Pakar Forensik Komputer UI Ungkap Langkaj Penting jika Terjadi Kebocoran Data

Pakar Forensik Fasilkom UI, Ir. Setiadi Yazid, M.Sc., Ph.D.
Pakar Forensik Fasilkom UI, Ir. Setiadi Yazid, M.Sc., Ph.D.

DEPOK – Belum lama ini, muncul berita tentang kebocoran data kependudukan yang dijual di situs forum peretas. Data yang bocor ini meliputi nama, tanggal lahir, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, nomor akta lahir/nikah, dan lainnya. Tentunya, hal ini cukup meresahkan masyarakat.

Pakar forensik komputer dan security, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI) Ir. Setiadi Yazid, M.Sc., Ph.D., mengatakan bahwa kebocoran data adalah terbacanya data oleh pihak luar yang seharusnya tidak berhak. Hal ini bisa terjadi karena adanya penyerang yang berhasil menyalin data-data tersebut secara tidak sah. Penyerang, yang dikenal juga dengan julukan hacker, memanfaatkan celah atau kelemahan yang ada pada jaringan atau yang biasa disebut dengan vulnerability.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA:  Kisah Amato Rudolph, dari Kampus hingga Trek Balap

Karena faktor vulnerability, Setiadi mengatakan bahwa penyerang dapat membaca data tersebut tanpa seijin pengelola. Selain vulnerability dari sisi teknis, terdapat juga kelemahan lainnya dari sisi manusia yang dapat dimanfaatkan oleh hacker, yaitu melalui rekayasa sosial (social engineering), sehingga tanpa disadari petugas pengelola akan membiarkan hacker menyalin data yang seharusnya dirahasiakan tersebut.

BACA JUGA:  Serangan Israel ke Kamp Pengungsi Jenin Tewaskan Tiga Warga Palestina

Di luar semua celah di atas, Setiadi mengatakan masih terdapat kecerobohan yang disebabkan oleh human error, seperti mencatat password di tempat terbuka, ataupun berbagi password dengan teman, yang juga bisa menjadi awal dari kebocoran data. Lebih lanjut ia menyampaikan, pada dasarnya setiap sistem buatan manusia termasuk software, memiliki celah kelemahan.

BACA JUGA:  Prediksi Bayern Munchen vs Manchester United

Sudah menjadi kesepakatan dunia bahwa setiap kelemahan yang ditemukan akan diumumkan ke masyarakat luas. Daftar kelemahan ini disimpan dalam Vulnerability Database (VDB) yang dapat dibaca oleh semua orang. Dalam daftar ini dicantumkan juga cara mengatasinya sesuai dengan saran dari pembuat software. Karena itu, pihak pengelola sistem seharusnya selalu memantau VDB tersebut, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, sebelum kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh hacker.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait