Judul Buku : Hotel Mooi Indie
Penulis : Sekar Ayu Asmara
Tanggal Terbit : Maret 2023
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 144
Genre : Horor, Romance
Berat : 0.2 kg
ISBN : 9786231860620
Lebar : 13.0 cm
Panjang : 20.5cm
Bahasa : Indonesia
Dia geram.
Dia marah.
Dia kecewa.
DEPOKPOS – Perselingkuhan, pintu kedua yang menjanjikan cahaya. Sisi gelap yang memeluk rahasia dalam senja. Ketika perselingkuhan terjadi, kedua pihak akan saling terluka. Mempertahankan masing-masing ego, terlarut dalam pilihan diri. Perpisahan bukan menjadi akhir segalanya, mereka hanya memilih untuk berhenti melukai.
Ketika kedua insan memutuskan untuk saling berkomitmen menjaga hubungan bahkan memasuki fase yang lebih serius, janji yang terucap bukan hanya sekadar ucapan belaka melainkan dibuktikan dengan tindakan nyata. Setelah memasuki fase pernikahan, hendaknya antar pasangan memahami betapa pentingnya saling mengerti dan mengisi kekurangan masing-masing. Tidak heran jika perselingkuhan terjadi karena adanya komunikasi maupun hubungan yang kurang baik diantara pasangan. Selain itu, rasa bosan kerap melanda pasangan suami istri, bahkan berujung pada perceraian. Maka, situasi seperti inilah yang membuat dosa-dosa di masa lalu kembali terulang. Nafsu sesaat untuk berhubungan kembali dengan mantan pasangan makin membara ketika semesta mencoba mempertemukan dengan keadaan yang jauh berbeda atau bahkan sama, hanya dengan suasana yang berbeda.
Daftar Isi
Biografi Penulis
Buku “Hotel Mooi Indië” merupakan karya dari seorang yang cukup multitalenta sebagai sutradara film, pelukis, produser musik hingga penulis skenario bernama Sekar Ayu Asmara Wanita kelahiran Jakarta ini menghabiskan masa kecilnya dengan berpindah negara mengikuti karier ayahnya yang menjabat sebagai Duta Besar. Ia pun pernah menetap di Afghanistan, Turki, dan Belanda. Semua bidang seni yang ditekuni, dipelajarinya secara otodidak. Film pertamanya, Biola Tak Berdawai, mendapatkan anugerah The Naguib Mahfouz Prize di Cairo International Film Festival 2003. Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada sutradara film pertama. Film keduanya, Belahan Jiwa, juga memenangkan penghargaan The Best International Feature Film di ajang New York International Independent Video and Film Festival 2007.
Sinopsis
Setiap orang baik pria maupun wanita memiliki sebuah keinginan untuk menjalin cinta dengan orang yang diinginkannya. Berbagai usaha akan dilakukan untuk menaklukkan sang pujaan hati hingga berlanjut pada tahap mempertahankan cinta terhadap pasangan atau menuju jenjang yang lebih serius yang dinamakan ‘pernikahan’.
Kisah diawali dengan kehidupan rumah tangga Wening dan Rudy yang pada masa-masa awal terasa menyenangkan, tetapi makin memburuk seiring berjalannya waktu. Watak asli seorang Rudy terungkap di kala mereka berpindah ke rumah barunya yang berada di Malang. Kemudian, sang sutradara muda, Bimo, begitu setia kepada seorang wanita yakni istrinya Bunga karena perlakuan tidak senonoh ayahnya terhadap sang ibu. Loyalitas hati seorang Bimo nyatanya tidaklah kokoh hingga ajal memisahkan. Nyatanya ia berselingkuh dengan aktris muda kawakan bernama Klariza. Kemudian, Ketut, seorang dokter yang sedang mendalami ilmu orthopedi telah menikah muda karena menghamili adik kelasnya semasa sekolah. Keharmonisan keluarga ini sangatlah buruk yang mengakibatkan munculnya pihak ketiga sebagai pemuas nafsu sang suami.
Mereka tidaklah saling mengenal tetapi persamaan mereka adalah berselingkuh. Secara kebetulan, kedatangan mereka juga di tanggal yang sama tepat pada 1 Juni. Perbuatan mereka itulah yang mengundang kekuatan hitam yang bersarang di hotel ini dalam membalaskan dendamnya di masa lalu.
Resensi
Novel “Hotel Mooi Indie” merupakan novel bergenre horor. Tidak hanya menceritakan kisah horor yang terjadi pada malam 1 Juni di Hotel Mooi Indie, novel ini juga dibumbui kisah romansa yang terjadi pada setiap tokohnya. Berlatar belakang di kota Malang, novel ini banyak menceritakan keragaman dan tradisi yang ada di kota Malang. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju mundur atau campuran. Hal ini dapat dilihat di masing-masing bab, dimana pada awalnya penulis memperkenalkan tokoh dan menceritakan kegiatan masing-masing tokoh pada masa kini, namun di bab berikutnya penulis menceritakan masa lalu atau kejadian yang terjadi pada tokoh tersebut, atau masa lalu tokoh lainnya.
Kisah pada setiap tokoh mengalami perkembangan dari setiap babnya walaupun terkesan berpindah-pindah atau tidak secara runtut menjelaskan tiap tokoh. Perselingkuhan dalam cerita menjadi topik pembahasan yang dialami setiap pasangan, ditambah adanya karma dari setiap perbuatan tersebut yang menimpa mereka di hotel ini. Sehingga pembaca dibuat sedikit bergidik ngeri membaca isi dari cerita tersebut.
Latar waktu pada cerita ini terbagi menjadi dua. Pertama pada tahun 1930 di saat pemilik Hotel Mooi Indië, Rudy tengah menjalani kehidupannya sebagai seorang pelukis sekaligus suami Wening. Kemudian, pada tokoh-tokoh lainnya tidak dijelaskan secara eksplisit tahun berapa terjadinya, tetapi tampaknya di masa-masa modern dan maju seperti saat ini. Dibuktikan pada kalimat “Gaya tempo dulu tetap dipertahankan. Tapi, ditambah fasilitas dan teknologi masa kini. Wi-Fi-nya aja udah 5G”. Hal inilah yang menjadi perbedaan diantara persamaan permasalahan yang ada.
Latar tempat yang digunakan adalah Hotel Mooi Indië. Semula terlihat seperti hotel yang mewah dengan gaya art deco tahun 1920-1930an. Keadaan hotel yang sangat ramai oleh orang-orang yang menginap dan keindahan-keindahan lainnya. Namun, itu semua sirna ketika Bimo, Dirga, Tatiana, Ketut dan Savitri tersadarkan bahwa hotel tersebut tidak seperti apa yang terlihat di awal. Contoh bukti konkretnya adalah kantor concierge yang di awal terlihat rapi dan tertata tetapi nyatanya merupakan tempat yang terlantar bahkan seperti bekas terjadi kebakaran di sana.
Penyesalan yang terjadi pada beberapa tokoh akibat tindakan gegabah mereka, dimulai dengan adanya suara-suara rintihan berupa “sapa wae kang maru kudu mati…”. Selain itu, terdapat sebuah tangan yang kerap menghantui mereka seperti memegang leher Bimo, memutar kenop air panas saat Ketut tengah mandi, dan berusaha menggapai leher Tatiana. Tangan ini milik Wening, yang pada semasa hidupnya ia dihukum oleh Rudy karena memergoki kelakuan bejat suaminya saat bercinta dengan Ponirah, pembantu di rumah mereka di salah satu kamar yang tidak boleh dibahas olehnya. Sehingga, tangan kanan Wening dipotong dengan kampak oleh suaminya sebagai bentuk hukuman.
Selain itu, novel ini juga memberikan sedikit wawasan mengenai penggunaan kata ‘gebetan’ yang begitu populer hingga masa kini. Pada halaman 35, ketika membahas kehidupan seorang DJ bernama Freedom, dijelaskan asal muasal kata ‘gebetan’. Awalnya merupakan singkatan dari GBT atau akronimnya adalah Gerakan Bawah Tanah yang cukup populer di era 1970-an. Seiring berjalannya waktu, singkatan ini sering disebut ‘gebet’ yang memiliki arti incaran seseorang untuk dijadikan pacar. Bagi orang yang dijadikan target sebagai pacar akan ditambahkan imbuhan -an di akhir kata menjadi ‘gebetan’.
Penokohan :
Tokoh utama dalam novel ini adalah Wening dan Rudy. Sebagaimana diceritakan kisah mereka yang awalnya adalah pemilik Hotel Mooi Indië. Rudy merupakan keturunan ayah Banda Naira dan ibu Belanda. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan mahir melukis. Kecintaannya terhadap dunia seni ternyata juga membawa jodoh kepadanya. Ia bertemu Wening, seorang penari topeng yang awalnya dimintai oleh Rudy menjadi objek sketsanya. Wening adalah seorang yang sabar. Ia sabar menghadapi Rudy, suaminya yang berselingkuh dengan janda di kamar hotel tak bernomor milik mereka.
Bimo adalah seorang sutradara film horor, ia sedang meneliti hal-hal horor yang bisa dijadikan sebagai film terbarunya. Semasa kecil, ia sering mendapati ayahnya menyeleweng dari ibunya, ia juga menjadi saksi ibunya berusaha bunuh diri akibat depresi melihat kelakuan ayahnya. Namun, sifat menyeleweng ayahnya turun kepadanya. Bimo sosok yang setia kepada istrinya karena ia memegang teguh janjinya kepada sang Ibu. Kesetiaan yang dimilikinya tidak sebesar hawa nafsunya, kecantikan Klariza membuat dirinya terlena dalam lingkaran perselingkuhan.
Klariza, perempuan dengan paras menawan dan juga aktris yang memulai karirnya di dunia foto model. Hubungan profesional antara dirinya dengan Bimo terjadi ketika mereka menggarap sebuah film. Bimo selaku sutradara sedangkan Klariza selaku pemerannya. Benih-benih asmara tumbuh seiring berjalannya waktu. Ibu Klariza selalu mengingatkan agar tidak merebut suami orang, tetapi pesona yang terpancar dari dalam diri Bimo sangatlah berbeda daripada pria-pria lainnya sehingga ia pun sangat sulit untuk menolaknya.
Ketut seorang dokter muda yang begitu menunjukkan ketampanan lelaki lokal Bali. Di umurnya yang ke 28 tahun ini, ia memiliki anak yang sudah berumur 10 tahun, karena menyetubuhi adik kelasnya bernama Putu Wahyuni. Walaupun dia berusaha bertanggung jawab, nyatanya pernikahan mereka tidaklah harmonis. Percekcokan sering terjadi bahkan Ketut kerap mencicipi beberapa perempuan. Nafsu birahinya terpuaskan ketika bertemu seorang DJ bernama Freedom. Dengannya, Ketut merasa senang dan segala keinginan seksualnya terpenuhi.
Dirga, mahasiswa Sastra Jawa yang hendak ke Malang menemui ayahnya. Di sana ia dipertemukan dengan seorang wanita yang gemar membaca buku. Dari pertemuannya itulah terjalin kedekatan diantara mereka dan tumbuh benih-benih cinta. Namun, hubungan yang dijalin tidaklah membuat Dirga menjadi seorang yang setia. Tatiana yang berkesempatan mengundang Dirga sebagai narasumber di podcastnya, rupanya membuka kesempatan lainnya untuk berhubungan lebih jauh. Hasrat seksual yang tinggi mengakibatkan mereka melakukan hubungan di kamar 205, tempat Tatiana menginap.
Tatiana, food vlogger kelahiran Jakarta dan besar di Kota Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat sebetulnya telah menjalin hubungan dengan Pandu, pria tinggi besar yang tengah membangun bisnis start-up bersama teman-temannya. Perlu diketahui, ia kerap merasa tidak tenang di saat LDR-an dengan Pandu dikarenakan ahli seksologinya mengatakan bahwa libidonya di atas rata-rata. Sehingga, untuk mengatasi hasrat seksualnya yang tinggi, ia pun terpaksa melampiaskannya kepada Dirga yang kebetulan terbuai dengan kemolekan tubuhnya.
Penjaga kantor concierge, Agung Widura tampak seperti orang yang mengetahui informasi mengenai hotel tersebut dengan baik. Agung menjelaskan pada Bimo bahwa di sana terdapat makam para topeng tanpa batu nisan. Ia pun menjelaskan secara gamblang bagaimana ritual tarian topeng ini berlangsung. Faktanya adalah Agung Widura adalah manusia jelmaan arwah Gus Wiwiek yang merupakan seniman dan teman baik dari Wening. Ia begitu berjasa ketika mencoba mencegah upaya bunuh diri yang akan dilakukan oleh Wening dan ia juga yang membuatkan tangan palsu untuknya. Wening begitu banyak berhutang budi pada Gus Wiwiek yang rela membantu dirinya dalam menjalani hari-hari bersama Rudy yang tak beradab itu.
