Propoganda di Balik Drama Korea ‘When the Phone Rings’

Propoganda di Balik Drama Korea ‘When the Phone Rings’

Oleh: Jasmine Fahira Adelia, Freelancer di Depok

Drama Korea ‘When the Phone Rings’ menuai kontroversi karena dianggap menyebarkan propaganda yang bias terkait konflik Palestina dan Israel. Dalam drama ini, negara fiktif Paltima dan Izmael ditampilkan dengan narasi yang cenderung menyudutkan pihak yang dianggap sebagai representasi Palestina. Hal ini memicu kecaman dari banyak pihak, termasuk netizen yang menilai bahwa media Korea mulai terseret dalam narasi pro-Zionis yang selama ini didorong oleh Barat.

Bacaan Lainnya

Kritik dari penonton menunjukkan keprihatinan terhadap representasi konflik Timur Tengah dalam media populer. Penggambaran yang tidak akurat atau bias dapat mempengaruhi persepsi publik dan memperkuat narasi tertentu yang mungkin tidak mencerminkan realitas di lapangan. Selain itu, dukungan negara-negara Barat terhadap Israel sering kali dilihat sebagai upaya untuk mempertahankan kepentingan mereka di Timur Tengah. Keberadaan Israel dianggap penting untuk memastikan konflik di kawasan tersebut tetap berlangsung, sehingga memungkinkan intervensi dan kontrol oleh kekuatan asing.

BACA JUGA:  Tindak Kekerasan di Perguruan Tinggi, Mahasiswa Jadi Korban: Kasus UGM dan Unila Soroti Keamanan Kampus

Kontroversi ini menyoroti pentingnya representasi yang adil dan akurat dalam media, terutama ketika membahas isu-isu sensitif seperti konflik Israel-Palestina. Media memiliki peran besar dalam membentuk opini publik, maka harus berhati-hati agar tidak memperkuat stereotip atau narasi yang tidak seimbang.

Dalam perspektif Islam, isu ini bukan sekadar polemik media, melainkan bagian dari skenario besar penjajahan terhadap umat Islam. Islam mengajarkan kaum Muslim adalah satu tubuh (umat) yang harus saling peduli dan bersatu dalam menghadapi ketidakadilan. Palestina adalah tanah suci bagi umat Islam, rumah bagi Masjid Al-Aqsa yang menjadi kiblat pertama umat Muslim. Oleh karena itu, segala bentuk propaganda yang mendistorsi kebenaran perjuangan rakyat Palestina harus dilawan dengan kesadaran dan penyebaran informasi yang benar.

BACA JUGA:  Kapal Kemanusiaan Madleen Gagal Capai Gaza, Ditarik Paksa Tentara Israel

Selain itu, sejarah membuktikan, Barat terus mendukung eksistensi Israel demi mempertahankan ketidakstabilan di Timur Tengah. Negara-negara besar memiliki kepentingan untuk tetap menancapkan hegemoninya di dunia Islam agar umat ini tidak bersatu. Dalam hal ini, media dijadikan alat ampuh untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan pihak penjajah dan merugikan umat Islam.

Dalam Islam, Allah SWT telah mengingatkan dalam Al-Qur’an bahwa kaum kafir tidak akan pernah berhenti memusuhi Islam hingga umat ini meninggalkan agama mereka (QS al-Baqarah: 120). Oleh karena itu, Muslim harus waspada terhadap segala bentuk propaganda yang berupaya mendistorsikan fakta dan melemahkan semangat perjuangan membela Palestina.

BACA JUGA:  Israel Ancam Kapal Bantuan untuk Palestina, Tuduh Greta Thunberg Antisemit

Sebagai Muslim, kita harus cerdas dalam menyaring informasi dan tidak terpengaruh oleh narasi yang menyesatkan. Media Islam harus lebih aktif dalam menyampaikan berita yang benar dan membongkar propaganda yang merugikan umat. Kesadaran ini harus dibangun sejak dini agar generasi Muslim tidak mudah terbawa arus pemikiran sekuler dan pro-Zionis yang kini semakin marak dalam industri hiburan global.

Akhirnya, isu ini mengingatkan kita bahwa perjuangan Palestina bukan hanya isu politik, tetapi juga jihad membela kehormatan Islam. Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk membela kebenaran dengan berbagai cara, baik melalui doa, penyebaran informasi, maupun dukungan nyata kepada perjuangan rakyat Palestina. []

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait