Mengatasi Mental Health Menjadi Mudah

Mengatasi Mental Health Menjadi Mudah

DEPOKPOS – Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kondisi mental health yang akhir-akhir ini menjadi issue hangat di tengah masyarakat baik awam maupun intelektual. Banyak para praktisi yang memberikan solusi terbaik untuk mengatasi issue mental health yang kini merebak dialami oleh sebagian besar masyarakat mulai dari anak-anak hingga lansia.

Seringkali kita melihat bahwa dalam penyelesaian masalah hanya berfokus pada masalah itu sendiri dan bagaimana supaya gejala yang tampak dari masalah itu bisa mereda, bukan berfokus pada akar masalah, mengalisa apa penyebab dari masalah yang muncul di permukaan, apa yang menyebabkan gejala tersebut ada? Apa pencetusnya? Apa faktor resiko yang berperan? Berfokus pada penyelesaian gejala dan mencari solusi pencegahan hanya berdasarkan apa yang tampak sejatinya tidak akan pernah bisa menyelesaikan sebuah masalah, karena masalah akan selesai dan tidak akan timbul kembali apabila akar masalah dan penyebab dari masalah itu sendiri dihilangkan, kemudian memberikan solusi jangka panjang akan faktor resiko yang bisa dicegah.

Bacaan Lainnya

Catherine de Lange seorang ahli ilmu saraf di dalam bukunya yang berjudul “Brain Power” menyinggung terkait kesehatan mental yang dipengaruhi oleh kepribadian, selain itu otak juga berperan dalam kesehatan mental serta bagaimana alam dan olahraga dapat meningkatkan otak dan suasana hati lebih baik yang pada akhirnya akan berdampak pada Kesehatan mental seseorang. Kepribadian seseorang pula disebabkan oleh lingkungan tempat ia tinggal dan pola asuh dari orang tua nya.

Beberapa psikolog memberikan solusi dengan konseling untuk mengatasi kesehatan mental seseorang, diharapkan melalui konseling, seseorang akan dapat meluapkan segala masalah yang ia alami dan mendapatkan treatment tertentu untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapinya berdasarkan kondisi seseorang tersebut. Namun apakah konseling ini benar-benar bisa mengatasi masalah kesehatan mental yang jika kita analisis lebih jauh maka penyebab menurunnya kesehatan mental ini adalah kebijakan-kebijakan negara dan tekanan lingkungan yang terasa menghimpit dan menyesakkan nafas.

Seorang ahli menyebutkan bahwa kondisi kejiwaan seseorang menjadi lebih baik ketika ia bersinggungan dengan agama dan menghadirkan Tuhan di dalam diri dan kehidupannya. Lantas bagaimana kondisi saat ini yang justru para penyeru sekulerisme ini dengan memaksa orang memisahkan agama dari kehidupannya, iya, sistem kapitalisme ini memiliki prinsip sekulerisme yang hendak menjauhkan seseorang dari agamanya. Agama hanya dipandang sebagai ritual peribadatan semata, padahal Islam bukanlah sekedar agama peribadatan. Islam memiliki pengaturan dalam setiap lini kehidupan, yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan individu, masyarakat, maupun negara.

Sulitnya hidup membuat orang mengalami penurunan kesehatan mental, tekanan dan tuntutan lingkungan yang memaksa seseorang sesuai dengan syarat akal yang penuh nafsu itulah yang menyebabkan kepribadian seseorang menjadi fokus pada penilaian orang. Fokus tidak lagi kepada meraih ridha Illahi dan memenuhi standar bahagia yang telah Tuhan tetapkan. Sekulerisme menjadikan seseorang menempatkan standar kebahagiaannya pada standar dan penilaian serta pujian manusia. Sulitnya mendapatkan semua itu menyebabkan seseorang down dan tidak sedikit yang kemudian melakukan bunuh diri karena tidak bisa mencapai taraf hidup yang ditentukan oleh sistem kapitalisme ini.

Sangat berbeda dengan Islam yang menjadikan negara sebagai penjaga dan pelindung umat. Islam tidak memisahkan agama dari kehidupan seseorang, juga tidak menempatkan hedonisme sebagai standar dan taraf keberhasilan dari kehidupan seseorang. Negara berkewajiban menjaga akidah umat, yakni menjadikan ridha Illahi sebagai tujuan dari setiap amal perbuatannya. Standar perbuatannya adalah syariat, bukan tekanan lingkungan maupun penilaian orang lain. Kesulitan dalam hal keuangan pula yang menyebabkan seseorang dalam sistem kapitalisme mengalami perburukan mentalnya.

Islam mengatur harta tidak hanya berputar di kalangan orang kaya, yang menyebabkan sebagian orang merasa sulit untuk mencapai taraf hidup sejahtera dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya seperti pendidikan dan kesehatan. Islam mengatur harta kepemilikan dan mengatur perputaran keuangan dalam Baitul Mal dengan baik dan adil untuk seluruh rakyat tanpa kecuali, sehingga setiap rakyat tidak akan kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya. Fokus dan tujuannya bukan lagi dunia dan pujian manusia, melainkan ridha Illahi. Individu memiliki cita dan tujuan yang lebih besar dalam hidupnya, yaitu surga Allah, bukan lagi kemewahan dan pujian manusia yang sementara di dunia.

Kepribadian setiap individu ditanamkan sejak dini dalam pendidikan berdasarkan sistem pendidikan Islam, sehingga tertanam individu berkepribadian Islam yang bertakwa dan takut akan dosa dan maksiat. Individu yang memiliki akidah dan iman yang kuat, sehingga tidak akan tergoyahkan hanya karena penilaian manusia yang bisa memalingkan fokus ridha Illahi menjadi fokus penilaian manusia. Tekanan dari lingkungan apalagi perfeksionisme tidak akan muncul pada individu yang berkepribadian Islam karena tujuannya bukanlah ridha manusia melainkan ridha dan cinta Illahi.

Sebetulnya mudah mengatasi mental health, kuncinya adalah perbaikan sistem yang telah membuat penurunan kesehatan mental masyarakat. Hanya dengan konseling tidak akan memberikan penyelesaian masalah dan mencegah timbulnya masalah pada individu yang lain, jika akar masalah penyebab penurunan kesehatan mental ini masih ada. Akar masalah ini harus dihilangkan sehingga akan bisa memberikan solusi yang komprehensif.

Syiria Sholikhah
Universitas Indonesia

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait