibukota Kabupaten Ciamis atau sekitar 7 km ke arah selatan dari Kota Banjar. Untuk sampai ke situs ini cukup mudah, karena berada di jalan nasional Ciamis-Banjar-Pangandaran. (Rusliana)