Studi: Pelurus Rambut Bisa Picu Kanker Endometrium

Studi: Pelurus Rambut Bisa Picu Kanker Endometrium

DEPOKPOS – Wanita yang sering menggunakan produk kimia untuk meluruskan rambut ditemukan memiliki risiko kanker endometrium yang lebih tinggi.

Hal tersebut ditemukan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute. Tak main-main, risiko bahkan dua kali lipat lebih tinggi dari mereka yang tak menggunakan produk kimia tersebut.

Bacaan Lainnya

Namun perlu dicatat, studi hanya dilakukan pada wanita kulit hitam, yang merupakan mayoritas pengguna produk kimia pelurus rambut di Amerika Serikat (AS).

Penulis studi utama sekaligus ahli epidemiologi kanker dari National Institutes of Health Alexandra White mengatakan bahwa penelitian tersebut didasarkan dari studi sebelumnya yang menemukan hubungan antara pewarna rambut dan pelurus rambut dengan kanker payudara dan ovarium.

“Kami tahu bahwa pelurus rambut ini mengandung banyak bahan kimia yang berbeda, termasuk yang bisa mengganggu endokrin. Kami berpikir mereka memiliki efek kesehatan yang merugikan untuk kanker sensitif hormon,” ujar White, mengutip AFP.

Hal itulah yang akhirnya membuat para peneliti hanya fokus pada kanker endometrium.

Penelitian ini menggunakan data lebih dari 33 ribu wanita AS berusia 35-74 tahun yang berpartisipasi dalam Sister Study. Studi ini dirancang oleh pemerintah untuk mengidentifikasi faktor risiko kanker dan kondisi lainnya.

Selama 11 tahun, sebanyak 378 wanita ditemukan mengembangkan kanker uterine. Utamanya yang memengaruhi jaringan yang melapisi rahim atau yang biasa disebut endometrium. Penyebabnya diduga akibat terlalu banyak hormon seks estrogen.

“Wanita yang dilaporkan menggunakan produk pelurus rambut hampir dua kali lebih mungkin terkena kanker endometrium dibandingkan wanita yang tidak menggunakannya,” tulis peneliti.

Sementara bagi wanita yang lebih sering menggunakan produk pelurus rambut memiliki risiko yang lebih besar, yakni 2,5 kali lipat. ‘Lebih sering’ didefinisikan sebagai lebih dari empat kali dalam 12 bulan.

“Kekhawatirannya adalah bahwa ada bahan kimia dalam produk ini yang pada dasarnya bertindak sebagai hormon estrogen dalam tubuh,” ujar White. Kondisi ini, lanjutnya, dapat mengganggu proses hormonal normal yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker.

Kemungkinan kedua adalah bahwa beberapa produk mengandung bahan yang bersifat karsinogen seperti formaldehida. Nama terakhir merupakan bahan kimia yang memutuskan ikatan antara protein keratin di rambut, yang mengubah struktur dan membuatnya jadi lurus.

Sayangnya, studi ini tak secara spesifik mengumpulkan informasi tentang jenis atau merek pelurus rambut tertentu yang digunakan. Tak diketahui dengan pasti juga bahan kimia apa yang menyebabkan berkembangnya sel kanker pada endometrium.

White mengatakan bahwa dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui hubungan antara keduanya.

Sumber: pafioku.org

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait