Hobi Makan Mie Instan dan Gaya Hidup Malas Gerak: Benarkah Penyebab Obesitas?

Hobi Makan Mie Instan dan Gaya Hidup Malas Gerak: Benarkah Penyebab Obesitas?

DEPOKPOS – Siapa sih yang tidak suka mie instan? Praktis, lezat, cocok untuk semua kalangan umur, dan pastinya cocok untuk kantong mahasiswa. Tak heran, Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi mie instan tertinggi di dunia. Tapi, tahukah anda? Konsumsi mie instan kerap dikaitkan dengan obesitas, apalagi jika digabungkan dengan gaya hidup malas bergerak alias “Mager”.

Namun, benarkah mie instan dan malas gerak adalah “biang kerok” kenaikan berat badan? Bayangkan seporsi mie instan yang mengepul di hadapan Anda. Gurih, praktis, dan mengenyangkan. Tak heran, pada 2022 saja, Indonesia menyantap 14,26 miliar bungkus mie instan, meningkat dari 13,27 miliar bungkus di tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup yang semakin tinggi, mie instan seolah menjadi jawaban atas kebutuhan makanan yang cepat dan terjangkau. Namun, di balik popularitasnya, mie instan sering kali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, terutama jika digabungkan dengan gaya hidup sedentari atau minim aktivitas fisik.

Tetapi, apakah benar mie instan dan gaya hidup “mager” adalah penyebab utama kenaikan berat badan?

Popularitas Mie Instan dan Tren Gaya Hidup sedentary

Mie instan sudah menjadi makanan favorit di Indonesia. Rasanya enak, harganya terjangkau, dan praktis—nggak heran kalau banyak orang mengonsumsinya setiap hari. Bahkan, menurut data, konsumsi mie instan di Indonesia mencapai 14,26 miliar bungkus pada 2022! Tapi, di balik popularitasnya, mie instan mengandung karbohidrat, lemak jenuh, dan natrium yang tinggi. Kalau dikonsumsi terlalu sering, ini bisa bikin metabolisme tubuh terganggu dan meningkatkan risiko obesitas.

BACA JUGA:  Tips Make Up Awet ala Ijfina Amalia

Di sisi lain, gaya hidup sedentari juga semakin lazim. Banyak orang lebih sering duduk berjam-jam di depan layar daripada bergerak aktif. Faktanya, prevalensi gaya hidup sedentari naik dari 26,1% pada 2013 jadi 33,5% pada 2018. Kalau jarang bergerak, tubuh jadi susah membakar kalori, dan hormon pengatur lapar seperti leptin malah nggak seimbang. Akibatnya? Kita jadi makan lebih banyak dari yang seharusnya. Gabungan konsumsi mie instan yang tinggi dan minimnya aktivitas fisik ini bisa jadi pemicu utama meningkatnya kasus obesitas di Indonesia.

Apakah Mie Instan Penyebab Utama Obesitas?

Meski mie instan sering dijadikan kambing hitam dalam isu obesitas, penelitian terbaru menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan analisis data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 pada penduduk usia 20-24 tahun di Pulau Jawa, ditemukan bahwa konsumsi mie instan dan gaya hidup sedentari tidak memiliki hubungan signifikan dengan obesitas. Sebaliknya, konsumsi makanan manis, minuman manis, dan makanan berlemak justru memiliki korelasi yang lebih kuat dengan obesitas.

BACA JUGA:  Tips Make Up Awet ala Ijfina Amalia

Temuan ini membantah persepsi umum yang menyalahkan mie instan sebagai penyebab utama obesitas. Meskipun begitu, konsumsi mie instan secara berlebihan tetap tidak disarankan karena dapat memengaruhi kesehatan metabolik tubuh dalam jangka panjang.

Apa penyebab utama obesitas?

Obesitas disebabkan oleh beragam faktor seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan genetik. Konsumsi makanan tinggi kalori, gula, dan lemak menjadi pemicu utama, apalagi tanpa diimbangi olahraga. Penelitian menunjukkan makanan berlemak berlebihan meningkatkan risiko obesitas hingga 1,105 kali lipat. Di Pulau Jawa, 85% orang kurang bergerak – aktivitas fisik mereka di bawah 150 menit per minggu. Padahal olahraga penting untuk membakar kalori dan mengatur hormon nafsu makan. Pada penderita obesitas, hormon-hormon ini terganggu sehingga tetap merasa lapar meski sudah cukup makan. Di Indonesia, 23,4% usia 20-24 tahun mengalami obesitas, dengan angka tertinggi di Jawa Timur sebesar 33,3%. Ini menunjukkan obesitas adalah masalah kesehatan yang perlu ditangani serius.

Mengapa gaya hidup sehat itu penting?

Obesitas bukan hanya soal penampilan, tetapi juga berisiko menyebabkan berbagai penyakit serius seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan jantung. Menjaga pola makan sehat dan aktif bergerak adalah kunci untuk mencegah datangnya penyakit. Tidak perlu olahraga berat kok! Kita bisa mulai dari berbagai kegiatan kecil seperti berjalan kaki, bersepeda, atau sekadar mengurangi duduk terlalu lama bisa menjadi awal perubahan positif yang dapat kita lakukan. Menurut WHO, aktivitas fisik selama 30-60 menit per hari sudah cukup untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, mengurangi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak serta meningkatkan asupan makanan kaya serat dapat membantu tubuh bekerja lebih optimal.

BACA JUGA:  Tips Make Up Awet ala Ijfina Amalia

Lalu, Fakta atau mitos Mie instan penyebab Obesitas ?

Penelitian ini mengungkap fakta menarik tentang pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat di Pulau Jawa. Meski mie instan sering dianggap “biang kerok” obesitas, hasil menunjukkan bahwa konsumsi mie instan saja tidak memiliki hubungan langsung dengan risiko obesitas. Namun, obesitas adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai faktor, seperti kualitas makanan, pola makan secara keseluruhan, dan aktivitas fisik.

Kombinasi pola makan yang tidak sehat—seperti konsumsi makanan manis dan berlemak—dengan gaya hidup sedentari tetap menjadi risiko besar bagi kesehatan, khususnya pada anak muda. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan adalah kunci. Mulailah dengan memilih makanan bergizi dan rutin bergerak, bahkan dengan aktivitas sederhana seperti jalan santai. Langkah kecil ini bisa membantu menjaga kesehatan tubuh dan mencegah obesitas serta penyakit kronis lainnya. Jangan tunda untuk hidup lebih sehat, karena kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai.

Penulis: Berlianida Shobrina, Khansa Padmawati Aqmar, Putri Nurul Khusna, Putri Widya Jufitri

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait