Oleh: Sari Liswantini, Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok
Ramadhan adalah bulan yang mulia dan agung. Bulan penuh keberkahan serta ampunan dari Allah SWT. Karenanya kaum Muslimin akan selalu merindukan dan menanti datangnya Ramadhan dengan penuh sukacita dan bahagia sebagai wujud dari keimanan. Ramadhan disebut juga bulannya Al-Qur’an (Syahrul Qur’an), sebagai pedoman hidup manusia agar kebahagiaan dunia dan akhirat tercapai.
Sebagai bulan yang agung, kita diwajibkan berpuasa. Hikmah dari ibadah puasa pun akan semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa berarti taat kepada Allah dalam segala aspek kehidupan, berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya baik terkait akidah dan ubudiah (makanan, minuman, pakaian, dan akhlak), dalam bermuamalah (ekonomi, politik, pendidikan, sosial, pemerintahan, budaya, dan sebagainya) serta berbagai sanksi hukum Islam lainnya.
Ternyata belum dikatakan bertakwa apabila seseorang biasa melakukan ibadah shalat dan puasa Ramadhan atau menunaikan ibadah haji sekalipun sementara ia biasa memakan riba, melakukan korupsi tidak peduli terhadap urusan masyarakat, menzalimi rakyat, mengabaikan hukum Al-Qur’an dan menentang penegakan Islam kaffah.
Sejatinya takwa itu harus nyata dalam setiap sendi kehidupan kita. Jika dilihat definisi takwa menurut Imam Ali ra adalah al-Khauf min al-Jalil (takut kepada Allah Yang Maha Agung), al-‘Amal bi at-Tanzil (mengamalkan Al-Qur’an), dan Isti dad lil yaw mar-rahil (menyiapkan bekal untuk menghadapi hari Akhirat).
Dengan kata lain ciri orang yang bertakwa itu adanya rasa takut termasuk takut saat tidak berhukum dengan hukum Allah, juga takut saat mengkriminalisasi ajaran Islam dan ulamanya. Yang pasti ketakwaan itu harus totalitas. Oleh karenanya ketika Ramadhan datang, tidak hanya banyak membaca Al-Qur’an namun juga mengamalkan aturan atau hukum syariat yang terkandung di dalamnya.
Pasalnya, antusiasme Ramadhan menjadi momentum kaum Muslimin dalam mewujudkan ketakwaan. Salah satunya dengan membangun keshalihan tiap individu Muslim, yakni masjid-masjid penuh dengan orang yang menunaikan shalat, tilawah, zikir dan taklim. Itu semua patut disyukuri betapa energi umat sangat besar tercurahkan. Ditambah pula masyarakat sekitar yang peduli serta mengawasi jika ada seorang Muslim yang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Islam. Tak hanya itu saja, negara pun akan mengawasi dan memberi sanksi kepada siapa saja yang melanggar aturan Allah SWT. Sehingga semua berada dalam koridor syariah Islam.