Savitri merupakan anak pengusaha sukses bernama Bharoto Wibowo yang bergerak di bidang properti sekaligus pemilik Hotel Mooi Indië saat ini. Kebetulan ia sedang menginap di hotel tersebut, sedangkan sang ayah sedang sibuk mengembangkan sayap resornya ke wilayah lain di Indonesia. Ketika kejadian mistis menimpa mereka yang telah berselingkuh, ia pun juga turut mengalaminya walaupun sebetulnya ia hanyalah arwah yang membantu mereka keluar dari hotel terkutuk ini.
Kelebihan Buku :
Buku ini mengangkat cerita yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tema perselingkuhan yang dibahas dalam buku ini akan memberikan perspektif baru dan pesan moral mengenai konsekuensi jika melakukan perselingkuhan. Cerita Hotel Mooi Indië ini juga memberikan sedikit sentuhan cerita thriller dalam ceritanya. Penulis mampu membawa imajinasi pembaca melalui setiap pemilihan kata yang digunakan, sehingga pembaca cukup mudah membayangkan situasi dan keadaan yang terjadi dalam cerita. Diksi yang digunakan cukup sederhana. Sehingga pembaca tidak diberatkan dengan istilah-istilah, tetapi murni perbendaharaan kata yang sederhana.
Bahasa yang digunakan oleh penulis pun adalah bahasa sehari-hari atau bahasa yang umumnya orang Indonesia atau gen-Z mengerti. Jadi, pembaca kemungkinan bisa dengan cepat memahami alur cerita yang dibangun penulis.
Setiap kalimat dalam cerita tidak dibuat secara bertele-tele tetapi lebih terkesan padat dan jelas. Meskipun pada setiap kalimat cerita terlihat agak panjang tetapi pembaca tidak akan terlalu bosan untuk melanjutkan membaca cerita selanjutnya. Bahkan, pembaca akan dibuat penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kekurangan Buku :
Cerita Hotel Mooi Indië ini sedikit kurang greget. Klimaks persoalan yang dibahas dalam cerita ini tidak terlihat begitu jelas. Dalam cerita ini diceritakan bahwa ada teror tangan hantu yang menghantui masing-masing pasangan yang berselingkuh di Hotel Mooi Indië pada malam 1 Juni. Namun konflik yang ada dalam cerita tidak begitu bisa tersampaikan kepada pembaca, dikarenakan saat penjelasan konflik dimana masing-masing tokoh dihantui oleh Wening dan tangan hantu miliknya, penulis kembali menjelaskan cerita masing-masing tokoh, sehingga kesannya perasaan deg-degan dan mencekam yang dibangun saat cerita berlangsung tiba-tiba hilang digantikan rasa bingung karena harus mencerna cerita lain dari masing-masing tokoh.
Dari awal bab, penulis memperkenalkan masing-masing tokoh dan masa lalunya. Namun hal ini membuat sedikit tidak nyaman dikarenakan pada masing-masing bab penulis terkesan menceritakan satu tokoh, namun tiba-tiba melompat kembali menceritakan tokoh lainnya. Hal ini membuat seolah-olah penulis terlalu rumit saat menjelaskan tokoh-tokohnya. Sehingga pembaca disarankan untuk membaca buku ini lebih dari sekali untuk memahami bagaimana runtutan cerita dari masing-masing tokoh.
Buku ini juga membahas beberapa hal dan adegan dewasa. Diksi yang digunakan dan cerita yang disampaikan juga terkesan kasar dan tidak ramah untuk anak-anak dan remaja. Maka sebaiknya perlu dicantumkan di sampul buku kalau buku ini tidak cocok untuk anak-anak dan remaja.
Kesimpulan
Setiap perbuatan pasti akan mendapat balasan yang setimpal. Hal inilah yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Walaupun begitu, kepada setiap individu yang berselingkuh bukan berarti balasan terhadap mereka adalah kematian, tetapi cukup diberikan pengalaman yang membuat mereka jera akan perbuatan yang telah dilakukan. Sehingga harapannya para pelaku kemaksiatan ini tidak mengulangi perbuatannya dan sebisa mungkin membangun keharmonisan kembali antara dirinya dengan pasangannya.
Idlal Agung Kawiswara Basuki Putra
Mahasiswa Program Studi Belanda Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.