DEPOKPOS, PONOROGO – “Surya Alam” merupakan nama dari usaha kerupuk yang sudah digeluti pasangan suami istri Suseno dan Sutini pada awal tahun 1991 – sekarang. Awal mula hanya menjadi karyawan kerupuk biasa, akhirnya mereka mulai belajar secara autodidak melalui pengalaman selama bertahun-tahun menjadi titik awal Suseno dan Sutini untuk memulai usaha pembuatan kerupuk.
Dalam satu hari pembuatan kerupuk, Suseno dan Sutini bisa meghabisan sekitar 300-400 bungkus tergantung faktor cuaca pada hari itu, mereka bisa meraih omset 5 juta per bulan. Usaha pembuatan kerupuk diusahakan pasangan suami istri ini untuk menyekolahkan anaknya kejenjang universitas. Hingga kini usaha mereka dapat berinovasi dalam promosi yang lebih kreatif. Hal tersebut mengukuhkan mereka sebagai pelopor bagi rekan atau masyarakat di Kabupaten Ponorogo, dalam usaha pembuatan kerupuk, kini makin banyak masyarakat yang belajar langsung atau melalui media sosial kepadanya.
Di atas lahan yang sudah dibangun layaknya pabrik seluas 427 m² yang terletak di samping rumahnya di Dusun Pendung, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, banyak varian kerupuk yang disajikan oleh pengusaha tersebut. Adapun variannya yaitu kerupuk bandung(uyel), kerupuk rambak, kerupuk janten, kerupuk nuri, kerupuk udang.
Suseno dan Sutini belajar mengolah kerupuk secara autodidak melalui pengalamannya bekerja sebagai karyawan kerupuk lalu berinovasi dengan mempromosikan usahanya tersebut di media sosial. Interaksi melalui media sosial tersebut membuat ia berani mencoba. Tidak kalah penting, ia juga harus mengamati di lapangan dan hal ini menjadi pengalaman serta pola baru dalam pengolahan kerupuk yang sedang trend.
Memilih menjadi pengusaha kerupuk dibandingkan dengan usaha lainnya, Suseno dan Sutini mengatakan karena dengan menjadi pengusaha kerupuk di Dusun Pendung, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo , selain lahan untuk pembuatan kerupuk bisa minim, tata cara mengolahnya pun lebih mudah. Selain itu, biaya produksi juga lebih murah hingga 50 persen. Hanya saja, pada tahap awal butuh investasi lebih besar, namun selanjutnya sangat murah, hanya butuh bumbu dan juga bahan bakar yang memadai. Kerugian tetap dirasakan apabila cuaca tidak menentu seperti pada saat musim hujan, kayu bakar yang menjadi bahan bakar pembuatan kerupuk tidak tersedia, bahkan kerupuk tidak dapat diolah karena masih basah karena musim hujan.
Pengolahan Kerupuk
Meski terlihat sederhana, pengolahan kerupuk sesungguhnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi seperti yang Suseno dan Sutini rasakan bahan bakar yang masih menggunakan bahan tradisional yaitu kayu bakar. Pemberian bumbu khusus yang tepat, menunggu proses percetakan kerupuk, dan menunggu pengeringan dibawah terik sinar matahari menjadi hal penting yang harus diperhatikan agar kerupuk mempunyai rasa dan bentuk maksimal, baik dari sisi bentuk maupun rasanya, sehingga menghasilkan kerupuk bercita rasa premium.
Bagi pengusaha kerupuk pemula, mereka menyarankan jeli mengamati setiap tahapan dan cita rasa bumbu dan kerupuk, agar bisa menemukan pola pengolahan yang cocok dengan daerah atau kondisi sekitarnya. Banyak tips dan informasi yang bisa didapatkan untuk pengolahan kerupuk, namun yang jauh lebih penting mana yang cocok dengan kondisi dan praktik di lapangan. Selain itu, harus berani mencoba dan terus belajar.
Kepala Desa Duri, Kabupaten Ponorogo, Dwi Mahmudin, menjelaskan UMKM di Desa Duri meningkat akibat dari usaha pengolahan kerupuk “Surya Alam” milik pasangan suami istri Suseno dan Sutini. Desa mereka memang yang menyalurkan ide-ide usaha pertama kali adalah mereka sehingga masyarakat termotivasi untuk mencoba membuka usaha untuk meningkatkan UMKM Desa Duri.
Pemkab Ponorogo saat ini tengah melakukan riset untuk meningkatkan kualitas kerupuk dan promosi kreatif bagi masyarakat yang mau membangun usaha pengolahan kerupuk. Selain itu, juga melakukan riset mesin yang efektif untuk pengeringan kerupuk dan menjawab tantangan curah hujan yang tinggi karena berdampak pada hasil.
Suseno dan Sutini sudah membuktikan berkat keuletan dan kerja kerasnya bisa menghasilkan kerupuk premium. Keuntungan yang diperolehnya juga bisa menjadi penggerak bagi kalangan milenial atau Gen Z untuk terjun ke pengolahan kerupuk dan berinovasi dalam berpromosi secara kreatif di media sosial.
Sukses Suseno dan Sutini menjadi titik awal baru bagi Kabupaten Ponorogo untuk meningkatkan UMKM pada masa mendatang.
Ning Hayatul Khusnah