Program Food Estate Berpotensi Merusak Lahan di Masa Depan

Program Food Estate Berpotensi Merusak Lahan di Masa Depan

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terkait investasi pembangunan food estate di Papua bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/2/2024). Menurut Bahlil, pembangunan food estate di Papua untuk penanaman tebu.

Beberapa waktu lalu, dalam pemaparan pidato ilmiah pengukuhan guru besar dalam bidang Ilmu Ekonomi, Rabu (25/10/2023) di Universitas Airlangga, Muryani mengatakan food estate merupakan konsep pertanian berskala luas lebih dari 25 hektar yang berintegrasi dengan iptek, modal, serta organisasi dan manajemen modern.

Bacaan Lainnya

“Melalui pengintegrasian pembangunan ketahanan pangan dan gizi, harapannya kebutuhan pangan secara nasional maupun perseorangan dapat terpenuhi,” kata Muryani seperti dikutip dari laman Universitas Airlangga, Senin (22/1/2024).

Kendati demikian, Muryani mengungkapkan bahwa selain berpotensi mewujudkan ketahanan pangan, program food estate juga berpotensi merusak lahan di masa depan.

BACA JUGA:  PDIP Sebut Klarifikasi Kaesang ke KPK Cuma Gimik

Hal itu karena program food estate membutuhkan pembukaan lahan hutan konservasi dan gambut secara besar besaran.

Kerusakan yang timbul ini berkaitan dengan fungsi lahan gambut sebagai pengatur tata air, penyerap karbon, dan penjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati.

Sehingga, pengalihfungsian lahan gambut tersebut bertolak belakang dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 sebesar 41 persen dengan bantuan internasional.

“Kehadiran food estate memicu konsekuensi negatif cukup serius, mengingat ekosistem yang baru memusnahkan ekosistem yang lama,” kata alumnus Australian National University itu.

Proyek food estate tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua

Dilansir dari laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), proyek-proyek food estate tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.

BACA JUGA:  Pamit dari Kursi Wapres, Ma'ruf Amin: Mohon Maaf atas Segala Kekurangan

Presiden Jokowi mengungkapkan, pembangunan food estate ini merupakan kolaborasi sejumlah kementerian, mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Pertahanan.

Menurut Presiden, kolaborasi tersebut juga merupakan satu proses yang tidak dapat terpisahkan.

“Yang kerja itu beberapa kementerian, ada kementerian teknisnya Kementerian Pertanian. Ada membuat land clearing, irigasi, itu ada di Kementerian PU. Ada yang berkaitan dengan cadangan strategis bisa juga di [Kementerian] Pertahanan,” kata Jokowi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.

Jokowi mekankan bahwa pengembangan food estate bukan pekerjaan mudah. Sebab, angka keberhasilan panen pada tanaman akan meningkat dan mulai membuahkan hasil pada tanaman keenam atau ketujuh.

Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang sekaligus Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menjelaskan bahwa pemerintah tengah menggodok regulasi dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) guna mengembangkan program food estate tersebut.

BACA JUGA:  Bela Keluarga Jokowi, Staf Istana Sebut Kaesang jadi Korban Kebencian

“Untuk food estate ini merupakan kebutuhan ke depan. Penduduk kita akan meningkat dan tentunya food estate ini diperlukan. Progres sampai saat ini kita sedang mempersiapkan Perpres untuk food estate,” jelasnya dalam media gathering di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Dalam keterangannya dijelaskan bahwa, saat ini pemerintah masih terus mengembangkan area of interest (AoI) atau pemetaan daerah-daerah mana saja yang bisa dijadikan menjadi food estate sesuai dengan arahan presiden.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait